Chapter 14 - Bad Boy

3.4K 238 18
                                    

***

Jangan lupa vote dan komen
Koreksi kalo ada typo!

***

Happy Reading!

James membuat Nadine sangat kelelahan. Nadine terlelap sekitar pukul tiga dini hari, tetapi kembali terbangun sekitar jam lima karena ciuman James di lehernya.

Nadine berpikir James adalah seorang pria perkasa. Ia sudah tidak dapat menghitung lagi berapa kali James berhasil membangkitkan gairahnya tadi malam. Empat? Lima? Nadine tidak ingat berapa persisnya, tapi berapa pun itu, tidak masalah bagi Nadine.

Nadine malas untuk membuka matanya kala merasakan sentuhan tangan besar James di perutnya dan bergerak ke dadanya. "James!" gumam Nadine.

Nadine mengelus lengan James yang berada di perutnya. "Kau masih tidak membiarkan aku masuk ke dalam hidupmu. Kau selalu memasang pelindung ketika bersamaku."

"Itu masalahnya," jawab James. "Aku tak punya apa pun lagi untuk melindungiku darimu. Kau sudah melucutinya dariku."

James melempar tangannya untuk mengelus payudara wanita itu, hingga membuat Nadine mendesah sembari menutup matanya. "Apa pun yang tersisa dariku, apa pun aku... aku milikmu."

Pria itu tidak membiarkan Nadine bernafas dan mulai menggigiti daun telinga Nadine hingga membuat wanita itu memekik.

"Apa yang kau lakukan!"

"Berusaha membangunkanmu untuk seks di pagi hari."

Nadine membalikkan tubuhnya menghadap James dan masuk ke dalam pelukan pria itu. Ia dapat mencium bau maskulin dari tubuh James, walau semalam mereka dipenuhi dengan keringat dan gairah.

"Apa kau sudah gila?!"

Ketika menatap wajah James, Nadine ingin mengatakan kalau pria itu sudah kehilangan akalnya sehatnya. Namun pelukan yang hangat serta bibir seksi pria itu membuat Nadine berubah pikiran. Alih-alih mendorong pria itu dari pelukannya, ia malah mencium bibir James. Nadine yakin ia juga sama kehilangan akal ketika berhadapan dengan prianya.

Nadine langsung larut dalam ciuman itu. Ciuman James seperti sihir yang dapat menyesatkannya kapan saja. Tapi di waktu bersamaan, James bagaikan candu seperti narkoba untuknya. Pria itu begitu mempesona.. menawan.. dan sangat seksi.

Nadine menyelipkan tangannya di antara selangkang James. Tanpa disadari wanita itu, sentuhannya dapat menciptakan mala petaka untuk James. Gerakan Nadine yang begitu lambat dan sensual membangun gairah yang belum terpendam seutuhnya, membuat James semakin liar.

James menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Dan pria itu tidak malu sedikit pun ketika seorang wanita menatap tubuh telanjangnya. Sial. Nadine tidak pernah bisa melepaskan tatapannya dari tubuh pejuang dengan tato seksi yang James miliki.

Nadine mencium James, menjelajahi mulut pria itu dengan lidahnya. Tangannya mencengkeram erat pundak James. Tubuh James terasa seperti terasa seperti tempat yang tepat untuk meminta perlindungan. Tempat yang memang diciptakan untuknya.

**

"Aku menyukai ini," kata James. Perlahan James bergerak turun hingga ke payudara Nadine. Pria itu menciumi dada Nadine hingga menimbulkan bercak kemerahan. James tahu kalau Nadine menyukai apa yang dilakukannya karena wanita itu mendesah, menarik rambutnya, dan melengkungkan badannya ke arah James.

Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang