Prolog 1.1

4.9K 273 19
                                    

Sam Smith - Writing's On The Wall

Koreksi kalo ada typo
Jangan lupa spam komen dan vote!

***

Italia, Cefalú

Seorang pria berpakaian rapi mengenakan topengnya sebelum turun dari mobil mahalnya, diikuti satu orang kepercayaannya yang berjalan membawa sebuah koper.

Orang tersebut berjalan santai melalui gang kecil lembab yang membawanya ke sebuah gedung tua tak terpakai. Bau tanah basah akibat hujan yang baru saja mengguyur kota ini terasa sangat mengganggu untuk orang itu. Ia mendengus sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Di bagian ujung terdapat sebuah ruangan terang akibat pencahayaan dari sebuah lampu berwarna kekuningan.

Dua orang pria yang berjaga lengkap dengan senapan yang dikenal dengan nama HK MP5 atau Heckler Koch Maschinenpistole. Senjata ini memiliki berat 2,9 kg, panjang 680 mm, kaliber 9m, dengan jangkauan jarak tembak 200 meter atau dapat memuntahkan 800 peluru/menit.

Orang itu jelas tahu dari mana mereka mendapatkan senjata itu. Selain memiliki manfaat yang luar biasa, tidak mudah memiliki senjata jenis ini bahkan ada anggota militer yang pernah ditolak saat ingin memegangnya.

Ternyata relasinya kali ini cukup kaya untuk memiliki jenis senjata itu. Sangat susah untuk mendapatkannya bahkan di pasar gelap sekali pun.

Ketika ia menyeringai kepada dua orang tersebut, salah satu dari mereka bergerak cepat untuk membuka pintu. Di dalam sana sudah ada seorang pria bertubuh rendah tanpa memiliki rambut dikepalanya. Ada tiga anak buahnya yang berjaga di dalam sana, yang masing-masing berdiri di tempat yang berbeda. Dua orang di bagian sudut ruangan, dan satunya lagi tepat berada di belakang pria itu.

"Senang bertemu denganmu, Asesin."

Orang yang dipanggil Asesin tersebut hanya menatapnya dengan datar tanpa mau mengeluarkan sedikit pun dari suaranya. Pria itu menjentikkan jarinya untuk meminta kaki kanannya maju dan memperlihatkan koper yang berisi sejumlah uang dalam bentuk poundsterling.

Ketika pria berkepala plontos tersebut ingin mencoba menyentuhnya, seseorang yang sering dipanggil consigliere kembali menutup kopernya dan berjalan mundur.

"Aku tidak akan berkata banyak di sini," ujar Asesin. Ia melanjutkan. "Kau memberikanku kejujuran, dan kau akan keluar dalam keadaan bernafas."

Pria berkepala plontos sempat kesulitan untuk menghela nafasnya sebelum kembali dalam keadaan semula. Ia tersenyum menyeringai sambil mengelus pelan rambut-rambut halus yang berada di bawah dagunya. "Kau mendapatkannya."

Salah satu anak buah pria itu maju dan memberikan sebuah koper berwarna gelap yang terlihat lebih besar dari pada milik Asesin. Ia memperlihatkan isinya sebentar sebelum kembali menutupnya. Di dalamnya terdapat narkoba dengan jenis heroin yang dikemas dengan kertas berwarna kecokelatan.

"Kau berikan uangnya dan aku akan memberikan benda ini kepadamu."

Asesin membunyikan pelatuk dari pistol yang ia simpan di balik jas mahalnya. "Bukan kau yang membuat peraturan, Rocco."

"Ikuti aturan mainku, atau kau dan anjing kecilmu akan mati di sini."

Rocco meneguk ludahnya dengan susah payah. Mungkin ia memiliki lima anak buah yang masing-masing memegang senjata api mematikan. Tapi Asesin dikenal seperti hantu di dunia bawah tanah. Tidak ada satu pun yang dapat mendeteksi keberadaannya. Tidak ada satu orang yang pernah melihat wajah Asesin kecuali consigliere-nya sendiri. Pria itu terlalu misterius dan membahayakan. Ia bisa melakukan apa saja tanpa pernah direncanakan sebelumnya. Pria itu bertindak dengan cepat, memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan tidak segan untuk menghabisi musuhnya atau menyiksa orang-orang yang sudah berkhianat kepadanya.

Chance Where stories live. Discover now