Chapter 34 - We Lost Each Other

617 73 30
                                    

Hi! Tadi malem aku gak update ya. Tapi sebagai gantingnya kali ini aku update panjang banget. Terserah dah tuh matanya sakit liat layar hape terus. Hahaha

Jangan lupa vote dan komen!
Koreksi kalo ada typo. Happy Reading ya!

***

"Bisa kau jelaskan padaku apa yang ada di sana?" tanya James dengan nada mengancam.

Nadine menatap James terkejut. Sial. Ia sudah ketahuan. Bertanya-tanya pada dirinya sendiri siapa yang sudah membocorkan informasi pribadi tentang dirinya yang seharusnya hanya diketahui oleh pihak federal. Apalagi ia berada dalam progam khusus yang dibentuk FBI.

"James..."

Nadine mengambil berkas yang dilemparkan James tadi. Semua informasi tentang dirinya tertulis jelas di lembaran kertas tersebut. Tidak ada yang terlewatkan. Bahkan seluruh sesi dan perkembangan pelatihannya sebelum bergabung secara resmi di FBI juga tertulis jelas di sana.

"Kau membohongiku?" suara James terdengar tajam dan mengerikan. Jika saja suara dapat membunuh orang lain, mungkin Nadine sudah kehilangan nyawanya saat ini.

"James, aku bisa menjelaskannya." Nadine berkata dengan cepat. Menatap James yang terlihat sangat kecewa terhadapnya.

Tentu saja James berhak untuk kecewa. Dia sudah membohongi pria itu untuk kesekian kalinya. Dulu hubungan mereka juga berakhir karna kebohongannya, dan sekarang pun Nadine merasa di posisi yang sama. Ia merasa dejavu yang sama.

"Kalau begitu jelaskan padaku." James berusaha untuk tenang.

Ia diam menunggu Nadine mengatakan sesuatu. Kali ini James memberikan istrinya kesempatan untuk menjelaskan semuanya. Ia tidak ingin kesalahannya di masa lalu membuatnya kembali berpisah dengan wanita yang dicintai yang kini sudah menjadi istrinya. Hanya karna ia tidak mendengarkan penjelasan Nadine dan menyimpulkan keputusan bodohnya sendiri.

Lama menunggu, Nadine tak kunjung bersuara. "Kau akan tetap diam seperti ini?"

James menarik napasnya kasar. Berusaha untuk tenang, walaupun rasa kecewanya terlalu besar kepada Nadine. Ia tidak menyangka kalau Nadine membohonginya selama ini. Membuatnya seperti orang bodoh yang begitu mencintai wanita itu, sedangkan Nadine secara diam-diam melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.

Akhirnya James memulai dengan pertanyaan paling dasar. Ia berusaha menahan amarahnya dan menatap Nadine dengan pandangan biasanya. "Apa semua yang tertulis di sana benar? Yang di katakan Lucas tentang kau itu benar?"

Sial. Tentu saja Lucas yang memberitahu James semuanya. James tidak akan bergerak sendiri, tidak ada alasan pria itu mencurigainya. Nadine sadar sejak lama, kalau Lucas akan menjadi penghalangnya dalam melakukan tugas negaranya. Sepertinya setelah putus dengan Zoe, Lucas benar-benar menargetkannya.

"Nadine..." panggil James dengan lembut yang membuat hati Nadine semakin mencelos. Ia benar-benar tidak ingin menyakiti pria itu.

Dengan ragu Nadine mengangguk. "Ya, itu benar."

"Kau bekerja sebagai agen FBI?"

Nadine terlihat bingung. Ia tidak tahu harus berkata apa. Semua rahasai besar yang sudah ia sembunyikan dari pria itu terbongkar sudah. Bayang-bayang James yang dulu meninggalkannya saat kebohongannya terbongkar kembali berputar di kepala Nadine. Mengejeknya dengan cara yang paling mengerikan. Dewi Yunani yang berada di perutnya menari dengan senang. Seolah-olah mereka sedang merayakan kehancuran Nadine saat ini.

Nadine lagi-lagi mengangguk. "Aku bergabung dengan mereka setahun setelah kedatanganku ke Amerika."

James merasa sekarang semuanya masuk akal. Hal yang membuatnya dulu bertanya-tanya mengapa ia sangat kesulitan menemukan Nadine padahal dia sendiri sudah memiliki kuasa yang cukup kuat. Bukan karena Nadine sulit ditemukan, tapi karna wanita itu menghilangkan semua identitasnya dan dengan sengaja menghilang seperti orang yang tidak pernah hidup sebelumnya.

Chance Where stories live. Discover now