"Faro, aku udah cantik belum?" tanya Senja, gadis itu adalah pacar Alfaro.

"Gimana lo nya aja, gak usah nanya gue! Kan lo yang ngebawa diri lo, bukan gue."

"Ih kok kamu ngeselin? Aku kan pacar kamu."

"Pacar doang."

"Coba sekali-kali tuh kalau lagi ngomong sama aku, hp nya di simpan dulu. Kamu lebih pentingin hp dari pada aku!" gadis itu berucap dengan kesal kemudian merampas paksa hp yang berada di tangan Alfaro, pasalnya lelaki itu sedari tadi tidak menatap lawan bicaranya.

"Kamu kenapa, sih?"

"Pentingan hp atau aku sih, far?"

"Maybe, handphone."

Mendengar hal itu berhasil memancing emosi Senja yang tiba-tiba memuncak karena ucapan Alfaro.

"Sekarang kamu pilih aku atau handphone? Kamu pilih handphone kita putus."

"Yaudah." Alfaro mengambil handphone nya yang berada di atas meja, kemudian berjalan dengan santai keluar cafe.

"Faro! Jadi kamu mau putus? Ntar kamu nyesel! Faro!" Alfaro tetap dengan santai berjalan keluar cafe tanpa memedulikan teriakan Senja yang semakin menjadi-jadi.

"Awas aja! Aku gak bisa dapatin kamu, orang lain pun juga gak bakal aku biarin buat milikin kamu! Kamu itu takdir dari Tuhan untuk aku, Faro!" -Senja berucap dalam hati.

***

Hari sudah larut. Sore telah berganti menjadi malam, sedari tadi Alfaro hanya bermain PS ketika pulang dari cafe. Saat ini Alfaro masih di sibukkan dengan bermain PS di kamarnya, dari tadi permainannya selalu gagal, padahal biasanya tidak seperti ini.

"Kenapa kalah mulu sih, faro? Ngapa lu? Patah hati?" kakak perempuan Alfaro memprotes.

Yang di protes pun hanya terdiam tanpa membalas ucapan sang kakak.

"Atau lagi suka sama cewek? Kalau suka ya jangan di pendam lah. Cowo itu harus berani, jangan main petak umpet, cowo yang mencari bukan maunya untuk di temui."

"Udah ah, bacot lo kak. Keluar sekarang! Gue mau istirahat."

"Ye, baperan lo!" ucapnya kemudian pergi keluar kamar, meninggalkan Alfaro yang sudah berjalan ke atas kasurnya.

Lelaki itu menatap langit-langit kamarnya. Fikirannya terus tertuju kepada Alana yang menjulurkan lidah ke arahnya untuk mengejek dirinya yang di hukum Pak Erik, siang tadi.

"Ah gue kenapa? Kenapa fikiran gue terus tertuju sama cewek kek dia, ya?"

Sempat terdiam beberapa detik, kemudian Alfaro kembali berucap pada dirinya sendiri. "Apa gue jatuh cinta, ya? Tapi selama gue pacaran kan, ga pernah serius. Masa kali ini gue bisa jatuh cinta? Sama orang yang gak tepat lagi."

"Ah, tapi kalau di lihat-lihat lana oke juga. Udah ada pacar sih.. tapi gue sama Denis mah, masih kalah jauh. Cakepan gue kemana-mana."

Alfaro mencari handphone nya, kemudian mencari kontak teman-temannya dan memutuskan untuk menelpon Sadewa.

Beberapa menit menunggu akhirnya Sadewa menjawab telpon Alfaro.

My Boyfriend Alfaro (COMPLETE)Where stories live. Discover now