Forty Seven

26 1 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Selamat menikmati
___________

Geo berjalan memasuki sebuah tempat yang dipenuhi hingar bingar musik yang memekakkan telinga. Tak dipedulikannya teriakan Ken yang berusaha menghentikannya. Matanya menatap tajam ke arah sosok yang sedari tadi dicarinya. Tanpa fikir panjang ditariknya tubuh orang itu kasar dan dilayangkannya sebuah pukulan ke wajah orang itu.

"Bangun Lo bangsat!" seru Geo yang sudah terbakar emosi.

Farel, lelaki yang sudah sedikit kehilangan kesadarannya akibat minuman keras itu bangkit dan mengusap sudut bibirnya yang terluka.

"Ah ada Geo ternyata, lo masih berani masuk ke tempat ini? Gue kira Lo udah jadi cowok cupu yang gak berani masuk ke club malam," ucap Farel dengan senyum mengejek.

"Lo yang cupu bangsat, lo perlakuin cewek seolah mereka gak ada harganya. Setelah itu lo pergi tanpa mau tanggung jawab, lo emang cupu brengsek!" maki Geo.

"Emang dasarnya mereka yang terlalu murah, cuma lagaknya aja sok kuat dan berkuasa," ucap Farel.

Bugghh

Satu pukulan kembali menghantam wajah tampan Farel, di susul dengan pukulan lainnya. Tak tinggal diam, Farel pun turut membalas pukulan Geo. Ken yang melihat itu terus berusaha memisahkan, namun keduanya sama sama tak mau mengalah dan terus saling memukul.

"Pertama lo bunuh kak Ai, kedua lo bikin Lia depresi, dan sekarang lo mau gangguin Ana? Mati aja lo bangsat, dasar cowok brengsek lo!" seru Geo di tengah perkelahian mereka.

Geo yang sudah dibakar emosi berhasil mengunci pergerakan Farel di bawahnya. Pukulannya menghantam wajah Farel dengan membabi buta. Sementara itu, Farel sudah mulai kehilangan kesadarannya dibawah Geo. Jika Ken tidak menghentikan pukulan Geo, mungkin Farel akan mati saat itu juga.

"Stop, Ge, Lo mau masuk penjara karna ini?" Ken menahan kepalan tangan Geo yang hendak menghantam wajah Farel lagi.

"Ana lebih butuh Lo sekarang, mending kita balik ke apart Fello," imbuh Ken.

Geo memejamkan matanya sejenak guna meredam amarah yang menguasainya. Tangannya terulur mencengram kerah pakaian Farel, ditariknya tubuh Farel mendekat hingga wajah mereka berhadapan.

"Gue peringatin Lo, sekali aja lo sakitin Ana atau Lia, gue gak akan segan segan bunuh Lo saat itu juga," geram Geo.

Geo menghempaskan tubuh Farel. "Gue bingung kenapa Lia masih cinta sama cowok brengsek kaya Lo."

Setelah mengatakan itu, Geo bangkit dan berjalan menjauhi Farel. Bersama Ken, ia berjalan keluar dari tempat laknat itu.

Sementara Farel, cowok itu sedikit terkejut dengan kalimat terakhir yang diucapkan Geo.

'Lia? Apa bener dia masih cinta sama gue?'

***

"Fel," panggil Ana saat melihat Fello memasuki kamar.

"Kenapa, Na? Lo butuh apa?" sahut Fello seraya berjalan mendekati Ana yang duduk di atas tempat tidur.

"Geo masih ada di bawah gak?" tanya Ana.

"Tadi pas gue tinggal dia ada, kenapa?"

"Gue ingin minta maaf sama dia." Ana menatap Fello yang duduk di sebelahnya. "Ternyata yang dia bilang bener, Farel gak sebaik yang gue kira. Seharusnya gue dengerin dia dulu, gue ngerasa bersalah banget."

Sepasang Sepatu #EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang