Forty One

20 2 4
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Selamat menikmati
_________________

BRAAK

Geo membuka pintu dengan kasar saat ia tiba di depan ruang rawat Lia. Perasaannya campur aduk saat berjalan memasuki ruangan itu. Tangannya bergerak cepat memeluk tubuh Lia.

"Maafin gue Li, maaf udah nampar lo tadi, gue gak bermaksud untuk--"

"Pergi!" Lia mendorong tubuh Geo kuat.

"Gue gak mau liat wajah lo, urus aja cewek lo sana. Gue gak butuh cowok kaya lo," jerit Lia histeris.

Geo kembali memeluk tubuh rapuh Lia yang bergetar. "Lia, jangan kaya gini. Gue gak bermaksud nampar lo, gue cuma kebawa emosi."

Lia memberontak dalam pelukan Geo. "Pergi, jangan deketin gue. Gue cuma sampah, kotor, gue kotor."

"Shhh lo bukan sampah Li," ucap Geo berusaha menenangkan.

"Pergi!" pekik Lia.

Tidak mau memperparah keadaan Lia, Geo memilih untuk mengalah dan beranjak keluar dari ruangan Lia. Saat tiba di luar, ia berpapasan dengan Feira.

"Kamu sudah di sini ternyata," ucap Feira.

"Iya tante," sahut Geo.

Feira menghela nafasnya panjang. "Tante khawatir sama keadaan Lia."

"Maafin Geo tante, ini semua karna Geo," ucap Geo penuh penyesalan.

Feira menepuk bahu Geo pelan. "Sudah, tante tau ini juga berat buat kamu. Pura pura mencintai orang lain saat hatimu sudah ada yang punya."

"Ha?"

"Tante tau kamu suka sama seorang gadis," ucap Feira.

"Kok tante bisa tau?" tanya Geo.

"Jangan kira tante gak nyelidiki kamu saat tante tau kamu deket sama anak tante," ucap Feira. "Tante cuma gak mau kejadian itu terulang lagi. Walaupun cuma pura pura, tante tetep khawatir."

Geo terdiam, dia tidak tau harus mengatakan apa.

"Tante minta maaf, Nak, tante sudah menyusahkan kamu." setetes air mata terjun bebas dari pelupuk mata Feira.

"Tante terlalu egois dan menahan mu untuk tetap bersama Lia. Tante hanya memikirkan keadaan Lia tanpa memikirkan bagaimana perasaan mu," ucap Feira.

"Tidak apa apa tante, Geo memang mau melakukannya."

Feira menatap wajah Geo dalam. "Kamu bisa pergi jika kamu ingin."

Geo menggeleng. "Geo akan bantu Lia sampai akhir."

"Lalu bagaimana dengan kamu Geo? Ada seorang gadis yang perlu kamu perjuangkan sekarang, dia lebih penting dari pada Lia."

"Jika memang dia diciptakan untuk Geo, maka seberapa jauh Geo melangkah akhirnya akan ada jalan untuk kembali padanya."

"Terima kasih Geo, tante berhutang budi padamu," ucap Feira tulus.

"Ngomong ngomong apa yang di katakan dokter tadi?" tanya Geo mengalihkan pembicaraan.

"Dokter bilang Mentalnya semakin down, keadaan dia lebih buruk dari saat dia tes kesehatan terakhir kali," ucap Feira.

Geo terdiam mendengar perkataan Feira, rasa bersalah semakin mendominasi di hatinya.

"Kamu tidak perlu menyalahkan dirimu sendiri Geo, ini semua sudah kehendak yang di atas. Apalagi kamu juga tidak berniat menamparnya kan?" ucap Feira seraya mengusap punggung Geo.

Sepasang Sepatu #EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang