Agretarion : 26 (Ngidam)

2.7K 200 8
                                    

Aku lagi buntu bgt tapi maksain karna pengen selesai akhir tahun. Moga ni kepala ga meledak.

Enjoy!

.........

Rion sedari tadi berusaha sabar menghadapi mood ibu hamil yang labil. Ia berusaha menuruti segala keinginan Greta meskipun tubuhnya serasa remuk.

Saat di kantor tadi, Rion tidak fokus bekerja karena istrinya itu terus menerus menelpon mengatakan bahwa ia rindu suaminya. Daripada terus-terusan menelpon, Rion memilih untuk segera pulang ke rumah.

"Sayaang ayoo Ta mau makan sate" rengeknya lagi.

Hari ini Greta sudah meminta banyak sekali makanan, mulai dari soto, bakso, ketoprak, martabak manis, juga rawon. Tapi tak ada satupun dari makanan itu yang tersentuh lidah Greta. Setelah meminta satu makanan,  ia akan meminta makanan lain. Memang sangat merepotkan tapi Rion senang, demi istri dan anaknya.

"Ta, yang itu aja belum kamu makan" ujar Rion sembari menunjuk semua makanan diatas meja.

"Ta mau nya sateeeee"

Rion menghela napas pelan. "Iya aku cari dulu ya sate nya" ucapnya sambil mengecup hidung Greta. Greta tersenyum malu. Padahal Rion melakukan itu karena kebiasaannya, tetap saja Greta malu malu.

"Sayaang" Rion menoleh saat sudah diambang pintu.

"Kenapa cantik?"

"Ta maunya sate yang deket gang haji Malik itu" Rion juga inginnya beli disana, tetapi tadi saat ia membeli soto didaerah itu juga, ia melihat warung sate disana sedang tutup.

"Lagi tutup sayang"

"Ih gamau pokoknya mau sate yang itu" kekeh Greta.

"Ayo kamu ikut aku kalo ga percaya" ajak Rion. Greta beranjak mengikuti Rion.

"Tuh apa aku bilang, warung nya tutup. Ga percayaan banget sih" Greta melirik Rion.

"Kok Rion marah?! Rion ga ikhlas ya turutin apa maunya Ta sama dede bayi? Rion gamau ngurusin Ta lagi? Rion capek?"

"Iya Ta aku capek! Pulang kerja disuruh beli ini itu tapi ujungnya ga kamu makan. Badan aku rasanya mau remuk tau ga" Rion tidak sengaja membentak Greta. Meskipun bentakannya tidak keras, tapi Greta sakit hati.

Greta memalingkan wajahnya ke arah jendela. Air matanya menetes tanpa permisi. Greta menangis dalam diam. Sementara Rion sudah lelah dengan sikap Greta yang sensitif. Ia memijat pangkal hidungnya pelan.

"Ayo pulang" cicit Greta. Rion membiarkan Greta menangis. Ia kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan area warung sate.

Sesampainya dirumah, Greta langsung pergi ke meja makan. Dihadapannya ada berbagai makanan yang ia minta tadi pada Rion. Greta sedih, mengapa ia sejahat itu pada Rion. Rion pasti lelah dengan kerjaan di kantor, dan ia malah menambah beban suaminya itu dengan meminta ini dan itu.

Mengingatnya membuat Greta menangis lagi. Greta meraih bakso yang sudah mulai dingin itu kemudian memakannya sembari menangis. Kuah bakso dan air mata bercampur menjadi satu.

Rion yang melihat itu merasa bersalah karena sudah membentak Greta tadi. Seharusnya ia bisa mengerti mengapa sikap Greta seperti itu.

"Sayang" Rion menghampiri Greta dan duduk disebelah istrinya itu.

Greta tidak menjawab juga tidak menoleh. Mulutnya sibuk mengunyah bakso.

"Mau aku suapin?" Rion mengambil mangkuk bakso itu tetapi Greta kembali menariknya.  Lelaki yang sebentar lagi menjadi seorang ayah itu hanya mampu menghela napas pasrah. Ia tahu, Greta sekarang sedang dilanda rasa bersalah.

AGRETARION (END) Where stories live. Discover now