Agretarion : 8 (Tragedi Mie Rebus)

4K 382 20
                                    

Petunjuk :
Sebelum baca, layar hp nya di tap dulu. Terus, klik simbol bintang di pojok kiri bawah. Setelah baca, komen yaw!

Enjoy

..........

Rion mulai jengah ketika Greta merengek ingin mie rebus.
Hari ini hujan deras mengguyur kota Bandung. Kalian pasti mengerti, mengapa Greta ingin mie rebus.

Bukannya tidak mau menuruti, Rion khawatir Greta sakit lambung. Kemarin gadis itu sudah memakan mie, jadi sangat tidak baik untuk kesehatan gadis itu.

"Rioooon.... Please.." Greta mengedipkan matanya berkali-kali dengan cepat.

"Engga Ta, baru kemarin kamu makan mie goreng, sekarang minta mie lagi." Greta semakin merengek.

"Ayolah Yon, boleh ya?????...." Rion mendelik kesal.

"Terserah" ketusnya, seraya meraih remote tv, memindahkan channel berkali-kali.

"Yes!! Tapi Ta ga bisa masaknya. Bibi sama bunda kan lagi ke supermarket" Greta bingung, pasalnya ia tak pernah menyentuh alat-alat dapur, ah bukan tak pernah. Greta sering membantu Dea memasak, tetapi Dea jelas membatasi apa yang dikerjakan Greta. Greta hanya diperbolehkan mengupas saja. Saat membuat cilok pun, Greta tak membantu banyak, hanya mem 'bulat-bulat' adonan.

"Masak sendiri" ucap Rion masih dengan nada ketusnya. Cowok itu kemudian beranjak pergi menuju kamar, tak peduli dengan apapun yang gadis keras kepala itu lakukan. Lagi pula ia yakin bahwa Greta tak akan berani memasak. Gadis itu takut api. Tapi, Rion lupa, bahwa kompor dirumahnya adalah kompor tanam induksi.

Greta menghentakkan kakinya kesal. Ia pergi menuju dapur, guna memasak makanan yang ia inginkan saat ini.

"Pertamanya gimana dulu ya?" Greta bertanya pada diri sendiri.

"Ah ya, di bungkus mie nya kan ada petunjuk!!" ucap Greta girang.

"Ih tapi cuma gini doang, gak detail" gerutu gadis itu.

"Eh iya, kan ada mbah gugel" Gadis itu kemudian meraih ponselnya dan mulai berselancar di dunia per google an.

Setelah menemukan petunjuk penyajian, Greta kemudian mulai memasak. Ia sedikit ragu, karena ia tak pernah memasak.

"Rion nyebelin" gerutunya.

"Eh ini nyalain kompornya gimana?!" ucap Greta sedikit heboh.

Ia kemudian meletakkan panci diatas kompor, dan mulai mencari tahu bagaimana cara menyalakan kompor itu. Greta terkejut, belum sempat ia mencari, air didalam panci sudah mendidih.

"Loh? Kok bisa?!" Greta berusaha mengabaikan itu. Ia meraih mie instan yang sudah ia ambil, dan memasukkannya kedalam panci.

Greta mengaduk mie dengan menggunakan garpu. Otomatis tangannya yang putih dan mulus itu terasa panas dan terciprat air mendidih. Greta berjengkit, kemudian mulai menjauhi panci itu. Ia menggosok tangannya yang terkena cipratan, hingga ditangan mungil itu muncul bekas kemerahan.

Setelah dirasa matang, gadis itu kemudian memindahkan mie kedalam mangkuk. Tak disangka, mie rebus itu tumpah, dan air mendidih itu mengguyur kaki Greta.

"AAAWWW...PANAS!! HUWAAA RIOOOONNN" Teriaknya seraya melempar panci itu. Gadis itu terduduk sambil menangis.

Rion tak mendengar teriakan Greta, karena cowok itu tengah memakai headphone dan sibuk bermain game online.

Greta masih menangis. Tentu saja, siapa yang tidak menangis ketika air mendidih mengguyur kaki kalian? Uh, tampaknya kaki gadis itu melepuh.

Greta berteriak, menangis histeris, tapi tak ada yang peduli padanya. Kemana semua orang?

Evelyn dan Elfran sedang kembali kerumah mereka, mengambil beberapa barang yang tertinggal, karena Evelyn juga Elfran memutuskan untuk tinggal dirumah kedua orangtuanya hingga Evelyn melahirkan dan bayi mereka berusia 1 bulan. Evelyn masih tidak mengerti cara mengurus bayi.

Sementara Belvan sedang mengantar istrinya berbelanja stok makanan bersama kedua asisten rumah tangga mereka, karena belanja kali ini sangat banyak, dan membutuhkan bantuan lebih.

Dan tinggallah Rion juga Greta dirumah. Tak ada lagi siapapun. Apa Greta harus menunggu anggota keluarganya pulang? Apa Rion benar-benar tidak mendengarnya? Sebegitu marahnya kah ia?

Gadis itu merangsek menuju pojok tembok. Ia menekuk lututnya sambil menangis. Kakinya melepuh, ia tak mampu berjalan.

"ASTAGFIRULLAH GRETA KAMU KENAPA SAYANG?!" Dea berteriak heboh saat ia baru saja menginjakkan kakinya didapur dan malah mendapati anak gadis nya menunduk memeluk lutut.

"AYAH!!" Panggilnya pada sang suami.

"Iya bun kenap......astagfirullahaladzim. Sayang kamu kenapa?!"

"Udah jangan banyak tanya dulu. Cepet gendong Greta ke kamar" Greta tak kuat menahan sakit, gadis itu pingsan.

"Adek!" panggil Dea pada Rion seraya mengetuk pintu kamarnya berkali kali. Rion mengunci dirinya dikamar. Ia masik kesal dengan Greta.

"Awas bun, ayah dobrak aja pintunya" Dea menyingkir kemudian Belvan mulai berancang-ancang untuk mendobrak pintu yang terbuat dari pohon jati itu.

BRAK!!

Rion berjengkit kaget. Cowok itu segera melepas headphone ditelinganya. Ia terkejut ayahnya mendobrak pintu. Pasti ada masalah besar.

"KAMU NGAPAIN AJA DIRUMAH SAMPE BIKIN GRETA LUKA?! AYAH UDAH BILANG JAGAIN GRETA! KAMU MALAH ASIK MAIN GAME" Murka Belvan. Sebelumnya, Belvan tak pernah semarah ini, apalagi terhadap anak-anaknya.

"G--gr--greta luka?"

"Bahkan kamu aja gatau, kejadian apa yang baru aja nimpa dia"

"Greta kenapa ayah?!" Rion kemudian berlari, ia hendak pergi ke kamar Greta yang berada disebelah kamarnya. Tetapi, Belvan menahan putranya itu. Ia ingin memberi pelajaran pada Rion.

"Kamu ga boleh nemuin Greta sampe dia sembuh!" Rion melotot, tak terima dengan pernyataan Belvan.

"Gabisa gitu dong Yah. Aku kan pengen liat keadaan Greta"

"Engga, ayah gak izinin kamu keluar dari kamar ini. Silahkan bermain game sepuasnya" ucap Belvan seraya pergi dari kamar putranya itu. Ia mengunci pintu kamar Rion, juga pintu penghubung kamar anak-anaknya itu.

Rion mengacak rambutnya frustasi. Sungguh, ia sangat kalut sekarang. Apa yang terjadi pada Greta? Apakah gadis itu baik-baik saja? Seharusnya ia tak meninggalkan Greta dan memilih bermain game. Seharusnya ia tetap berada disana meskipun ia sangat kesal. Rion merasa bersalah, ia sangat terpukul, terlebih Greta adalah segalanya untuknya.



















Next? Komen dibawah!!

AGRETARION (END) Where stories live. Discover now