Agretarion : 11 (Gakuat)

3.9K 327 22
                                    

Vomment nya jangan lupa ges!!

Enjoy!

........

Seharian ini, Rion dan Greta tidak tampak bersama. Penghuni rumah dibuat heran dengan keduanya. Mereka tak bersama bahkan bertegur sapa pun tidak. Ada apa dengan mereka?

Tentu saja, Greta masih kesal dengan Rion kemarin. Rion pun sama, ia lelah dengan sikap Greta yang childish. Rion berusaha mengikuti apa kemauan Greta. Kemarin gadis itu meminta Rion untuk menjauhinya.

Saat ini, satu keluarga sedang berkumpul di halaman belakang, seperti biasa, menghabiskan waktu bersama.

Semua tampak diam. Bukan, tapi Rion dan Greta tampak tak memperhatikan arah pembicaraan keluarganya. Rion sibuk dengan game nya, sedangkan Greta sibuk mengecat kuku nya.

Yang awalnya ramai dengan gelak tawa dari dua pasang pasutri, kini keadaan hening. Kedua pasutri itu menatap dua orang yang kini saling mendiami. Seperti ada jarak diantara mereka berdua.

"Dek" panggil Dea yang dibalas deheman Rion.

"Kalo bundanya manggil, jawab yang bener" tegur Belvan seraya merebut ponsel milik Rion.

"Ih ayah, itu adek lagi push rank" gerutu Rion, berusaha meraih ponsel dari tangan ayahnya.

Belvan langsung mematikan layar yang menampilkan game mobile legend itu. Lelaki berkepala empat itu mengantongi ponsel berlogo apel dengan tiga kamera dibelakang, milik Rion. Rion mendengus kesal.

"Adek"

"Apa?"

"Kamu marahan sama Greta?" tanya Dea. Greta yang mendengar namanya disebut berusaha tak peduli. Ia melanjutkan kegiatannya, mengecat kuku.

Rion menaikkan bahunya acuh, kemudian meninggalkan halaman belakang.

"Itu bocah kenapa dah? Tumben" ujar Evelyn.

"Ta" panggil Dea pada Greta seraya mengelus rambut coklat gadis itu.

"Kenapa?" tanya Dea lagi.

"Apanya bun?" Greta balik bertanya.

"Kamu marahan sama Rion?" Greta terdiam.

"Kenapa marahan?" kini Elfran yang bertanya. Lelaki yang sebentar lagi menjadi seorang ayah itu tentu bingung. Biasanya Rion dan Greta selalu menempel dimanapun dan kapanpun.

"Ta kesel. Kemarin dia gigit pipi Ta terus. Gatau apa, pipi Ta sakit" gumam Greta.

"Rion udah minta maaf?" Greta menganggukkan kepalanya.

"Ta belum maafin?" Ta menganggukkan kepalanya lagi.

"Kenapa? Inget Ta, Allah aja maafin hambanya yang dosanya banyak. Masa kamu sebagai makhluk ciptaannya ga maafin sih? Padahal Rion cuma gigit pipi kamu aja. Lagian kan Rion emang sering gigit pipi kamu kan?" Greta perlahan menganggukkan kepalanya.

Tapi ia tetap pada pendiriannya. Ia sudah memaafkan Rion, tetapi ia masih kesal. Biarkan Greta memainkan perannya. Greta ingin mendiami Rion sampai Rion memohon maaf padanya lagi.

🕊🕊🕊

Hari sudah malam. Tampaknya Rion dan Greta masih betah dengan ke gengsiannya. Sebenarnya Greta sudah tidak kuat. Ia ingin Rion kembali seperti semula. Ia ingin Rion mempedulikannya.

Tadi saja, saat Greta tak sengaja tersandung kaki meja, Rion tak berbicara banyak. Cowok itu hanya membangunkan Greta dan pergi begitu saja.

Seharian ini pun Rion bermain bersama Gerry, karena ponselnya disita oleh ayahnya. Rion juga tidak bisa bermain game di iMac atau iPad karena password Wi-Fi dirumahnya sengaja diubah.

Greta melihat Rion sedang asyik melatih Gerry. Greta cemburu pada kucing garong itu. Padahal Gerry lucu, tapi Greta tetap saja tidak suka. Greta benci ketika Gerry merebut perhatian Rion darinya. Padahal itu salah Greta sendiri yang mengatakan bahwa ia tidak ingin diganggu lagi oleh Rion. Tapi Greta tak pernah menyangka bahwa Rion akan menuruti ucapannya.

"Ta, udah lah, maafin Rionnya. Bunda liat dari tadi kamu uring-uringan terus. Bunda tau kamu ga betah jauh jauh dari bocah itu" ucap Dea seraya mengelus surai coklat Greta.

"Gengsi nya ilangin dulu Ta. Daripada kamu ga bisa tidur nanti" tambahnya.

Greta mulai berpikir. Apakah ia harus mengikuti apa kata Dea? Atau ia tetap dengan pendiriannya mendiami Rion?

Benar kata Dea, Greta tidak akan bisa tidur malam ini. Ia tak akan tenang. Sudahlah, lebih baik Greta mengalah. Ia harus membuat Rion kembali padanya. Ia juga tak ingin Rion terus terusan bermain dengan Gerry si kucing jelek.

Greta melangkahkan kakinya ke tempat Rion berada. Langkahnya sedikit ragu. Greta malu!

"Em..Rion..." lirih Greta. Entah kenapa, gadis itu malah ingin menangis sekarang. Perasaannya sensitif jika menyangkut Rion.
Rion tak menjawab, bahkan menoleh pun tidak.

Tangan gemetar Greta menyentuh punggung tegap Rion. Sungguh ia menangis sekarang. Dea, Belvan, Elfran dan Evelyn hanya diam menyaksikan kedua bocah itu berbaikan.

"Rion....hiks" setetes air mata mengalir melewati pipi. Rion yang mendengar isakan Greta, berhenti mengelus bulu halus Gerry.

"Rion, ayo bai...k..hiks..kan..hiks.. Ta..hiks..gakuat..."

Rion berbalik menatap Greta yang tengah berdiri dihadapannya. Rion tak tega mengerjai Greta. Akhirnya ia menarik Greta menuju kamarnya.

"Hei hei...mau dibawa kemana tuh anak ayah" protes Belvan. Rion tak menggubris protesan ayahnya. Ia tetap membawa Greta ke kamarnya, mengunci pintu dan kemudian mendudukkan Greta di tepi ranjang.

"Rion..hiks..ja..ngan..hiks..marah..la..gi...hiks..ama..Ta...huhuhu"

Rion gemas dengan tingkah Greta sekarang. Ia kemudian meraih kedua ketiak Greta dan menggendongnya. Menenangkan Greta layaknya seorang ayah.

Rion mengusap punggung Greta pelan. Greta yang diperlakukan seperti itu merasa terharu. Ia semakin menenggelamkan wajahnya diceruk leher Rion.

"Aku udah maafin kamu kok Ta. Gausah sedih lagi. Cup cup cup"

Greta malah semakin mengeraskan tangisannya. Sejujurnya Greta malu, wajahnya pasti sudah sangat memerah.

Rion kemudian duduk. Greta yang berada digendongannya, otomatis kini berada dipangkuan Rion.

"Ta" Greta yang baru saja berhenti menangis, menatap wajah Rion yang kini berada tepat dihadapannya. Jarak wajah mereka sangat dekat, membuat Greta gugup sendiri.

Rion mengusap pipi Greta. Kemudian cowok itu mengecup seluruh bagian wajah Greta, mulai dari kedua pipi, jidat, hidung, dagu, hingga tepat dibibir Greta.

"Jangan nangis Ta. Muka kamu merah semua sekarang. Mau aku makan?" Greta menggelengkan kepalanya cepat. Gadis itu kemudian kembali memeluk Rion dengan erat.

"Yon, Ta ngantuk" gumam Greta.

"Mau tidur dikamar aku?" Greta menganggukkan kepalanya. Rion kemudian memindahkan Greta dari pangkuannya ke kasur. Ia membaringkan tubuh mungil Greta dengan hati hati, mengingat kaki Greta yang kemarin masih belum sepenuhnya pulih.

Rion membaringkan dirinya disamping Greta, ikut menenggelamkan diri didalam selimut, bersama kehangatan pelukan Greta. Gadis itu tampak tenang dengan mata yang membengkak dan wajahnya yang merah. Sangat menggemaskan dimata Rion.







Hai guys...masi ada yang nungguin cerita ini?
Jangan lupa vomment nya yaaaa!!

AGRETARION (END) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora