Agretarion : 25 (Rion)

2.2K 212 14
                                    

"Berani-beraninya lo nyakitin istri gue"

"Oh maaf pak, istri cengeng bapak itu yang mulai duluan" jawab wanita itu santai.

"Tapi kan Ta ga sengaja....hiks" Mendengar tangisan pilu sang istri, membuat Rion semakin kalap. Ia ingin sekali mencekik wanita itu hingga tidak bisa lagi bernapas.

Rion semakin mendekatkan diri pada wanita itu. Dan wanita itu terlihat tersenyum menggoda, membuat semua orang yang melihat jijik padanya. Dasar wanita penghibur.

Mata Rion menajam membuat siapapun merinding melihatnya. Tapi tampaknya wanita itu tidak takut sama sekali. Raut wajahnya terlihat sangat santai.

Tangan Rion bergerak mencekik leher wanita itu. Semua orang disana kaget bukan main. Pasalnya, mereka baru pertama kali melihat Rion semarah ini sampai menyakiti perempuan.

Tubuh wanita itu terangkat, wajahnya memerah. Wanita itu hampir kehabisan napasnya. Rion yang tersadar bahwa ia sedang mencekik seorang wanita, lantas melepaskan cengkramannya dileher wanita itu. Wanita itu terjatuh tepat dibawah kaki Rion.

Rion sendiri bingung, mengapa tubuhnya tidak bergerak sesuai kemauannya. Rion merasakan ada seseorang dalam dirinya. Apakah ia memiliki kepribadian ganda? Benarkah? Tapi mengapa? Rion bukan anak broken home. Rion bahagia selama ia hidup didunia ini, apalagi memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis. Rion berpikir untuk memeriksakan dirinya pada psikiater nanti.

Rion melirik wanita dibawah kakinya. Napasnya tersengal, wanita itu hampir mati.

"Siapa yang terima wanita murahan ini kerja dikantor saya?!" Semua orang terdiam.

"Saya pak" ucap seorang HRD.

"Kenapa kamu bisa menerima wanita seperti dia?!"

"Maaf pak, itu kesalahan saya. Kemarin dia menangis dihadapan saya pak. Saya tidak tega melihat perempuan menangis, jadi saya terima pak. Sekali lagi, maaf pak" tunduknya pada Rion.

Nafas Rion memburu. Pandangannya beralih pada sang istri tercinta. Ia menghampiri Greta kemudian berlutut dihadapan istrinya itu.

"Sayang mau pulang?" Greta mengangguk.
Tanpa aba-aba Rion menggendong Greta ala bridal style, membawanya menuju mobil. Jangan tanya bagaimana nasib wanita murahan itu, tentu saja Rion memecatnya secara tidak hormat.

"Mana yang sakit hm?"

"Ih udah tau paha Ta yang sakit, masih aja nanya!" sewotnya. Perasaan tadi Greta masih manja padanya, mengapa sekarang malah jadi marah marah.

"Kamu kenapa sayang? "

"Engga tau!" Rion harus banyak-banyak bersabar kali ini. Maklum, Greta sedang hamil, perasaannya sangat sensitif.

Rion mengusap rambut Greta sayang, kemudian ia mulai menjalankan mobilnya meninggalkan kantor.

Ditengah perjalanan, Rion mendengar Greta terisak. Ia menoleh dan benar saja, istri mungil nya itu tengah mengusap air matanya. Rion segera menepikan mobilnya ditempat bebas parkir.

"Loh kok nangis? Kenapa hm?"

"Sebenernya t-tadi di kantin T-Ta nangis bukan cuma karena kopi panas hiks.."

Rion mendengarkan dengan seksama seraya mengusap pelan pipi Greta.

"T-tadi Zia chat T-Ta katanya d-dia mau balik ke Belanda huaaaaaaa" Rion terkekeh.

"Terus terus si Risky juga bilang minggu depan mau ke Aussie hiks.. Terus nanti Ta main sama siapaaa"

"Sayang, kan Zia ke Belanda buat kuliah, Risky juga kan sekarang tinggalnya di Aussie" ucap Rion sembari menenangkan Greta yang tengah sesenggukan.

AGRETARION (END) Where stories live. Discover now