Agretarion : Extra Chapter 2

2.1K 174 37
                                    

Setelah semua terjadi...

Tok tok tok

"Gwen, buka pintunya dong" sudah satu minggu Gwenael mengurung diri dikamar. Semua orang merasa sangat khawatir dengan anak berusia lima tahun itu.

Bayangkan, anak sekecil itu harus menanggung beban yang sangat berat. Ketika adiknya lahir, Gwenael harus menelan kenyataan pahit. Dihari yang sama ia kehilangan dua orang yang sangat berperan penting dalam hidupnya.

Gwenael tidak bisa membayangkan hari harinya setelah ini. Ia tidak bisa lagi menjahili papa nya, tidak bisa lagi memanggil mamanya 'mama cantik', tidak bisa bercerita lagi pada teman temannya tentang kedua orang tuanya karena mereka sudah tiada.

Selama satu minggu ini, Gwenael hanya keluar kamar saat pengajian saja. Setelahnya, ia kembali mengunci diri. Ia hanya memperbolehkan mbak Tini masuk, dan itupun hanya untuk mengantar makanan. Ia tidak siap bertemu semua orang, ia juga belum mau melihat adiknya sejak prosesi pemakaman kedua orangtuanya.

"Mama, papa, maafin abang. Abang ga mau ketemu adek. Mama sama papa pasti marah, tapi abang tetep gamau" lirih Gwenael.

"Gwenael, buka pintunya sayang. Udah ya, onty ngerti kamu ngerasa kehilangan banget. Tapi ga cuma kamu yang merasa kehilangan, kita semua juga gitu. Kamu ga mau keluar? Gamau liat adeknya? Gamau kasih nama buat adeknya?" tanya Evelyn dibalik pintu kamar.

Gwenael terdiam. Ia lupa bahwa sebelum meninggal, ibunya meminta Gwenael memberi nama untuk adiknya. Dan ia juga lupa, bahwa ibunya menyuruhnya untuk membuka laci meja rias dikamar kedua orang tuanya.

Gwenael berdiri, ia memutar knop pintu. Evelyn yang sedang berada dibalik pintu merasa sangat senang. Tapi kesenangannya seketika lenyap ketika melihat Gwenael yang berdiri dengan tatapan kosong. Anak berusia lima tahun itu berjalan perlahan menuju kamar kedua orang tuanya. Dengan kepala menunduk, Gwenael tidak mempedulikan semua orang yang menatapnya dari lantai satu.

Sesampainya didepan meja rias, Gwenael menatap dirinya di cermin. Sangat kacau. Tapi bukan itu yang harusnya ia lakukan sekarang. Ia membuka laci di meja rias itu.

Sebuah kotak musik,

Disampingnya terdapat alat yang Gwenael pun tak tahu untuk apa itu,

Dan dibawahnya ada sebuah surat.

Gwenael mengambil semua itu. Setelahnya, ia kembali ke kamarnya. Sama seperti tadi, Gwenael berjalan dengan kepala menunduk.

Di lantai satu, tepatnya diruang keluarga, terdapat sahabat-sahabat Rion dan Greta. Disana, Zia yang baru saja kembali dari Rusia karena pekerjaannya, menangis tersedu sedu dipelukan Risky yang kini sudah sah menjadi suaminya. Lea yang melihat sahabatnya itu, ikut menangis.

"Kenapa? Kenapa harus mereka berdua? Kenapa harus bersamaan? Hiks.." Risky masih setia mengusap punggung istrinya itu.

"Udah ya, mereka berdua udah bahagia bareng sekarang disana"

Sementara di dalam kamar, Gwenael membuka surat yang ditulis ibu nya itu.

Buat abangnya adek yang paling ganteng.

Assalamualaikum abang, ini mama cantiknya abang. Kalo abang baca surat ini, berarti mama udah tenang di surga.

Abang, mama minta tolong jagain adek ya. Mama selalu bilang sama abang untuk ga pernah nyakitin adek. Mama berharap abang turutin apa keinginan mama. Jangan pernah salahin adek atas semua yang terjadi. Mama diambil Allah karena emang udah waktunya.

Jagain adek bareng papa ya. Bilangin, papa jangan ngambekan mulu. Nanti kalo abang mau mama baru juga minta aja sama papa, mama ikhlas kok.

AGRETARION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang