Tiga Puluh Enam

854 76 14
                                    

Vee tinggal berdua dengan Mark di rumahnya, ibu dan ayahnya pergi untuk suatu keperluan sedangkan Yoo belum kembali sejak kemarin.

"Apa yang terjadi setelah aku pergi kemarin? Apa ayahmu terus memarahimu?" Vee tiduran di sofa dengan paha Mark sebagai bantal.

"Hmm, aku sudah menjelaskan semua pada ibu."

"Maaf Mark.."

"Aku yang seharusnya minta maaf pada Pee, aku yang mengacau. Aku tak seharusnya terus mendebatmu, aku bersikap kekanakan, aku tahu kesulitanmu, tak semestinya aku menambahi bebanmu." Mata Mark nampak berkaca-kaca.

Vee bangun dari tidurnya, lalu menarik Mark untuk mendekat.

"Kau percaya padaku kan? Sebentar lagi aku bisa menyelesaikan ini."

"Tapi kau tak punya waktu luang untukku dan setelah lulus kau juga masih harus pergi kerja di tempat baru?"

"Aku bisa menundanya jika itu yang kau inginkan."

"Tapi aku butuh kau beri makan, kau tak bisa terus jadi pengangguran."

"Ayo kita pikirkan nanti."

"Hummm." Mark mengangguk.

"Setidaknya ayahmu tidak terlalu menentang kita untuk bersama."

"Ya, tapi kau harus bekerja lebih keras."

"Bukankah hal yang biasa bagiku?"

"Terimakasih P'Vee, kau tidak menyerah."

"Terimakasih juga Mark, kau sudah percaya padaku." Vee mengecup ringan bibir Mark.

Hari berganti minggu dan bulan-bulan terlewati. Tak ada yang berubah dari hubungan mereka selain bertambah lekat, meskipun tak setiap hari mereka bisa bertatap muka, setidaknya mereka merasakan bahwa mereka saling memikirkan ketika tidak saling bersama.

Aktivitas mereka tak ada yang berubah, Mark akan mengikuti kelasnya, latihan di klub renang, sesekali bermain bersama kawan-kawannya dan di akhir pekan ia akan datang ke rumah Vee atau Vee yang akan mendatanginya. Sedangkan Vee yang hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan sudah sangat jarang datang ke kampus dan jam kerjanya pun telah berubah, ia kini masuk kerja di pagi hari dan kembali di sore hari seperti karyawan lain, namun hal itu masih sangat jarang terjadi karena dia selalu mendapatkan overtime.

Mark tak lagi berani mengeluh dengan sedikitnya waktu mereka bisa bertemu, hanya teman-teman Vee yang seolah kehilangan kawan bermain.

Nuea: Jika besok malam kau tak muncul, menghilanglah sekalian Vee

Pond Pawee: Vee? Siapa itu Nuea? Apa aku mengenalnya?

Yihwa: Aku tak ingat ada nama itu

Tonkla: Aku juga tak tahu

Bar Sarawut: Vee kabur dikejar debtcollector

Vee: Aku butuh mahar untuk isteriku

Yihwa: Isterimu terlalu kaya, kau tak akan sanggup membayarnya

Nuea: Jadilah isteri tak perlu bayar mahar

Vee: Nuea isteri Praram

Nuea: Sialan Vee! N'Praram isteriku!

Vee menutup ponselnya, ia menghela nafas panjang, besok adalah pengumuman kelulusan dan ia tak bisa menyelesaikan janjinya pada ayah Mark tepat waktu, ia membutuhkan tambahan waktu beberapa bulan lagi. Ia pasrah, apapun sudah ia lakukan dengan usahanya sendiri, ia menolak bantuan ayah dan teman-temannya untuk menunjukkan tekadnya, jika apa yang ia lakukan selama ini tak ada nilainya bagi mereka, ia bisa apa.

Reconciled; Mechanic of loveWhere stories live. Discover now