sǒong

1.3K 112 0
                                    

Mark pov

Sudah gelas ke sekian aku tandaskan, kepalaku semakin berat namun aku tak ingin berhenti. Banyak notifikasi dan panggilan masuk ke ponsel kuabaikan. Aku tak ingin memikirkan apapun, aku hanya ingin mabuk sampai pingsan dan bangun tanpa ingatan yang menyakitkan.

"Mark!" 

Aku menoleh dan melihat Gun berjalan sendirian ke arahku, ia mengambil kursi dan duduk di sebelahku.

"Mark, kau sendirian disini? Dimana teman-teman teknikmu yang lain?"

"Euhhh ya, aku sedang ingin sendiri Gun. Aku tak tahu dimana temanku. Apa kau disini bersama P'Bar?"

"Ya. Ada juga senior lain dari fakultas teknik teman P'Bar, tapi P'Vee tidak ada." Kenapa dia harus melaporkan tentang Vee juga padaku.

"Euh uh." Kembali aku membasahi tenggorokanku dengan alkohol.

"Mark, aku tak ingin ikut campur dalam hubunganmu, tapi bagaimanapun juga kalian sudah membantu aku dan p'Bar."

"Mark, aku lihat P'Vee sangat menderita tapi disisi lain kau justru merusak dirimu sendiri." Gun melihat banyaknya botol yang sukses aku kosongkan sendirian juga putung rokok yang menumpuk.

Kepalaku sudah sangat berat, saat ini aku hanya ingin sendirian. Aku tau Gun baik padaku, rasanya tak sopan jika aku menolak kedatangannya. Jadi aku hanya akan diam saja mendengarkan apa yang akan dia katakan padaku tanpa niat menanggapi.

"Mark, bersama P'Vee kau benar-benar berubah. Dulu saat kau mengejar p'Bar, kau tak peduli untuk bersaing denganku. Tapi sekarang kau hanya diam menunggu P'Vee untuk datang padamu."

"Aku tahu kau masih menyimpan rasa, jika tidak kau tak akan seperti ini. Mark, jika kau masih menginginkan P'Vee, kejar balik lah dia sebelum dia menyerah. Jangan sampai kau menyesal Mark."

"Bicaralah padanya, katakan apa yang kau inginkan dan dengarkan alasannya. Kau bisa menimbang untuk kembali percaya atau tidak."

"Jangan terlalu mabuk, pulang dan pikirkanlah itu."

Selesai mengatakan itu, dan masih tak ada respon dariku. Gun menepuk pundakku lalu melangkah pergi ke arah dia datang.

Aku memainkan gelas yang berisi balok-balok es, menggoncangkanannya hingga kacau, seperti kepalaku saat ini. Sejenak aku terpikir akan kata-kata Gun barusan.

Sungguh aku tak bisa membayangkan jika P'Vee benar-benar hilang dari ku. Bagaimana bisa aku melanjutkan hari-hariku nanti?

Awalnya aku sangat marah, aku sangat kecewa tapi melihat keadaan P'Vee saat ini aku tak bisa benar-benar marah padanya.

P'Vee kesakitan sama seperti ku, meski awalnya aku memang sangat ingin dia merasakan bagaimana sakitnya aku. Tapi dia jauh lebih terpuruk, dia lebih buruk dibandingkan saat putus dengan pacarnya dulu.

Apalagi saat ini, banyak omongan miring tentang P'Vee. Aku merasa sakit saat mendengarnya, mereka berbicara tanpa tau P'Vee sebenarnya.

Aku pikir ada baiknya saran dari Gun untuk  kuikuti.

Aku segera kembali ke kamarku dan mempersiapkan diri untuk bicara dengan P' besok.

###

"Gun kenapa kau lama sekali ke toilet?" tanya Bar dengan wajah merahnya karena mabuk. Dimana sebelum ditinggal Gun ke toilet, dia berjanji tidak akan menyentuh alkohol.

"Oh P' aku bertemu Mark dan berbicara sebentar. Lalu ke mana P'Bar ku yang tadi janji tidak akan minum tapi sekarang sudah Mabuk?"

"Aku tidak mabuk Gun, hanya tadi aku haus dan ambil gelas yang salah."

"Anak nakal ini."

Reconciled; Mechanic of loveWhere stories live. Discover now