YinWar 0.5

154 8 6
                                    

"Kita harus kabur sebelum lima menit." 

"Kenapa?" Yin masih tak memiliki ide apa pun. Mereka bisa membicarakan masalah dengan baik, bahkan jika membutuhkan kekerasan bukankah War sangat ahli? Kenapa dia harus melarikan diri?

War bergegas mengambil tas milik Yin, memasukkan barang-barang Yin yang terjangkau olehnya dengan sembarangan.

"Cepat bantu!"

Yin bergerak cepat mengikuti instruksi War.

Selesai mengemas, War memperingati Yin sebelum berjalan ke luar kamar.

"Ikuti aku! Jangan sampai tertinggal!"

Menggunakan akses VIP masuk ke lift langsung turun ke basement. War mengambil motor besar miliknya.

"Tak bisakah kau menjalankannya lebih lambat?" protes Yin.

Ia biasa mengemudi cepat di lintasan tapi tak pernah berada di posisi membonceng seperti sekarang. Ia tak bisa mempercayakan nyawanya dengan gaya bermotor War yang serampangan.

Sirine mobil patroli terus berbunyi di sepanjang jalan, tapi tak terlihat satu pun yang mengejar mereka di belakang. Meskipun jalanan cukup ramai, War masih dengan mudah mencari celah tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun. Jarum merah itu masih melewati angka 100 km/jam.

"Selama masih berada di kota ini, mereka akan menemukan kita dalam hitungan menit."

"Oh Yin, apa kau punya rekening yang tidak diketahui oleh keluargamu?"

"Untuk apa?"

"Jawab saja!"

"Ada."

War lalu menghentikan motornya di depan sebuah gedung pertokoan. "Berikan padaku!"

Yin memberikannya tanpa bantahan. Dia masih dalam keadaan bingung, tak tahu apa yang terjadi dan ia tak mengerti apa tujuan War. Kenapa dia harus menuruti dan mengikuti tuan muda yang tengah dalam masa pemberontakan ini?

Dengan ponselnya War mentransfer sejumlah besar uang. Ia lalu menunjukkannya pada Yin.

"Lihatlah! Hidupku sekarang bergantung padamu." 

Yin terkejut dengan besaran nominalnya. Kegilaan apa yang tuan muda ini lakukan sampai harus melibatkannya?

"Beri aku uang tunai dan pinjamkan aku ponselmu!" War menengadahkan telapak tangannya.

"Apa sih maumu?!" Yin terlihat kesal.

Tak menjawab pertanyaan Yin, War menatapnya dengan sudut alis yang menaik. Yin mendesah, tuan muda ini benar-benar mendominasi. Jika hanya melihat wajah dan tinggi badannya, Yin pasti akan mengatakan anak ini terlalu imut untuk seorang psikopat. Tapi mengingat mulutnya yang provokatif, bagaimana liciknya dia juga keahliannya berkelahi, Yin harus mengalah. Dia cukup sadar diri dengan kemampuannya.

Mendapat apa yang ia mau, War masuk ke sebuah toko seluler dan tak lama kemudian ia keluar dengan senyum cerah. Yin menatapnya malas.

"Ohh kupikir kau sudah kabur?"

"Ckk." Yin berdecak.

Entah apa yang ada di otak pria di depannya ini. Meskipun uang War ada pada dirinya, bagaimana dia akan kabur? Dua kelompok mengejar di belakang, Prom yang juga pasti tak akan melepaskannya, bertambah satu psikopat ini, ke mana dia bisa menyimpan nyawanya?

"Hehe aku tak tahu kau begitu setia." ucapnya dengan cengirannya yang khas.

"Tutup mulutmu! Kembalikan ponselku!"

"Nanti. Tarik saja uangku dalam jumlah maksimal." Ujarnya seraya menunjuk pos atm yang tak jauh dari tempat mereka berada.

Ketika Yin mengambil uang, War menunggunya di depan sambil berjaga-jaga. Uang di tangan Yin diserahkan ke War, namun oleh War justru diselipkan ke dalam ransel yang Yin bawa.

Reconciled; Mechanic of loveWhere stories live. Discover now