yîi sìp pàet

538 70 12
                                    

Vee sangat kesal melihat Orias dengan santai merengkuh bahu Mark saat mereka berjalan memasuki restoran, ingin sekali ia menyingkirkan tangan itu. Vee hanya mampu menyembunyikan rasa kesalnya melihat hubungan baik mereka. Mark dan Orias terlihat sangat dekat, Mark mengatakan bahwa Orias adalah salah satu rekan bisnis ayahnya, mereka sering bertemu saat ada acara perusahaan. Mereka berdua pun memiliki minat yang sama di musik dan renang.

Di restoran tempat mereka makan siang, obrolan itu masih berlanjut, Vee hanya sesekali menimpali obrolan mereka atau hanya menjawab jika ia ditanya, selain itu ia menyibukkan diri dengan makan siangnya meskipun ia telah kehilangan selera.

Mendengar obrolan mereka Vee merasa begitu jauh dari Mark, ia tak tahu sisi Mark yang lain, ia hanya tahu jika Mark bisa memainkan gitar tapi ia tak pernah tahu jika Mark bahkan bisa memainkan begitu banyak instrumen musik yang lain, yang menurut Orias bahwa Mark sangat berbakat di musik. Mark sering menunjukkan bakatnya saat perusahaan ayahnya membuat perjamuan.

"Kenapa kau ambil teknik saat kau sangat berbakat dalam bermusik?" tanya Orias.

"Aku memang mempelajari musik dengan serius tapi tak berniat menjadikannya tujuan P', musik hanya hobi untukku."

"Tapi kurasa ayahmu pasti sangat menentangnya."

"Ya, ayah memang tak setuju tapi masih membiarkanku kuliah disini."

Rasa tak nyaman kembali merayapi dada Vee, ia mulai melihat Orias dan membandingkannya dengan dirinya. Orias tak hanya tampan, kepribadian baik dan dari keluarga kaya, ia telah sukses di usia muda, ia sangat pintar dan pandai membawa diri. Bahkan Mark yang biasanya lebih banyak diam saat berada di sekitar orang asing terlihat begitu nyaman saat bersama Orias, dia nampak ceria dan bisa tertawa lepas.

Vee yang hanya dari keluarga biasa bisakah ia mengubah pandangan keluarga Mark padanya nanti. Ia tak ingin membuat Mark tak nyaman dengan dirinya. Meskipun ia tahu bagaimana perasaan Mark, ia percaya padanya, namun jika Mark dikelilingi orang-orang dengan pesona seperti Orias bukankah seorang Vee tak akan terlihat seperti apa-apa? Masihkah Mark akan melihatnya? Vee dihinggapi rasa tak aman.

"Aku akan ke toilet dulu, kalian lanjutkan saja makannya." pamit Orias. Mark dan Vee mengangguk.

Mark menoleh pada Vee, "P'Vee.."

Vee menatap Mark, "Ada apa? Kau sibuk mengobrol sampai lupa makanmu, makanlah dulu.."

"P' apa kau kesal padaku?" tanya Mark.

Vee tersenyum, "Bagaimana aku bisa kesal padamu huh? Kau berfikir terlalu banyak."

Mark mengangguk melanjutkan makannya, Vee mengusap kepala Mark dengan lembut. Vee menarik tangannya saat melihat Orias telah kembali dari toilet. Orias kembali ke kursinya.

"Vee, bagaimana dengan tawaranku?"

"Aku akan pikirkan nanti saat sudah ada pengumuman kelulusan P'."

"Ya apapun keputusanmu nanti, tetap saja kau harus menghubungiku."

"Ya Pee."

"Kau tak perlu khawatir soal Arc, aku sudah memindahkannya ke Taiwan."

"P' kau tak perlu sampai melakukan hal seperti itu."

"Jika dia masih disana, lingkungan kerja akan terasa tidak kondusif saat orang-orang disekitar mengetahui perilakunya."

Vee mengangguk, Orias pasti punya pertimbangan terkait Arc, tak hanya melindungi saudara tapi juga bisnisnya.

"Nah sekarang katakan padaku, berapa lama kalian bersama?" Orias menyeringai menatap Vee dan Mark yang terkejut mendengar pertanyaannya.

Reconciled; Mechanic of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang