yîi sîp hâa

529 75 11
                                    

'Ya, aku juga..... rindu'

Boommmm!!

Jantung Vee rasanya akan meledak menerima pesan Mark, berulang kali ia membaca pesan itu dan tersenyum dengan bodoh. Butuh lima menit untuk membuat Vee kembali membumi. Ia buru-buru membalas pesan Mark.

'Bisakah debitur ini menemui krediturnya untuk membayar utang rindu?'

'Hmm'
'Berapa lama?'

'Segera'

'Aku menunggu'

Vee mendatangi Mark menjelang tengah malam, karena ia harus kembali ke rumah terlebih dahulu.

Sebelum mengetuk pintu, Vee mengirim pesan terlebih dahulu.

'Aku didepan, kutunggu sampai 5 menit, jika kau tak keluar aku akan kembali.'

Tak sampai satu menit Mark sudah membuka pintu dengan buru-buru.

"P'Vee... " Vee mendorong Mark masuk, menutup pintu dengan cepat lalu menarik Mark ke dalam pelukannya.

"Aku merindukanmu Mark, aku tak suka perasaan ini... rasanya mencekikku. Aku ingin melihatmu, ingin menciummu, memelukmu dan bercinta denganmu. Tapi aku tak bisa, ini menyiksaku Mark..."

"Lalu kenapa tak pernah menghubungiku?"

"Aku takut."

"Apa yang kau takutkan?"

Vee tak menjawab, ia melepas pelukannya, menatap Mark yang juga menatapnya. Tangan Vee menjepit dagu Mark, mendekatkan wajahnya dan mengambil ciuman Mark. Ciuman mereka kali ini terasa lembut tidak seagresif biasanya.

"Apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Vee setelah menyelesaikan tiga sesi ciuman mereka.

Mark menggeleng.

"Apa kau menungguku?" Mark mengangguk.

"Maafkan aku."

"Tak apa, kau sudah disini."

"Ya, aku akan menemanimu malam ini." Vee menggiring Mark ke ranjang.

Mark terlebih dahulu naik, Vee duduk di tepi ranjang, ia mengeluarkan sebuah amplop coklat dan memberikannya pada Mark.

"Apa ini?" Mark menimbang amplop yang isinya terasa tebal.

Vee menaikkan alis, "Buka!" perintahnya.

Mark membuka sisi amplop dan mengeluarkan isinya. Setumpuk uang ada disana.

"P'Vee.. Ini..."

"Itu milikmu, aku sudah bilang akan mengembalikan biaya dan kau berjanji akan menerimanya."

"Tapi Pee... "

"Ya, aku belum bisa mengembalikan semua, aku akan berusaha lebih keras." Vee tersenyum, ia menggusak rambut Mark dengan lembut.

"Tapi Pee... darimana uang sebanyak ini? Kau tidak minta ayah kan?"

"Itu gaji juga bonus selama magang."

"Bohong! Mana mungkin sebanyak ini?"

Vee tersenyum lebar, "Kau meragukanku huh? Aku membantu perusahaan mendapat banyak proyek besar, jadi wajar aku mendapat bonus besar juga."

"Kenapa kau cemberut?" Vee melihat Mark nampak tak senang.

"P' aku janji karena kau memaksa, aku tidak suka kau mengembalikan uang itu. Ini hasil kerja kerasmu, harusnya kau pakai sendiri atau berikan pada ibumu." Vee mencubit pipi Mark.

"Ibu sudah mendapatkan gaji pertamaku, dan ia mendapat jatah dari suaminya, jadi.. Aku bisa memberikan uangku pada isteriku.."

"Siapa isterimu?"

"Kau!"

"Hmmm"

Mark tidak menolak atau pun mengiyakan, ia hanya semakin menunduk dengan wajah mulai memerah.

Vee tersenyum melihat reaksi Mark. Vee menatap Mark yang memakai baju longgar dengan celana yang sangat pendek.

"Mark, kau memakai bajuku?"

"Aku suka memakai bajumu saat tidur, aku suka baunya seperti P' yang memelukku."

Vee segera melepas celana Jeans juga kemeja lalu menggantungkannya. Hanya dengan boxer juga kaus ia naik ke ranjang dan merebahkan tubuhnya menyamping dengan satu tangan menyangga kepala.

"Kemarilah...aku sudah disini, biarkan aku memelukmu." Vee tersenyum, menepuk permukaan kasur didepannya.

Mark menaruh amplop di meja samping, ia lalu merangsek ke dalam pelukan Vee. Vee menyambutnya dengan merengkuh pinggang Mark dan menarik Mark untuk semakin dekat dirinya.

Pelukan yang sangat erat, menganggapnya seperti bantal peluk yang sangat lembut, memeluk tubuhnya dengan nyaman.

Keduanya sangat dekat, pelukan menyebarkan kehangatan satu sama lain di malam yang dingin. Sudah begitu lama mereka tidak tertidur dengan saling berpelukan.

"aku merindukan pelukanmu." bisik Mark.

Vee mencium kepala Mark, "Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."

Pelukan malam ini menciptakan perasaan hangat yang asing, yang sebelumnya tak pernah dirasakan.

Malam yang gelap....dingin... Tanpa suara... Tanpa bahasa... Sunyi... Lembut.... Terasa indah... Sangat manis. Meski banyak hal yang akan datang entah baik atau buruk. Setidaknya malam ini terasa manis.

Reconciled; Mechanic of loveWhere stories live. Discover now