sìp èt

788 80 9
                                    

Di Workshop

Vee pov

"Vee, kerjakan saja yang itu, aku akan menyelesaikan ini."

"Vee, kau sesuaikan saja desainnya, biarkan aku yang set ulang mesin."

"Vee, kau cukup membereskan part-part itu saja, biarkan Yihwa yang cantik ini menanganinya disini."

"Vee, kau cek ulang ukurannya, biar aku sama Bar yang pindahin ini."

Lihatlah..... ini sudah kesekian kali aku mendengar teman-temanku menggangguku, mereka tak membiarkanku bekerja, hanya membiarkanku mengerjakan hal kecil dan mudah, padahal biasanya mereka akan selalu meninggalkan hal-hal yang berat dan sulit untuk kutangani sendiri. Tapi sekarang, semua orang melihatku dengan rasa iba dan kasihan. Dan aku sangat membenci ini, aku benci memperlihatkan kelemahanku pada orang lain, meski dengan kakiku yang cacat ini aku masih bisa melakukan semua hal seperti biasa.

Rrrrrr

Kulihat Mark menelponku, tak ingin membuatnya menunggu lama, aku segera mengangkatnya. Aku berjalan menuju sofa tua di ujung ruangan ini, dimana cahaya lampu tak sampai menyinari.

"Ada apa Mark?"

[P'Vee, apa kau masih di workshop?]

"Ya"

[Apakah masih lama?]

"Mungkin sampai malam, aku harus menyelesaikan proyek dalam minggu ini." aku melihat jam menunjukkan pukul 6 sore.

[Mmmm.]

"Ada apa Mark? Kau dimana?"

[Aku masih di kolam, tapi ini sudah selesai. Kupikir P' sudah selesai juga, jadi aku bisa membawamu pulang.]

"Tak apa, aku bisa pulang dengan Nuea atau Yihwa. Kalau kau sudah selesai segera kembali dan istirahatlah."

[Tapi P'...... emm... teman-temanku mengajakku keluar minum.]

Aku terdiam, hatiku tak akan membiarkannya pergi dengan orang lain meski itu teman-temannya, apalagi untuk minum-minum, aku tahu toleransi Mark pada alkohol, tapi...

"Dengan siapa kau pergi?"

[Ada Fuse, Kamphan, James juga Wind.]

"Jangan minum terlalu banyak dan pulang lebih awal."

[Baik P', sampai ketemu besok.]

"Ya."

"Apa itu N'Mark? Kupikir kau akan melarangnya pergi minum." tanya Yihwa sesaat setelah aku menutup telepon. Aku tak tahu kapan dia ada disini.

"Tentu saja aku ingin melarangnya pergi, aku tak ada disana untuk mengawasi. Dengan aku saat ini aku hanya akan merepotkannya. Aku tak bisa menjaga diriku sendiri bagaimana aku bisa menjaganya? Aku juga tak bisa terus menahannya disampingku atau dia akan mati bosan. Ya setidaknya dia pergi bersama teman yang sudah kukenal." aku menghela nafas perlahan. Yihwa duduk disampingku.

"Vee, ada yang salah?" aku hanya menggelengkan kepalaku.

"Vee, kau bisa mengatakan apapun padaku, aku tak akan memarahimu lagi."

"Apa kau kasihan melihatku Yihwa? " aku menatap sahabatku ini.

"Vee, kau sahabatku kau seperti saudaraku. Aku ingin kita berbagi saat kita senang ataupun susah. Selama ini kau selalu ada jika teman-temanmu bermasalah, tapi kau slalu menanggung kesulitanmu sendiri. Apa kau pernah menganggapku Vee?!" suara Yihwa tiba-tiba meninggi.

"Kau bilang tak akan memarahiku, apa yang baru saja kau lakukan?" tanyaku yang dibalasnya pukulan di lenganku.

"Aku baik saja Yihwa." Memang benar aku jarang membahas masalahku pada temanku, sebisa mungkin aku akan menanganinya sendiri. Aku tak ingin mereka mengkhawatirkanku, karena biasanya akulah yang jadi orang yang paling dicari saat teman-temanku bermasalah. Aku terbiasa menjaga teman-temanku.

"Pembohong! Kau pikir aku buta? Bagaimana kau baik saja dengan wajah muram ini, hah?!" Yihwa menarik pipiku dengan kesalnya.

"Au.. Yihwa!" aku segera membebaskan diri dari cengkeramannya, tangannya benar-benar buruk.

"Aku hanya sedang memikirkan tentang magangku yang tinggal dua bulan lagi. Dengan keadaanku saat ini mungkin perusahaan akan menolakku, jadi aku tengah cari opsi lain." Setidaknya jawaban ini mengurangi rasa penasarannya, feeling gadis ini agak mengerikan.

"Apa kau sudah ada pandangan?"

"Belum, tapi dosen pembimbing akan membantu jika memang nanti aku tak mendapatkan tempat. Tapi setidaknya aku ingin berusaha lebih dulu untuk mencari tempat yang sesuai."

"Baiklah, kau bisa mengatakan pada yang lain jika kau butuh bantuan, jangan dipendam sendiri. Kebiasan kau Vee! Jika aku tak memaksamu kau tak akan bilang apapun."

"Hnnn"

"Lalu Vee.... Bagaimana dengan Mark. Apa kalian sudah bersama sekarang?" sekali lagi aku menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Yihwa. Kenapa dia masih mengejar masalah ini?

"Tapi kalian sudah bicara dengan sangat baik?"

"Yihwa, bukankah aku sangat buruk? Semua orang mengecam apa yang kulakukan pada Mark."

"Ya, untuk itu aku pun sangat marah denganmu. Tapi jika Mark sendiri sudah memaafkanmu yang lain bisa apa?"

"Mark bisa memaafkanku dan melupakan apa yang sudah kulakukan padanya, tapi aku tidak Yihwa.. Apa yang sudah kulakukan padanya, aku sudah menyakitinya dan aku merusak kepercayaannya. Aku tidak bisa lupa itu Yihwa."

"Ayolah Vee, kau bisa melupakannya dan menebusnya pada Mark. Cukup jangan ulangi lagi kesalahan yang sudah kau lakukan Vee."

"Tidak...aku tidak bisa, aku tidak lagi punya kepercayaan diri untuk bersama Mark. Dia terlalu baik, aku takut dia tidak bahagia disampingku." airmataku lolos tanpa bisa kutahan. Yihwa merengkuh bahuku, dia ikut menangis bersamaku.

"Vee....kau pria baik, kau pun pantas bahagia."

Aku ingin Mark hanya menjadi milikku meski dengan keadaanku saat ini, aku akan mencari-cari alasan agar Mark tetap disampingku, aku akan membiarkan dia berfikir hanya aku satu-satunya yang mencintainya.

Inilah aku dengan obsesi bodohku, aku takut tak dapat mengendalikan perasaanku, menahan Mark disisiku sampai akhir akankah membuat dia bahagia atau menderita.

Mark sudah jatuh padaku sedari awal dan dia benar-benar tulus, meski aku terus memperlakukannya dengan buruk, sebelum aku benar-benar menyadari perasaanku. Kini aku pun telah jatuh padanya, namun saat ini aku tak memiliki kepercayaan diri, aku merasa tak layak untuknya.

Beberapa hari terakhir aku terus berfikir, tiap kali melihat senyum Mark aku ingin jadi satu-satunya alasan ia tersenyum disisi lain aku pun takut senyum itu akan hilang darinya justru karena aku.

Aku takut kesakitan saat Mark tak disampingku. Aku takut Mark akan meninggalkanku lagi.

"Yihwa! Kau dimana? Ayo makan dulu! Ao.. dimana Vee? " terdengar suara Bar dari depan.

"Pergilah Yihwa, aku akan disini sebentar." kataku.

"Kau tak apa aku tinggal?"

"Ya, pergilah."

###



Reconciled; Mechanic of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang