#flashbanck Cahaya as yaya

16.7K 138 4
                                    

Cahaya baru mengetahui bahwa selama ini Braga pulang ke rumahnya setelah 2 minggu kemudian, wajar saja cahaya tidak mengetahui karena memang meskipun Braga pulang ke rumahnya, pria itu tidak menemui wanita hamil tersebut, dan cahaya yang tidak meninggalkan kamarnya. Aturan Braga.

Kamar cahaya sudah diubah menjadi tempat istirahat juga kamar rawat, beberapa alat medis ada dikamar tersebut bahkan kamar cahaya memiliki sensor virus dan bakteri, semua itu untuk melindungi cahaya dan janin janinnya. Itu sebabnya cahaya tidak diijinkan keluar dari kamarnya.

"Ga, i'm fine, ngga usah di cek terus dong" Cahaya menjadi lebih berani mengungkapkan perasaannya kepada Braga belakangan ini. "Mba bosen ga... " Braga masih sibuk melakukan scanning memastikan kondisi cahaya.

"Jadi luka"

"Hah? Iiih mba ngomong apa kamu jawab apa! "

"Ayo kekamar mba" Braga dengan tidak peduli bersiap membawa cahaya ke kamarnya.

"Ngga mau! Mba ngga mau kekamar! Mau keluar jalan jalan!! " Cahaya histeris menendang kaki kaki bengkaknya diudara secara kasar dan kuat, berusaha menggagalkan Braga yang akan menggendong dirinya.

Braga dengan tenaganya bukanlah tandingan cahaya, dia tetap membawa cahaya kekamar nya, dibaringkan diranjang dan meletakkan kedua kakinya  di penyangga dengan melebarkan pahanya. 

Kulit disekitar anus yang tertanam selang menjadi memar dan luka yang basah, sedikit mengeluarkan bau yang tidak sedap.

"Mba mau jalan jalan kan? Nurut sama aku setelah itu kita jalan jalan"

"Serius? Kapan mba melawan kamu! " Braga hanya tertawa renyah karena ucapan bodohnya, siapa yang berani melawan Braga. Hahaha

Braga mengambil cairan dan menyuntikkan ke lengan cahaya. "Mba kenapa ga? Hari ini mba dikasih obat sama kamu? "

"Iya, hari ini" Kalimat menggantung Braga membuat cahaya pusing, tubuhnya merasa ringan tatapannya berubah sayu. Obatnya sudah bekerja, cahaya sudah berada dalam pengaruh obatnya.

"Ada semut terbang" Braga melihat cahaya berkata dengan tatapan sayu dan kosong, sedang berhalusinasi. Berdiri disisi cahaya yang sedang terbaring, mengelus kepala cahaya beberapa kali dan memperhatikan respon cahaya.

"Nama adek manis yaya, perut adek besar karena ada 2 baby didalem sini" Tangan lainnya mengusap perut buncit cahaya. "Baby? Dimana?" Cahaya merespon bingung.

"Kalau wanita perutnya besar pasti karena ada baby isinya, namanya hamil. Jadi yaya lagi hamil sekarang" Braga bersikap dan berbicara dengan sangat lembut, tidak seperti biasanya.

"Iya" Cahaya menjawab singkat.

Kemudian Braga memakaikan selang oksigen untuk cahaya, dan kembali ke posisi awal yaitu berada diantara selangkangan cahaya.

Memberikan beberapa suntikan dan memasang alat alat ditubuh cahaya.

"Sssh.. Eungghh" Cahaya mendesis ketika Braga memasukan corong kecil pada vaginanya. "Lepasin.. Eungghh.. Aaah aakhh nggaaaakh.. " Tubuh Cahaya menggelinjang saat Braga memutar corong tersebut agar tidak mudah lepas dari vagina cahaya dan berfungsi dengan baik.

Tangannya berusaha menggapai vagina untuk melepaskan sesuatu yang membuatnya tidak nyaman, namun Braga meninggikan ranjang bagian bawah sehingga dari perut hingga kaki posisinya lebih tinggi dari kepala, membuat benda tersebut merosot semakin dalam kedasar vaginanya dan menyulitkan cahaya menggapainya.

Braga pun mengganti selang dilubang anus cahaya yang sudah kotor dengan yang baru. Membuat lubang anus cahaya tidak seperti lubang anus pada umumnya.

Cahaya masih dalam pengaruh obat, dan Braga sudah melakukan semua hal yang dia butuhkan pada tubuh cahaya. Terakhir, corong pada vagina Braga sudah terhubung dengan selang kecil dan kantong berukuran 1200ml dan memakai merapihkan pakaian cahaya.

"Yaya.. Kamu bisa dengar saya"

"Gajah.. "

"Iya gajah, kamu kaya gajah ya, perutnya besar"

"Iya" Braga tersenyum dengan respon cahaya.

Braga melepaskan selang oksigen, membiarkan kedua kaki cahaya menggantung karena sudah disangga oleh besi penyangga dan membantu cahaya bangun untuk berganti pakaian karena dia akan pergi keluar.

"Yaya bisa jalan?" Setelah berhasil duduk.

Dengan muka polos cahaya mengangguk yakin. "Yaya bisa! "

"Anak pinter abang Braga" Braga memuji sambil menarik tubuh cahaya menuruni ranjangnya.

Brukk cahaya langsung jatuh duduk karena lemas kakinya menahan tubuh ah maksudnya perutnya yang berat.

"Aaah sshh aaah" Cahaya meringis mengelus perutnya, matanya sudah berkaca kaca akan menangis. Braga menghela nafasnya.

Melihat sesuatu mengalir di selang vagina cahaya membuat Braga tersenyum.

"Eungghh.. " menggeliat dilantai memegangi vaginanya yang terdapat corong dan selang. "Yaya pipis.. Pipis.. Lepasin pipis.. Hikss hiks" Menangis dan berusaha melepaskan benda tersebut.

Braga ikut duduk di lantai memeluk yaya yang histeris sedang orgasme.

"Hei hei.. Yaya, tenang ya, pipis iya pipis jangan dilepas nanti pipis nya basah kemana-mana" Braga menahan tangan cahaya. "Ngga apa, yaya pipis lagi yang banyak pakai ini ya, enak kan? "

Hikks hiks.. Cahaya sesenggukan menatap Braga, dan melihat vaginanya "ngga basah, ngga apa apa? "

Mengambil gendongan hipseat khusus untuk cahaya, lalu Braga memakainya dipinggang dan mendudukan cahaya diatas duduknya gendongan yang sudah dipasang ditubuhnya, Braga ingin mba Cahaya nyaman dalam gendongannya.

"Iya ngga apa apa, rasanya gimana ya?"
Bara berjalan mengitari sekitar kamar cahaya yang bersandar didadanya sambil terpejam.

" Geli.. " Cahaya bergidik ketika cairan tersebut kembali keluar dari vaginanya.

Tbc.

Ayo kasih bintang dan komentar nya..
Saya akan banyak update hari ini.

CAHAYAWhere stories live. Discover now