regaa

16.1K 145 4
                                    

Tanpa disadari arum memasuki ruangan dan mendapati rega tak berdaya di sofa dengan vagina yang tampang jelas.

"Mba ega... " Arum mendekati rega lalu menyandarkan kepalanya diantara payudara dan perut Rega sambil mengusap payudara rega dari luar pakaiannya.

Lalu rega merasa vaginanya berkedut, sensasi aneh muncul ketika arum tidak melepaskan pandangan nya dari payudaranya

Keluar lelehan lendir bening tanpa diperintah.

Arum yang sudah belia tidak bisa bersikap seperti gadis seusianya.

vaginanya semakin berkedut dan mengeluarkan lendir ketika membayangkan bahwa Arum tidak bisa bersikap normal seperti gadis lainnya.
Apakah aku menyukai moment ini??

"Rumhh.. " Sapaku dengan lemah karena aku masih memang masih lelah.

Arum mendekat kearah wajahku, mungkin agar lebih jelas mendengar ku bicara.

"Panashhh... " Benar, aku menjadi merasa gerah, bukan nya malu, atau tidak nyaman karena penampilan dan posisi ku seperti ini.

Refleks Arum mengambil map yang ada dimeja lalu mengipaskan ketubuhku.

Kurasakan puting ku kembali tegang, dan lendir di vagina semakin banyak keluar, tanpa Arum sadari.

"Ceklek"

Arum refleks menoleh ketika pria itu masuk mengunci ruangan sambil memdorong kursi roda.

"Mas, mba Ega gerah, bukain bajunya mas" Arum memerintah ke pria itu.

"Mau nen ya?" Sambil mengangkat tubuh Arum kepangkuan pria itu dan menatapnya dengan lembut. Membuat rega iri..

Jika pria itu menatap rega, tatapan nya seperti ingin memangsa dirinya. Rega takut.

"Eh.. Arum pake apa nih? Tanya pria itu sambil mengusap area bokong Arum.

" Pake pempers mas" Arum menjawab dengan polosnya sambil bersandar di dada pria yang dipanggil mas olehnya.

Sambil mengusap punggung Arum pria itu memasukan benda asing ke anus rega, membuat wanita hamil itu bergerak gelisah tidak nyaman.

"Eunghhh... Hhh hhh" Rega mendesah dan terengah-engah sambil mendongakkan kepalanya, Rega tidak bisa melihat apa yang Dilakukan pria itu karena posisinya yang sedang berbaring terhalang perut besarnya, namun rega bisa merasakan sesuatu yang berdiameter kecil, panjang dan sangat dingin sedang dipaksa masuk ke area bawahnya.

Pria itu mengendus-endus tulang selangka Arum sambil tersenyum sangat tipis sehingga tidak ada yang menyadari jika dia menikmati moment saat ini hingga membuat kejantanannya perlahan mengeras sempurna. Libidonya hampir dipuncak.

"Mas, Arum antuk.. Empok empok ya.. " Gadis berumur 18 tahun yang tidak pernah diajarkan menjadi dewasa mengusel usel didada pria tersebut, sangat menggelitik.

Lalu terdengar ketukan pintu dari luar yang meminta izin memasuki ruangan rega, pria itu pun bangkit sambil menggendong ala koala Arum dan membuka pintu lalu mempersilahkan seorang pria menggunakan snelli masuk dan mendekati rega, lalu pintu dikunci kembali.

Pria itu membawa Arum ke ujung ruangan dimana ada tempat tidur orang dewasa yang didesain seperti tempat tidur bayi memiliki pagar tinggi yang mengelilingi.

Arum sudah hampir tertidur pulas ketika digendongan pria itu, namun kembali membuka matanya ketika dibaringkan di ranjangnya.

"Ssst ssst bobo lagi baby" Pria itu menepuk nepuk pelan bokong Arum dengan lembut sambil menyodorkan botol dot yang berisi ASI pada mulut Arum.

Sambil meringkuk seperti bayi sambil menghisap ASI yang diberikan pria itu, mereka berhadapan.

Ditempat lain, pria yang baru masuk adalah seorang dokter kandungan, mendekati rega yang masih menikmati kedutan di kedua lubang di area bawahnya tubuhnya, menatap iba rega yang sedang berbaring dengan posisi bokong diganjal tinggi oleh bantal, kaki yang mengangkang dan aroma kewanitaan yang menguar kuat.

Si dokter memeriksa anus rega yang sudah tertancap pipet kaca berisi cairan berwarna kuning, menambah bantal di bawah bokong rega agar posisinya lebih tinggi dan membuat cairan di pipet mengalir masuk ke tubuh rega.

Respon rega menandakan bahwa cairan tersebut sedang bereaksi pada tubuh nya, rega berkeringat banyak dan bayi bayi di perut nya bergerak gerak dilihat dari perutnya yang bergerak tidak teratur.

Rega kewalahan merasakan tubuh nya yang aneh, kepalanya bergerak gelisah tidak beraturan, tubuh nya pegal, area pinggang pegal dan panas, ditambah bokong yang lebih tinggi semakin membuat pegal, rega meringis sambil mengusap usap perutnya, bayi bayi didalam bergerak membuat rega sesak nafas.

Si dokter memasangkan belt diperut rega yang terhubung ke monitor yang menampilkan angka, rega pun tidak mengetahui apa fungsinya, yang dia tau belt tersebut tidak membantu mengurangi gerakan kasar janin di perut nya.

Arum sudah menghabiskan 3 botol ASI berukuran 300ml ketika tidur, membuat nya tidur nyenyak dalam keadaan kenyang, lalu pria yang menemaninya memasukan empeng kemulut Arum dan langsung dihisap tanpa sadar, lalu membuka pempers yang ternyata ada noda haid Arum, alasan Arum menggunakan popok karena sedang haid. Alih alih menggunakan pembalut, Arum tidak tahu jika dirinya sedang haid.

Pria itu mengganti popok Arum dan membalur tubuh Arum dengan minyak telon agar tubuh nya tetap hangat.

Rega masih meringis dan menggeliat di sofa sempit dengan tubuh nya yang basah oleh keringat.

"Bara! " Teriak si dokter cukup keras, membuat Arum kaget dan terbangun.

Pria yang merasa namanya disebut menoleh dan menatap tajam si dokter, membuat si dokter kikuk dan menyadari kesalahannya.

Arum pun mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menangis seperti bayi yang kesal tidurnya terganggu, segera Bara menarik kebawah popok yang masih bersih, darah haid nya belum keluar lagi setelah dibersihkan, meniup vaginanya sambil sesekali menjilat bibir vaginanya agar terasa dingin ketika ditiup oleh Bara.

Arum yang sedang nangis, perlahan berubah menjadi leguhan karena diperlakukan seperti itu beberapa menit oleh Bara.

"Anghhh nghh eungg... " Arum mengerang sambil mengangkang dan mengakat pinggul nya, Arum tidak menyadari dirinya sedang dirangsang.

"Akhh hikss hikss nen. . . " Di sela desahannya masih ada isakan tangis Arum, membuat Bara mengangkat tubuh Arum dan membawanya mendekati Rega.

Kondisi Rega masih belum berubah sejak 3 jam yang lalu, perutnya masih bergejolak, tubuhnya dipenuhi peluh, Rega sudah tidak mampu membuka mata karena terlalu lelah, tetapi karena merasakan hisapan kuat di payudaranya membuat Rega membuka mata dan mengusap kepala Arum.

"Baby haus hmm.. Nggh... " Merasakan perutnya lebih mulas, karena di payudaranya dirangsang oleh Arum yang sedang menyusu.

Melihat pemandangan seperti itu, Bara menjadi gelisah.

Tidak menunggu lama, Bara mengeluarkan penisnya lalu mengarahkan ke vagina Rega yang sedang merekah.

Slepp sekali dorong penisnya ditelan oleh vagina Rega, Rega yang merasakan dorongan itu seperti tubuh nya terbelah, sakit, panas, dan penuh. Vagina Rega berkedut kuat meremas penis Bara.

"Sangat nikmat" Bara tidak menggerakan penisnya, hanya ingin merasakan remasan vagina Rega yang hangat.

Si dokter hanya menonton dengan penis yang sudah keras dibalik celananya.

Arum yang tadi menghisap kuat payudara Rega mulai mengendur, matanya tertutup namun mulutnya masih diputing susu Rega.

CAHAYAWhere stories live. Discover now