Cahaya & Rega

7.1K 77 0
                                    

"momzzz"

"Mamiiyyy"

"Bundououoo"

"Ck Bara ihh berisik!!"

Percakapan absurd beberapa hari ini selama Bara berada dirumah kontrakan Rega.

Bara sedang berada dimeja makan, dan Rega sedang memasak.

Tak lama ponsel Bara berdering, lalu pergi kekamar Rega.

•••

Selesai memasak Rega menata masakannya untuk sarapan bersama Bara, namun tak lama Bara keluar kamar

Tanpa berpamitan Bara keluar sambil memasang kancing bajunya dan mengambil kunci mobil lalu pergi dari rumah kontrakan Rega.

Melihat itu Rega hanya diam, menatap masakannya dan sudah tidak berselera sarapan.

Rega hanya sarapan roti tawar yang dipanggang dengan susu hamilnya.

•••

Wanita yang paling insecure selalu sibuk, sibuk dengan prasangkanya sendiri, seperti saat ini yang Rega lakukan, berbaring di ranjangnya sambil memegang ponsel, sedang menimbang apakah ia perlu menghubungi Bara atau tidak.

Rega khawatir karena Bara pergi begitu saja dengan perut kosong, apakah saat ini jam 11 siang dia sudah sarapan ?? Atau sudah makan siang ? Apakah akan mengganggu Bara jika menghubungi nya ?? Apakah dia ada salah ?? Apakah Rega tidak menyenangkan untuk Bara ?

Semua prasangka itu tidak sadar sudah terjadi beberapa, hingga Rega kelelahan, perutnya keram dan tertidur.

•••

Rega merasakan tendangan halus, lalu menggeliat merasa pijatan lembut yang terasa hangat diperutnya.

Pelan pelan matanya terbuka sempurna, dan sadar jika dirinya sudah telanjang dengan perut yang dikompres handuk hangat oleh Bara.

"Jam berapa ?" Pertanyaan Rega terdengar manja sambil menarik ujung kemeja Bara.

"Hampir jam 4 momzz, bangun dulu ya makan siang. Aku liat kenapa makanan dimeja masih utuh ? " Bara masih berusaha memanjakan tubuh Rega dengan pijatan yang menenangkan.

Rega menggelengkan kepala sambil mengucek matanya, "jam berapa kamu disini, maksud aku" merasa pertanyaan Rega dan jawaban Bara beda server.

"Ohh, jam berapa ya.. jam 1 kurang mungkin, aku ga liat jam  Bun"

Sesekali pijatan itu turun ke area vagina Rega, "eunghhh..." Rega menggeliat lalu perutnya terasa kencang dan sedikit nyeri. 'ssshhh angghhh" meringis sambil mengusap perutnya.

Mendengar ringisan dari mulut Rega, juga dahi yang mengkerut menandakan Rega tidak merasa nyaman, lalu terliat perut yang diraba terasa lebih kencang.

"Ssshhh baby jangan nakal ya sayang, nanti papi marah nih, sempit ya disana, nanti tunggu papi buat kalian sedikit lega ya" perkataan Bara menggelitik Rega.

Bara menyadari janinnya gelisah didalam perut Rega karena perut Rega yang sebelumnya besar dan penuh dengan amnion saat ini volume nya berkurang, gerakan gerakan mereka yang sebelumnya tidak terasa oleh Rega saat ini membuat Rega ngilu.

" Wajar ga sih aku pipis terus bar ?" Rega saat ini mulai berani dan terbuka kepada Bara, menanyakan kondisi nya.

Semua bagian tubuh Rega tidak berubah kecuali perut dan payudara yang besar bulat, perut sangat besar dan maju, dirinya harus memakai penyangga perut jika akan beraktivitas.

Bara tidak pernah terbuka dengan kondisi Rega, dikatakan saat ini wajar karena bayi mereka menekan kandung kemih Rega sehingga selalu keluar cairan dari vaginanya, yang sebenarnya itu adalah cairan ketuban Rega yang keluar.

"Wajar bundouou, jangan takut ntar bayi nya demo disini"

Semua induk mereka sedang keracunan bakteri, serum yang masuk ketubuh Rega dan cahaya terkontaminasi sehingga menimbulkan reaksi penolakan. Cahaya yang keguguran dan Rega yang hampir keguguran jika kondisi nya seperti ini.

•••
Setelah memijat beberapa menit, Bara pergi kedapur untuk mengambil makan siang Rega, masakan Rega dan sisa roti sarapan Rega yang tidak dihabiskan.

Bara menumpuk beberapa bantal dibelakang Rega agar wanita itu dapat bersandar ketika makan.

"Aku mau roti aja"

Masakan Rega terlihat tidak menarik, tapi dia sadar harus tetap makan demi penghuni perutnya.

Bara mengatur emosinya, sungguh dia ingin marah tapi masalah ini karena kelalaiannya, sehingga semua serum bisa terkontaminasi bakteri.

"Iya" menghela nafas lalu memberikan roti itu kepada Rega.

"Aku harus infus kamu mom"

"Heum ?? Aku kenapa ? Aku ga bisa jaga mereka ya ?? Maaf bara" sambil menunduk Rega merasa bersalah.

•••

Ditempat lain kondisi cahaya sangat lemah, tidak pingsan namun cahaya hanya mampu mengedipkan kelopak matanya saja, untuk makan cahaya perlu melalui selang dihidungnya.

Bakteri dicairan ketuban cahaya sudah sangat banyak, dan mulai menyeranga organ dalam lainnya, salah satu nya paru paru cahaya.

Bara dan Braga harus memutar otak, mereka membutuhkan 1 induk agar bisa menghasilkan cairan ketuban untuk cahaya dan Rega.

Namun, Arum bukanlah jawaban nya. Arum secara mental tidak stabil dan rawan jika harus membiarkan janin hidup diperutnya, meskipun brengseknya bukan main, Braga dan Bara ingin janin itu lahir selamat.

Cahaya selalu diberi narkoba agar bisa mengalihkan rasa sakit ditubuhnya, membuatnya berhalusinasi adalah yang terbaik, cahaya harus tetap sadar tapi tidak merasa kesakitan.

Kulit perutnya terkena ruam, terasa gatal dan panas, akan sakit jika digaruk, infeksi pada cahaya sudah sangat parah, dengan tangan terikat cahaya hanya bisa mengerang jika terasa gatal dan akan di kompres air es dibagian perutnya untuk meredakan gatalnya.

Selain itu payudaranya mengeluarkan cairan kuning, setelah diteliti ASI cahaya pun terkontaminasi bakteri sehingga beracun jika dikonsumsi. Cairan yang merembes dari payudaranya membuat kulit payudaranya menghitam dan gatal seperti terkena jamur kulit.

Bara sempat memasang alat hisap besar dipayudara cahaya, alat itu akan otomatis memompa ASI ketika terproduksi di payudara nya. Hisapan yang kuat bahkan mampu membuat tubuh cahaya terangkat, alat hisap itu harus menghisap seluruh ASI cahaya tanpa sisa.

Braga berusaha tenang jika mengunjungi cahaya saat dia sadar, Braga akan mengatakan ini adalah treatment untuk memuaskan cahaya. Lalu wanita itu percaya karena Braga selalu merangsang wanita itu ketika dia sadar tanpa obat penenang.

Braga dan Bara sepakat tidak memberitahukan masalah mereka kesiapapun termasuk orang-orang dipihaknya.

•••

"Kalau dikasih obat itu lagi mba gue bisa kecanduan. Kita harus cari cara lain bang"

Mereka sedang melakukan video call karena Bara tidak bisa meninggalkan Rega dan tidak bisa membawa Rega kerumah cahaya dan mengetahui situasinya. Rega tidak diberikan terapi saraf seperti cahaya, sehingga Rega masih bisa berpikir sangat rasional.

"Arum harus jadi induk"

"Kita butuh sekantong cairan ketuban bar"

Bara hanya menghela nafas. Bagaimana mendapatkan nya....

"Buat gue jadi induk bang"

Ucap Bara frustasi

CAHAYAWhere stories live. Discover now