Bara | Morning routine

15.5K 123 0
                                    

Anak kedokteran yang punya fantasi sangat luar biasa didukung IQ diatas rata-rata dan bertemu partner yang tepat seperti Braga, merupakan suatu dukungan penuh semesta terhadap dirinya.

Memiliki privilege dari orang tuanya, memudahkan Bara mewujudkan keinginannya.

Bara memiliki asrama khusus putri yang gratis untuk anak putri yang kurang beruntung, seperti Rega.

Alasan Bara mendirikan tempat tersebut pun adalah Rega.

Namun, Bara ingin Rega melakukan sesuatu seperti yang dilakukan mba nya, yaitu Cahaya. Hamil dan memuaskan hasrat Bara.

•••

Bara dan Braga memiliki bisnis obat terlarang.

Saat ini mereka sedang mengembangkan obat terlarang yang berasal dari ekstraksi cairan cairan dari tubuh Rega dan Cahaya.

Cahaya yang menjadi induk pertama tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka, sehingga Rega turut menjadi induk kedua mereka. Sedangkan Arum masih dipersiapkan menjadi induk yang ketiga.

Secara mental mereka sudah dibawah pengaruh Bara juga Braga.

Jika Cahaya perlu dilakukan terapi khusus pada saraf nya, agar tidak menghambat tujuan mereka, pada Arum mereka membuat Arum mereka hanya mempertahankan kondisi mentalnya yang sudah tidak normal sejak mereka menemukan Arum.

Namun berbeda dengan Rega, Bara tidak memberikan obat khusus untuk saraf saraf Rega, sehingga Rega masih bisa beraktivitas dan bersikap normal.

•••
Bara pov

Rega yang penurut, pemalu, dan selalu merasa insecure adalah kelebihannya, memudahkan gw melakukan apapun yang di inginkan.

Pagi ini Rega seperti biasa pergi ke asrama, namun sebelum itu, ia akan memastikan Rega mendapatkan obat obatan untuk kehamilannya.

"Mom.., bagaimana mereka?" Gw menatap Rega yang usianya 4 tahun lebih tua dari gw dengan sangat kagum.

Tinggi Rega yang hanya 148cm dan berat badan 66 kg membuat Rega sangat menggemaskan.

Rega masih berbaring diranjangnya, dengan keadaan telanjang karena tubuhnya sedang diperah.

"Ngga tau mas" Tarikan nafasnya sangat berat, tatapannya teduh.

Usia kandungan Rega adalah 19 minggu, namun sudah sejak minggu ke 15 payudaranya mengeluarkan ASI. Setiap pagi Rega akan mengumpulkan ASI nya untuk para bayi di asrama gw.

Sudah 10 menit alat hisap di payudaranya bekerja, nafasnya semakin memberat tapi tidak mengeluhkan sesuatu.

"Mom.. Are u okay heum??"

"Eunghhh" Sambil mengangguk menatap gw.

Melihat mesin hisap yang masih bekerja namun tidak mengeluarkan ASI maka gw melepaskan alat tersebut. Sudah terkumpul 11 kantung ASI berukuran 400ml cukup untuk para bayi asuhan Rega.

Rega bersedia melakukan hal ini karena penghuni asrama gw adalah bayi bayi serta anak balita. Mereka diasuh oleh pengasuh dan ASI yang mereka dapatkan diketahui dari donor ASI. Rega lah pendonornya.

Flashback
"Oekk oekkk" Jeritan tangis bayi terlantar yang kelaparan didekapan Rega sangat memilukan.

"Bara.. Bagaimana aku ingin memberikan bayi ini makan" Dia menatap gw dengan memohon.

"Ngga bisa, kecuali mba hamil" Gw sudah menantikan moment ini. Moment Rega yang datang ke gw dengan putus asa.

Rega termenung menatap bayi itu, lalu dengan mantap berkata.

"Hamilin aku. Aku tau apa yang kalian lakukan selama ini. Jadikan aku induk juga"

Tanpa menjawab aku mengambil bayi itu dan membawa kepada pengasuh agar diurus.

Rega tidak bisa menarik ucapannya.

•••

Membantu Rega melepaskan alah hisap dari payudaranya, lalu memasukan pipet khusus pada vaginanya. Saatnya mengumpulkan cairan lain.

"Sshhh ouhh" Vagina yang kering dan rapat dipaksa menerima pipet tersebut. Ujung pipet terdapat kantung seperti balon, yang akan menampung cairan Rega, jika kantung mulai terisi akan mengganjal ketika Rega berjalan atau duduk.

"Hhh hhhh.. Mashhh" refleks Rega meremas sprei.

"Iya mom.. Iya aku mas disini" Gw menenangkan Rega sambil menekuk kakinya membuat posisi mengangkang dan menyuntikan serum pada pahanya untuk meningkatkan hormon tubuhnya.

"Akhhh hhh hhh mashh" Rega menggeliat tidak nyaman tapi tubuh bagian bawah gw tahan agar tidak berubah posisi.

Gw liat cairan mulai mengalir kekantung penampungan, sangat sedikit tapi kualitas yang terbaik.

"Jalan ya mommy, jangan dibuat tiduran, biar ga kerasa"

Mendudukkan Rega diranjang, otomatis pipet di vaginanya tertanam semakin dalam. "Hoekk.. Nghh hoekk"

Pipet yang panjang terasa menusuk organ Rega membuatnya mual.

Rega perlahan bangkit dari ranjang, dan berjalan tertatih menopang perutnya, menuju lemari untuk bersiap ke asrama.

CAHAYAWhere stories live. Discover now