Cahaya

30.7K 255 0
                                    

Kehamilan cahaya tidak banyak yang mengetahui, tidak menikah dan hamil merupakan sebuah aib untuk kebanyakan orang, karena itu menyembunyikan kondisi nya saat ini merupakan yang terbaik.

Cahaya bangun tidur cukup pagi dari biasanya, setelah tidur sejak jam 3 sore wajar jam 6 pagi dia sudah terbangun, karena wanita hamil ini bukan type morning person.

Semenjak hamil cahaya menjadi pemalas, bahkan 1 hari dihabiskan diranjang nya, segala aktivitas dilakukan di ranjang dan di bantu asisten Braga yang ditugaskan dirumahnya. Cahaya dan Braga memiliki rumah masing-masing, dan Braga sangat sibuk dengan dunia kedokteran nya.

Cahaya berjalan sangat pelan keluar kamarnya sambil mengelus perut, memakai pakaian khusus kehamilan membuat perut besar cahaya terlihat jelas, Braga membelikan pakaian khusus kehamilan banyak sekali untuk nya, dan memang pakaian tersebut yang terbaik digunakan saat ini.

"Nona

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Nona.. Kenapa jalan sendiri? Saya ambilkan kursi roda ya" Terdengar panik melihat majikan nya berjalan sendiri sambil menyangga perut besarnya.


"Saya ingin jalan. Its ok" Cahaya dan pelayanan nya berjalan beriringan. "Nona mau kemana? Kalau mau sarapan saya bisa anter ke kamar nona"

"Saya bosen di kamar terus, ingin nonton TV di bawah"

"Nona TV dikamar rusak? " Pelayan tersebut berusaha membuat cahaya kembali kekamar secepatnya.

"SAYA BOSEN DI KAMAR! " Pelayan tersebut kaget dan takut dengan teriakan majikannya.

"Baik, maaf nona" Mereka sudah berjalan lama namun belum melewati area kamar cahaya, entah kamar cahaya yang terlalu luas atau cahaya yang berjalan terlalu lamban. *saya rasa kedua nya.

Melewati pintu kamar lain yang sedikit terlihat lampu tidur yang menyala karena pintu kamar tersebut tidak tertutup rapat. "Kamar ini ada orang? " Cahaya bertanya karena setaunya kamar tersebut kosong.

"Iya nona, mas Braga yang pakai kamar ini"

"Siapa? Braga? Omo. Kenapa ngga kasih tau saya" Cahaya protes dengan suara berbisik. "Sejak kapan? Pulang jam berapa? Cahaya melanjutkan bisik bisikan dengan pelayan nya didepan pintu kamar Braga.

" Sudah sejak 2 minggu nona, mas Braga baru pulang jam 4 pagi, trus masuk kamar sekitar jam 5"

"Hah? 1 jamnya setelah pulang ngapain? "

"Sepertinya kekamar trus mandi, setelah itu saya buat kan makanan, kemudian dikamar nona sampai jam 5"

"Dikamar saya? " Cahaya pikir dirinya mimpi di peluk dan diusap perutnya, kemungkinan bukan hanya mimpi tapi Braga memang melakukannya.

'Iya nona"

"Kamu kembali tidur atau lanjutkan pekerjaan mu, saya ada di kamar ini"

Tanpa menunggu jawaban pelayannya cahaya masuk kamar tersebut dan menutup rapat pintu kamarnya.

Braga terlihat tidur nyenyak hanya menggunakan celana training, juga suhu ruangan yang sangat dingin.

Cahaya berjalan pelan dan duduk di pinggir ranjang besar Braga. Menarik selimut untuk menutupi tubuh pria itu.

"Capek banget ya ga, kamu jangan kebiasaan begadang ga.. Apalagi tidur ngga pake baju gini, kalau sakit gimana.. " Cahaya bicara dengan Braga yang sedang tidur, sambil mengusap rambut pria yang sedang tidur itu.

Tanpa merasa terusik, atau malah nyaman? Braga bergerak merapatkan selimut, masih tidur.

"Kalau lagi tidur gini kamu polos banget ga,kaya bayi, ngga ada gaga yang tatapannya tajam, mulut yang pedes, tapi itu pesona kamu sih" Cahaya berbaring di samping Braga karena merasa pegal. Tanpa Braga sadar dia bergerak memeluk wanita hamil tersebut, menaruh lengannya di antara payudara dan perutnya.

Cahaya tersenyum, "kalau perasaan kita saling sayang, mencintai pasti kita juga jadi pasangan yang bahagia seperti pasangan lain, apalagi anak kita kembar" Cahaya menemani Braga tidur.

Braga sesekali bergerak menyamakan posisinya memeluk cahaya, tangannya pun ikut bergerak, terkadang mengusap perut besar cahaya, atau meremas payudaranya. "Ga.. Kamu tidur atau ngga sih, ko nenen aku kamu mainin" Braga tidak menjawab karena pria itu sedang tidur.

"Hmm mhh.. " Cahaya mencoba menahan desahannya. Usapan lembut pada rambut Braga berubah menjadi rematan yang membuat Braga terbangun.

"Braga.. Sakit nenen nya jangan gitu.. " Cahaya mengatur nafas dan desahannya supaya tidak membangunkan Braga.

Braga terbangun setelah beberapa kali meremas payudara cahaya juga sempat memilin putingnya, "mba.. " Suara serak khas bangun tidur, mata menyipit masih menyesuaikan disekitarnya, penampilan yang membuat cahaya membeku. Sexy~~

"Ga, kamu kebangun, maaf ga mba ngga maksud bangunin kamu, kamu tidur lagi" Cahaya menyamankan posisinya dan mengusap kepala Braga, membuat pria ini tidur kembali

"Hmm, adek capek mba.. 10 jam diruang operasi" Sudah lama sekali Braga tidak mengadu kepadanya seperti ini.

"Tapi lancar kan?" Cahaya masih mengelus rambut sahabat adiknya.

"Hmm"

"Syukur lah, yaudah kamu tidur lagi ya" Cahaya hendak bangkit membiarkan Braga istirahat.

"Disini aja, aku ngantuk😴😴" Braga mengeratkan pelukan nya.

Cahaya tidak menjawab tetapi kembali memeluk Braga agar tertidur.

"Mba" Cahaya melihat Braga menutup matanya tapi belum tidur.

"Iya.. "

"Gimana? Mba menyesal atau puas penasarannya terpenuhi"

"Hmm.. Memang mba jadi sangat bergantung kepada orang lain tapi mba puas ga, apa kamu bisa bikin perut mba lebih besar lagi? Mba senang ngeliat perut besar mba naik turun karena nafas mba"

Braga memeluk erat cahaya "bisa, Braga juga bisa bikin perut mba meledak pecah" Braga sudah kehilangan rasa kantuknya.

"Ga...! Kamu ih, tidur aja lagi, kalau tidur mulut kamu kan diem" Cahaya langsung bangkit akan keluar dari kamar Braga, namun gerakan wanita hamil muda ini tidak bisa melawan keinginan Braga yang ingin tetap cuddling.

Braga menarik lembut namun pasti membuat cahaya kembali tiduran dengan posisi 69 😏 dan melepas pakaian kehamilan cahaya yang besar dengan mudah.

"Mba nurut sama adek

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Mba nurut sama adek. Atau adek bikin mba ngga bisa pipis lagi. "

"Selalu aja mba jadi kelinci percobaan mainan kamu! " Cahaya hendak protes lebih keras lagi namun dipotong oleh kalimat Braga " Oh! Ini apa, mba bahkan udah pipis di ranjang." Braga melepaskan celana dalam cahaya, dan menghisap memek wanita hamil yang sedang berkedut.

Tbc,

📌 jangan pipis sembarangan tanpa ijin gaga.

CAHAYAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt