upnormal

5.6K 63 3
                                    

Cahaya hari ini menunjukan perkembangan yang bagus. Semua bayinya tidak bisa bertahan meskipun Braga sudah melakukan segala cara, karena memang yang diinginkan Braga hal mustahil.

Bagian perut cahaya masih bucit layaknya wanita hamil 8 bulan, namun bukan karena bayi.

Efek dari seluruh terapi, alat dan obat-obatan yang dilakukan, membuat tubuhnya tidak bisa kembali normal.

Kantung janin akan tetap ada dirahim cahaya bersama cairan ketubannya.

°°°
Rega masih bertahan bersama janinnya yang semakin besar serta Bara yang menyuplai kehidupan Rega.

Kondisi Rega masih lemah namun stabil, kondisi Bara yang sudah terbiasa dengan terapi hormonal nya pun membaik.

Sesekali Bara dan perut buncitnya berjemur ditaman halaman belakang dibantu perawat yang menuntun jalannya Bara karena menolak menggunakan kursi roda.

Meskipun tidak berisi janin, bobot perutnya sangat berat, berat badan Bara saat ini hampir mencapai 90kg.

"Melelahkan... Haus..." Rengekan Bara yang baru berjalan keluar pintu kamarnya.

Perawat yang siaga membawa minum langsung menyodorkan minuman yang tidak Bara ketahui sudah dicampur serum penyubur rahim.

40 menit kemudian Bara sampai ditaman dan berdiri dengan kaki mengangkang, merasa area tubuhnya panas dan seperti berlendir.

"Ughhh tidak nyaman perawaat bantu aku hhh" melihat reaksi tubuh Bara, Braga langsung mendekat, mengusir semua orang yang berjaga ditaman.

"Sayang hei ada apa" Braga memeluk tubuh Bara dari belakang dan mengusap perut buncitnya seakan perutnya berisi janin, lalu Bara menyadarkan tubuh nya ke dada Braga, merasa nyaman dia menutup matanya sambil menghela nafas.

"Kak, kapan Rega transfer ketuban ? Aku lelah ini berat" tubuhnya yang berotot pun mengeluh lelah, bagaimana para wanita itu ??

"Rega dan anakmu baik, cukup stabil dan ketuban Rega cukup untuk kandungannya"

"Lalu tugasku selesai, syukurlah, lelah sekali seperti ini nghhh" Bara seperti induk lainnya yang hanya mengenakan kimono sebagai pakaian tanpa pakaian dalam, sangat memudahkan Braga merangsang titik sensitif setiap indukan.

Satu suntikan di saraf tubuhnya membuat Bara berjengit lalu tatapan nya berubah sayu dan kosong, fokusnya hilang namun masih dalam keadaan sadar.

"Tugasmu yang sesungguhnya baru saja dimulai adikku"

°°°

Tubuh Bara yang lemas sudah ditidurkan diranjang kamar utama bara, dulu kamar ini yang menempati bara bersama cahaya.

Ditatap perut Bara yang buncit penuh Stretch Mark lalu diusap lembut, "sempurna" ucap Braga mengagumi perut Bara yang membuncit namun anggota tubuh lain tetap proporsional.

Efek obat perlahan mulai hilang dan Bara kembali pada fokusnya, menatap sekeliling ruangan yang ternyata kamar utama dirumah ini.

Menundukkan pandangan ternyata tubuh nya telanjang sedang digerayangi oleh Kakaknya.

"Geli banget si Lo, ngapain pegang pegang gue" merasa risih dan malu karena tubuh nya telanjang dan Bara hanya bisa merasakan tubuhnya diraba oleh Braga tanpa bisa melihat karena terhalang perutnya yang buncit.

"Oh" Braga sadar kalau Bara sudah tidak dalam pengaruh obatnya.

"Oh oh, horny lo kak, ke mba Yaya gih, gue juga mau Ega mau nen hahaha"  Bara yang normal merasa takut jika didekat Braga yang juga bisa horny dengan laki-laki.

Perlahan bangun dan akan pergi dari kamar utama ini yang menurut Bara agak aneh suasananya.

"Eunghh gilaa lemess" tubuhnya berat untuk digerakkan

Melihat leguhan Bara, tubuh Braga langsung tersengat nafsu, mencengkram jr Bara yang mengkerut kecil lalu mengurut batang penisnya perlahan.

"Aaakhhh abangg lepas ouhhh jangan ahhh pleasee" erangan Bara yang menolak membuat Braga semakin terangsang. Meskipun batang penisnya tidak bisa menegang dan mengeluarkan sperma namun Braga terus mengurut batang penis Bara membuat situbuh kesakitan ngilu karenanya.

Braga tanpa berlama-lama langsung membuka celana dan memasukan jr nya kelubang baru dibawah penisnya yang tidak diketahui Bara.

"Aaaakhhhh gilaaa sakittt" Bara memekik keras karena merasakan panas dan perih ditubuhnya, namun perlahan rasa sakitnya berangsur membaik menjadi rasa nikmat.

Braga yang tetap menggenjot lubang itu tanpa memperdulikan teriakan kesakita. Bara perlahan tersenyum miring karena Bara pun merasakan kenikmatan dari lubang baru ditubuhnya.

"Enak sayang? Memek mu ngga kalah sempit dari mba mu"

"Ouhh hhhh shhh slowly ngghhh" Bara menggeliat ditengah genjotan Braga yang intens

"Aakhh ini apaahhh eummhhh" sambil meremas bantal tubuh Bara mengejang hebat sambil mendongakkan kepalanya dengan mulut terbuka, nafasnya memburu dari mulut ketika genjotan dari Braga berubah menjadi brutal.

"Tolong ngghh..." Bara pingsan ketika Braga menyemburkan spermanya kerahim ditubuh Bara.

"Huft. Luar biasa" mengeluarkan semua sperma nya dan mencabut jr nya dari lubang vagina Bara dan menutup dengan perekat khusus agar lubang itu tidak infeksi dan spermanya tidak keluar.

CAHAYAWhere stories live. Discover now