switch

3.2K 42 17
                                    

Bara sudah tenang terbaring diranjang Rega dan selang oksigen yang sudah tidak membantunya lagi.

Hanya satu jarum infus yang masih menancap dipunggung tangan Bara sebagai bantuan tenaga karena Bara tidak diberi makan

Setelah Braga menyuntikkan sesuatu diperutnya, terasa sesuatu yang berbeda dialami Bara, namun tidak terlalu berefek pada tubuhnya.

Tubuhnya hanya lebih berkeringat, mungkin karena ini bukan kamar steril.

Tubuhnya mulai terasa gatal, terutama di perutnya, dan terasa panas jika di garuk.

Rega yang kondisinya juga seperti lemah langsung digendong Braga keluar kamar, sedikit rasa tidak terima namun pasrah jika sudah masuk kewilayah Braga sulit untuk lepas.

"Mmhhh sshhh gatal astaga"

"Ada apa dengan tubuhku, ughh mulas"

Bara berkali-kali menekan bel darurat dikamar Rega namun tidak ada yang datang menolong.

Rasa mulas, nyeri, dan ingin mengejan semakin kuat, apakah ini kontraksi ??

Tarikan nafas Bara semakin berat, dia butuh bantuan oksigen lagi.

"Tto longhh" Bara menggeliat sembari mengusap kasar perutnya sambil terbaring.

Hingga tanpa sadar Bara mengangkat kakinya lalu menekuk, posisi mengangkang lalu rasa panas dilubang vagina nya semakin terasa, mengangkat batang penisnya agar tidak menutupi lubang vaginanya dan plash cairan keluar dari lubang vagina baru Bara dan membuat Bara terengah-engah kelelahan.

Cairan ketuban nya pecah dan keluar.

Namun rasa mulas masih mendominasi, kemudian seekor anjing hitam besar masuk kekamar Rega, mendekati Bara.

Bara tau jika anjing ini adalah anjing pemuas Arum, Arum dibiarkan tersiksa oleh jilatan kasar dari lidah anjing ini, namun mengapa anjing ini dikamar bersamanya ?

Bara sangat panik saat sadar jika anjing ini pasti akan memuaskan tubuhnya.

Sebelum si anjing mendekat, Bara sudah beringsut mundur namun terhalang tembok, berkali-kali menekan bel dengan kasar sambil berteriak meminta tolong, dirinya tidak ingin disetubuhi anjing.

Namun seperti rencananya, tidak ada manusia yang masuk hanya anjing yang semakin mendekat dan naik ke ranjang Bara terbaring.

Anjing itu langsung menaruh kakinya di atas perut Bara lalu mengendus endus lubang Bara yang basah bekas ketuban.

"Eunghh jangan" berusaha menjauhkan kaki anjing diperutnya dan menggeliat menolak.

Rasa mulas dan dorongan yang kuat tidak bisa ditahan Hinggan kembali Bara menyemburkan kembali ketubannya membasahi si anjing yang mungkin kaget  lalu mengong gong keras.

Kaki anjing yang lalu berada diatas lubang vagina Bara, perlahan lubangnya yang membesar lalu kaki anjing dapat masuk ke lubang vagina Bara, memenuhi lubangnya yang masih terasa panas.

Si anjing semakin menekan kakinya masuk kelubang vagina Bara, membuat sipemilik vagina mengejang berkali-kali terasa penuh, panas dan berkedut.

Bara hanya menggeliat lalu mengejang ketika orgasme, desahan lirih yang terdengar membuktikan dirinya menikmati, mata yang semakin sayu dan pasrah pada si anjing yang semakin menekan dan menjilati tubuhnya.

"Nghhh sudah mentok aangghhh sshhhh aku tidak kuat" Bara menggelinjang tidak karuan sambil menatap sayu Braga yang masuk kekamar lalu berlutut disampingnya sambil mengusap dahinya yang berkeringat.

"Kau menikmatinya dear" kecupan di payudara Bara semakin membuat Bara menggelinjang tidak karuan.

"Aku ingin melihat mu melahirkan anak dari anjing ini"

Bara yang masih sadar tersentak kaget dan menggeleng kuat

"Kau selalu ku semprot benihku namun belum juga hamil"

Nafas Bara semakin memburu, ketakutan

"Mungkin anjing ini akan cocok dengan rahim buatan mu"

Tanpa berlama-lama Braga menyuntikkan sesuatu ke leher Bara dan Bara akan terlelap beberapa menit setelah disuntik

"Lepaskan Rega, aku rela menjadi apapun" lalu Bara kembali tidak sadarkan diri setelah Braga suntik obat bius.

Meninggalkan kamar dan membiarkan si anjing mengobok-obok vagina Bara dan menjilati tubuhnya hingga puas, dan kembali ke kamar Arum

CAHAYAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt