cahaya - taman

7.2K 80 9
                                    

Kondisi cahaya semakin menurun, tapi tidak mengkhawatirkan. Pendarahan masih terjadi beberapa jam setelah Bara memberikan suntikan peluruh janin.

Saat ini Braga sudah sehat kembali, dia sudah tidak berpura pura sakit karena cahaya butuh tindakan.

Cahaya terbaring lemah namun masih sadarkan diri, karena telanjang maka perutnya yang naik turun terlihat jelas, cahaya menjadi terangsang hanya dengan melihat perut besarnya ini,

Tubuhnya lemas, nafasnya masih terasa sesak meskipun sudah menggunakan bantuan oksigen, juga perutnya yang tidak nyaman, mules dan pegal dibagian pinggul, kepala sakit serta tubuhnya terasa dingin. Jika biasanya cahaya diterapi yang dirasakan hanya lah perasaan terangsang, hanya desahan dan erangan tapi kali ini Braga tidak bisa mengatur emosional cahaya sehingga rasa sakit yang sesungguhnya yang cahaya rasakan.

"Eungghhhhhhh sshhh aakhhh gaaakhh"
Tiba tiba cahaya mengejan dan mengangkat tinggi bokong nya, Braga yang panik langsung menahan panggul cahaya agar tidak terangkat.

"Eungghhh mulashh aakhhh" cahaya memeluk perutnya sambil berontak menggerakkan kepalanya.

"Tarik nafas mba, relax.. mba denger Gaga.."

Melihat reaksi cahaya yang berontak Braga langsung memasangkan belt dipaha cahaya dengan kencang agar tidak bisa bergerak atau terangkat.

Ini adalah kondisi terburuk selama cahaya menjadi induk.

Braga menaiki tubuh cahaya dan menenangkan cahaya dengan bisikkan dan kecupan lembut, perlahan Braga melakukan hypnosis agar rasa sakit cahaya teralihkan.

"Mba tarik nafas relax okay.. tenang ada Gaga ngga sakit, mba ngga apa apa, ngga ada yang sakit" tangan Braga memilin payudara cahaya merangsang tubuh wanita itu agar rasa sakit cahaya teralihkan menjadi rasa terangsang.

Cahaya mulai tenang dan mengikuti Braga menarik nafas setelahnya terdengar erangan tertahan dan masih ada rintihan, Braga belum sepenuhnya berhasil.

"Mba ngejan sekali lagi jangan terlalu kuat"

Cahaya yang tubuhnya tidak karuan antara sakit dan nikmat tidak bisa merespon Braga, mata sayu nya tertutup karena menikmati rangsangan dari Braga namun dorongan mengejan terasa sangat sakit.

"Nghh angghhh eunghhh" sambil mencengkram sprei tubuh cahaya menggelinjang hebat. Mengalami orgasme disaat yang bersamaan mengalami mules sungguh luar biasa nikmat, tubuhnya lemas setelah orgasme hebatnya hanya dengan dipilin putingnya oleh Braga, setelah itu diikuti plasenta janin yang keluar.

Rasa mulas sudah mereda hanya rasa lemas sekali yang cahaya rasakan, untuk bicara pun tidak sanggup.

•••
Cahaya dipindahkan dari kamarnya ke ruangan sterilisasi. Setelah dibantu dibersihkan dari darah dan lendir cahaya dipindahkan ke bangunan lain masih diarea rumah cahaya, banyak pelayan dan penjaga yang kagum melihat tubuh cahaya karena cahaya dibaringkan telanjang tanpa selimut, penjaga dan pelayan yang melihat majikannya mendorong brangkar cahaya berinisiatif membantu, para penjaga yang membantu tidak melepaskan tatapannya pada tubuh cahaya. Payudara yang putih dan ranum dengan puting yang merah merekah sangat ingin mereka remas dan hisap, serta perutnya yang sangat besar dengan beberapa garis biru terlihat disekitarnya semakin menambah ke seksian cahaya, terakhir adalah vagina yang putih tembam, terlihat sangat rapat membuat mereka penasaran sesempit apa jika penisnya berada didalam sana.

Braga mengetahui apa yang mereka pikirkan, berjalan dibelakang brangkar cahaya dirinya sengaja memindahkan cahaya memutar keluar rumah padahal ada lorong yang menghubungkan bangunan tersebut.

Cahaya yang sedang tertidur tidak menyadari tubuhnya sedang ditonton para pembantunya, mereka mendorong brangkar cahaya sangat pelan agar bisa berlama-lama menatap tubuh cahaya.

Dibawah perut cahaya terdapat getar yang bisa memijat panggul cahaya alat itu bisa dikendalikan dengan remote, dan Braga mengaktifkan alat itu, sehingga cahaya yang sedang tertidur terganggu dan membuka matanya.

Para pelayan dan penjaga kaget karena majikannya bangun, seketika semua membuang muka menatap lurus kedepan sambil mendorong brangkar cahaya. Braga yang melihat merasa terhibur.

Cahaya kaget ketika dan refleks melenguh karena pijatan dipanggul nya terasa enak, namun cahaya mendadak gelisah dirinya akan dibawa kemana dengan tubuh telanjang.

"Mba.. heyy relax..." Suara Braga entah dimana membuat cahaya lega, dia pasti mengawasi cahaya membuat cahaya kembali tenang dan melenguh

"Unghhhh angghh enakk ga angghh" cahaya menggeliat diatas brangkar yang didorong pekerjanya, mereka semakin gelisah ingin menatap cahaya yang sedang menggeliat mendesah entah karena apa

"Stop" ucap Braga ketika sampai di taman, mereka menuruti tetapi cahaya acuh saja karena pijatan ini membantu sekali meredakan pegal tubuhnya yang selalu berbaring.

"Kalian boleh liat cahaya, boleh sentuh tapi hanya usapan 2 jari. Tidak boleh menekan tubuh cahaya apalagi menggesekkan dan memasukan jari kalian kearea manapun. Saya kasih waktu 30 menit"

Sangat tidak percaya majikannya yang selama ini dijaga bahkan baru kali ini mereka melihatnya ternyata diijinkan menyentuhnya, tanpa berlama-lama mereka menggerakkan 2 jarinya keseluruh tubuh cahaya, merasakan lembutnya tubuh majikannya.w

Cahaya yang kaget tubuhnya digerayangi lantas gelisah dan mencari Braga, dia tidak nyaman disentuh selain Braga. Nafasnya memburu dia ketakutan tapi sentuhan sentuhan mereka merangsang cahaya.

"Bragaaa... Angghh jangan eunghhh" cahaya menggeliat menghindari sentuhan mereka tubuhnya yang lemas membuatnya tidak sanggup menggerakkan tangannya untuk menangkis sentuhan mereka.

"Nggaa tolong nghhh jangan" cahaya mendongakan kepala nya sambil menutup mata menikmati tapi merasa takut, ini hal yang baru bagi cahaya.

Tidak lama Braga mendekat karena khawatir mba nya terlihat sangat takut, Braga mendekati cahaya dan mengusap kepalanya sambil mengecup seluruh wajah cahaya. "Ssst relax aja ada aku mba ga perlu takut, kalau mereka sakitin mba aku langsung penggal kepalanya"

Cahaya menggelinjang tatapannya sayu menatap Braga "berhenti ga... Suruh mereka berhenti" cahaya memelas memohon agar Braga mengusir mereka.

Salah satu tangan penjaganya mengusap lembut bibir vaginanya, tidak dengan 2 jari tapi seluruh telapak tangannya yang kasar mengusap bibir vagina cahaya, membuat cahaya menggelinjang tidak karuan, nafasnya memburu terasa sesak kembali.

Para pekerja itu menggunakan satu tangannya untuk meraba cahaya dan tangan lainnya untuk mengocok penis mereka, tanpa erangan mereka sudah berkali-kali orgasme dan menampung cairan mereka sesuai perintah Braga.

Cahaya yang wajahnya masih kehujani kecupan oleh Braga berbisik lirih "ga pipis ya"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akan di unpublish tapi ngga tau kapan
Jangan plagiat ya
Jangan pipis sembarangan nanti dihukum Braga.

Sebenernya aku penasaran kalian yang baca ngerasa nya apa sama tulisan aku ini ??

CAHAYAWhere stories live. Discover now