Cahaya enema

44.1K 314 6
                                    

Tujuan Braga membuat cahaya terus orgasm adalah untuk membuat cahaya lelah, kemudian tidur. Namun, gadis itu jatuh pingsan setelah 3 jam digempur oleh toys limited milik Braga.

Cahaya dibaringkan dikamar khusus yang terdapat perlengkapan medis di rumah nya, semua perlengkapan tersebut milik Braga. Cahaya yang pingsan terbaring dengan bantuan oksigen, perutnya dipasang belt yang terhubung dengan monitor di sebelah nya, kemudian vagina yang lecet karena toys yang digunakan, saat ini vagina tersebut masih berkedut dan sedikit mengeluarkan lendir putih, terakhir bagian anus yang terhubung dengan selang besar yang sedang aktif, gunanya untuk menghisap kotoran di usus cahaya.

Braga menyuntikkan obat tidur dosis rendah kepada cahaya, untuk membiarkan gadis itu tidur hingga besok pagi.

•••

2 minggu berlalu cahaya tidak di ijinkan keluar rumah oleh Braga, kecuali cahaya mampu menutupi perut buncit nya dengan pakaian ketat.

"Woah. Kotoran yang besar, apa mba sedang mengeluarkan masalah yang menumpuk?" Cahaya mengerang diatas ranjang khusus karena mesin yang sedang aktif menghisap kotoran melalui selang yang terhubung dengan anusnya.

"Oh Braga kau disini? " Cahaya hanya tidak menyadari bahwa pria itu sejak pagi sudah berada di rumahnya.

"Kenapa? Senang?" Braga mendekati cahaya. "Ssh owhh.. " Cahaya meringis merasa nyeri, mulas dan seperti sesuatu terhisap keluar "aaahh yhaa Gaaakh.. Mulas" Braga menekan perut buncit cahaya.

"Aku ingetin untuk banyak minum air putih, mba kapan sih nurut sama aku! Aku yakin mba ngga akan bisa mengeluarkan kotoran ini kalau tanpa alat, auugh menyusahkan"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku ingetin untuk banyak minum air putih, mba kapan sih nurut sama aku! Aku yakin mba ngga akan bisa mengeluarkan kotoran ini kalau tanpa alat, auugh menyusahkan"

Braga terus mengurut perut cahaya berusaha mengeluarkan kotoran ditubuh wanita itu.

Cahaya mengeluh mulas, namun alat penghisap kotoran Braga tidak mengeluarkan kotoran apapun. Cahaya mengeluhkan hal tersebut maka nya Braga terpaksa datang setelah mendengar kabar ibu nya anak anak dari Bara.

Cahaya tidak membantah karena yang dikatakan pria nya memang benar, dia hanya mendesis ketika merasa hisapan alat tersebut ditubuh nya.

"Udah ga.."

"Ngga mulas? Kembung ngga?

Cahaya menatap rindu  Braga dan menggelengkan kepalanya.

" Kamu ngga ada praktek? Mba gapapa kok, kecuali lubang mba yang lobeh karena selang selang kamu yang diameternya besar"

"Aku cuma mampir. Bawain obat mba, kata Bara udah abis" Braga membersihkan bagian bawah tubuh cahaya.

"Aahhhh... " Braga melihat mba nya mengejang hanya  karena usapan handuk hangat pada vaginanya.

"Bulan depan mba ngga perlu dikasih obat obatan ini" Braga kembali membersihkan vagina dan anus cahaya hingga ke bagian dalam, tidak peduli jika cahaya menggeliat seperti cacing ditaburi garam.

"Yhaa aaaah owhh.. " Cahaya tidak bisa menyembunyikan bahwa tubuh nya sangat sensitif.

Braga mencubit clitoris cahaya, menarik dan menggerakkan secara kasar, membuat cahaya menggelinjang hebat. Perutnya menjadi tegang dan keras.

"Jang aanhh gaaakh.. Ma maaf gaaakh"

"Siapa suruh pipis! Aku baru aja bersihin memek mba sekarang kotor lagi!! Dasar jalang!" Braga terkejut, dan sedih dengan kondisi ibu anak anaknya, tubuhnya tidak normal karena obat obatan darinya.

Cahaya menangis karena setelahnya dia merasa sesuatu yang menempel dibibir vaginanya, seperti selotip. Merasa orgasm nya akan kembali keluar namun tertahan karena benda tersebut.

"Eunggghhh pipis ga pipis mhhh" Cahaya orgasm kering, semakin membuat tidak nyaman, ngilu dan sakit kepala karena Braga.

"Mba bisa pipis, kenapa"

"Bukan pipis gaa" Cahaya frustasi karena Braga masih mengusap kemaluannya, membuat nya kembali ingin orgasm.

"Biarin mba pipis gaaa"

"Mba bisa pipis, setelah ini mba harus bergerak, jangan berbaring terus"

Braga pergi meninggalkan cahaya di kamarnya dengan kondisi mengenaskan.

Ranjang tersebut hanya menopang setengah tubuhnya, kaki yang berada dia besi penyangga membuat nya mengangkang lebar, suhu ruangan yang dingin juga membuat cahaya mudah orgasm.

"Braga.. Mba lemes.. "

Braga perang batin didepan kamar mba nya.

Getaran ponsel mengembalikan kesadaran Braga, panggilan dari Bara yang meminta izin membawa Rega agar bisa dipantau dengan baik lengkap dengan alat medis yang dibutuhkan.

•••

Udah keabisan ide, kalau mau request moment silahkan...
Gatel tangan mau update tapi ngga ada bahan

Cahaya kakaknya Bara.
Braga dan Bara sahabatan. Mereka dokter
Cahaya percobaannya Braga
Rega percobaannya Bara
Arum adiknya Braga
3 wanita ini tidak normal

CAHAYAWhere stories live. Discover now