"proximity"

35 11 10
                                    

Aldo.

Sehari setelah Zero bilang tentang perasaannya,aku jadi memutuskan untuk menyendiri di Caffe tempat biasa kami nongkrong,aku tak akan bisa membayangkan,bagaimana jadinya kalau Alicia menolak,terkejut.

"Aish....." Aku frustasi.

"Aldo?"

Aku lalu menoleh ke belakang.

"Itu Steven dan Laura,dia sudah pulang?"

"Eh Steven,Laura kesini sebentar deh"

"Hm" katanya sambil mengangguk.

"Sini duduk" kata Aldo.

Laura dan Steven pun duduk,kami pun saling berbincang,aku menanyakan kabar Laura,dan begitupun sebaliknya.

"Kebetulan banget ya,Tiga Minggu lalu aku habis ketemu Zero dan Alicia,sekarang malah ketemu kamu" kata Laura.

"Zero dan Alicia?dimana?" Tanyaku.

"Taman Light" kata Steven.

Aku mengangguk angguk,aku ingat itu,itu taman yang dulu sering Zero dan Alicia kunjungi,kalau mau cari mereka,tinggal kesana aja,pasti tu anak berdua sedang bergelantung di pohon mangga.

"Tapi..mereka kelihatannya dekat banget" kata Laura.

"Dekat bagaimana?" Tanyaku sambil mengangkat alisku

"Kamu tahu semalam saat kami makan berempat bersama mereka,Zero tampak romantis banget kek kek seseorang dengan pacarnya" kata Laura.

"Hush...mereka bukan pacar" kata Steven menengahi.

"Ya siapa tahu ya kan,besok jadi pasangan" kata Laura.

"Gak mungkin La..."

"Tapi Steven.."

Sementara kedua pasangan tersebut bertengkar tentang Alicia dan Zero aku kembali tenggelam dengan pikiranku.

"Ternyata Zero sudah memperlihatkan perhatiannya pada Alicia,namun bagaimana lagi,Zero dan Alicia sudah sangat dekat sejak lama,tidak akan terlihat jika salah satu dari mereka punya perasaan"

Aldo menghela nafasnya berat.

"Benar kata orang,jika seseorang berbeda gender bersahabat lama,maka salah satu dari mereka akan memiliki rasa"

Setelah cukup berbincang dengan Steven dan Laura,Aldo memutuskan untuk jalan jalan sebentar,mungkin dia akan kerumah Zero.

Aldo lalu segera melajukan motornya ke rumah Zero,sesampainya disana,Aldo dipersilahkan masuk dan duduk.

"Kakak sepupu Lo kemana?" Tanyaku.

"Oh itu,dia dirumah temannya menginap,mungkin pulang besok" kata Zero sambil membawakan minuman.

"Oh..."

"Tumben malam malam kesini,ada apa?" Tanya Zero.

"Tidak,cuma Khawaktir aja sama Lo?"

"Sama gue?emang gue kenapa,gak ada apa apa kali" kata Zero dengan nada candaannya.

"Iye secara fisik lu gak ape ape,yang gue Khawaktirin mental Lu ye" kataku sambil mengambil minuman teh hangat yang dibuat Zero.

"Mental gue?"

Aku lalu meletakkan gelas tadi dan mulai menatap serius Zero.

"Lu yakinkan suka sama Alicia?" Kataku.

Zero diam membeku,dia tampak berfikir.

"Lu gak jadiin Alicia pelampiasan perasaan Lu gara gara Lu putuskan?" Tanyaku.

Lump In your Troath [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang