✿ Fault ✿

44 15 9
                                    

[Author Pov]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Author Pov]

Di pagi hari yang cerah, semilir angin pagi seakan ikut bersemangat menyambut mentari yang kian meninggi.

Hari dimana seseorang tengah beristirahat dari hiruk piruk kota yang menuntut mereka untuk bekerja, jalanan tidak seramai biasanya karena para pencari rezeki sedang bersantai menikmati acara televisi pagi.

Namun disebuah rumah suatu kompleks, terlihat sangat sibuk menyiapkan segala keperluan mereka.

Seorang pemuda yang baru saja keluar dari kamarnya segera berjalan ke ruang tamu sambil membawa bakul berisi nasi untuk teman-temannya yang datang pagi-pagi.

"SELAMAT PAGI ZERO!!"

Sambutan yang sudah lama tidak Zero dengar akhirnya berbunyi nyaring ditelinga ya.

"Pagi.." jawabnya singkat sambil meletakkan bakul diatas tikar yang sudah teman-temannya gelar.

"Oh udah bangun bro?" tanya Aldo basa-basi.

"Kalau belum yang disini siapa njir? arwah gue?" tanya Zero mencibir pertanyaan tak masuk akal Aldo.

"Yaelah bro santay aja napa, sensian bet," timpal Tere.

"Masih pagi pada ribut-ribut aja kalian teh," sindir Alicia.

Selesai membantu menyiapkan makanan yang sudah Melody-Ibu Zero- siapkan, kami memutuskan untuk segera memakannya setelah berdoa, sambil sesekali berbincang.

"Oh ya rencananya mau bagaimana?" tanya Zero memulai topik perbincangan.

"Terserah Lo bro pengennya gimana, kita mah ngikut," balas Aldo sambil menyendok nasi dari bakul.

"Gue tadinya cuma mau kasih kado boneka, tapi kepikiran buat kejutan lain," ujar Zero sedikit tak enak hati jika harus merepotkan teman-temannya lagi, sementara respon yang ia dapat hanyalah anggukan kepala tanda mengerti dengan maksud Zero.

"Saran gue Lo bikin dinner disebuah resto, hiasannya simple jangan terlalu norak, trus siapin makanan pembuka nya buat nanti menunggu ke menu utama," kata Alicia sambil melahap makanannya.

"Cerdas, bagus juga ide Lo tumben pinter soal ginian," sindir Zero.

"Yaiyalahh!"

"Maunya ke mana nih, Cafe atau restoran?" tanya Devan yang sudah selesai makan.

"Cafe aja," kata Zero.

"Oh baiklah, entar gue yang kesana buat pesenin tempatnya," tawar Devan.

"Nah nanti kita beli bunga mawar sama coklat juga," timpal Tere ikut berantusias.

"Bagus juga tuh!"

"Ya udah nanti ada yang pergi ke Mall, dan ada yang pergi ke Cafe, kita bagi tugas," tutur Devan memimpin jalannya acara.

Lump In your Troath [PROSES REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang