16:: Pertandingan Futsal

21.4K 5.3K 899
                                    

"Maklumin aja, pikun sejak dini."

******

"Pegangin, Syad!"

Arsyad menerima baju kaus yang Khalid ulurkan. Mengangkat kedua tangannya yang penuh akibat barang bawaan milik Khalid yang diserahkan padanya. Sebuah tas ransel besar milik Khalid berada di punggung, celana panjang berada di tangan kanannya dan satu baju kaus lagi di tangan kirinya. Arsyad menatap malas orang di depannya yang masih sibuk berganti pakaian futsalnya. Sungguh otoriter.

"Bang, gue tadi berpapasan sama Rani di depan. Dia beneran datang nonton lo," ungkap Arsyad berbaik hati memberikan informasi pada Khalid.

"Udah tau. Gue udah nyiapin sesuatu buat dia. Pastiin gue cetak goal hari ini!" ucap Khalid semangat. Pakaiannya sudah terpakai, ia berjongkok untuk mengganti sepatunya pula.

"Pegangin, Syad!" Kali ini, Khalid menyodorkan sepatunya lagi. Arsyad menerimanya dengan sabar meski tubuhnya sudah terlihat seperti tiang jemuran.

Butuh beberapa saat Khalid mengikat tali sepatu futsalnya, lalu bangkit dari duduknya hendak menuju lapangan pertandingan.

"Ayo!" ajaknya lalu melangkah lebih dulu. "Ayo, Syad! Lama banget sih lo!" Khalid menoleh sekilas menunggu Arsyad yang sedikit kewalahan membawa semua barang Khalid.

"Berat, Syad?"

"Pake nanya lagi! Berat lah, Bang! Ini di tas lo isinya apa sih? Batu gunung?"

"Udah! Nggak usah ngeluh! Nggak bagus buat kesehatan," ucap Khalid acuh. "Mau gue bantu bawa?" tawarnya.

Arsyad mengangguk cepat dan segera melepas ransel Khalid. Sebuah tepukan di bahu Arsyad menghentikan gerakan tangannya. "Nggak usah yah? Biar lo aja. Semangat!"

Sial, umpat Arsyad dalam hati.

"Kenapa Syad? Muka lo kok seneng banget bawain barang-barang gue?" tanya Khalid tanpa rasa bersalahnya terkekeh karena semudah itu ia mengerjai Arsyad yang memang penurut.

"Bantu bawain kek, Bang!" gerutu Arsyad cemberut.

"Lo nggak lihat? Tangan gue udah penuh!"

Arsyad mencebikkan bibirnya. Mau dilihat dari posisi manapun, tangan Khalid tidaklah penuh. Hanya sebiji permen di kepalan tangan kanannya.

"Penuh dari mananya? Itu tangan lo masih kosong dua-duanya."

Khalid langsung memegangi kedua ujung bajunya di masing-masing sisi. "Udah penuh kan? Nggak bisa bawa apa-apa nih gue."

Arsyad geleng-geleng kepala. Daripada sibuk memperpanjang urusan ini, ia lebih memilih untuk mengalah saja. Arsyad melangkah lagi, ikhlas melakukan pekerjaan sebagai budaknya Khalid.

Khalid tertawa kecil melihat punggung Arsyad di depan sana. Ia segera menyusul dan menyamai langkahnya. Khalid meraih sebelah tangan Arsyad dan menggenggamnya erat.

"Gue bantu bawain tangan lo," ucapnya sambil mengayun-ayunkan tangan Arsyad yang berada di genggamannya.

"Jijik! Mending gue bawa semua barang lo daripada harus pegangan tangan sampai lapangan!" hardik Arsyad menghempaskan tangan Khalid lalu berlari kecil meninggalkan Khalid yang sebentar lagi meledakkan tawanya.

*****

Rani dan Sekar berjalan menuju gedung olahraga tempat dimana pertandingan futsal akan dilaksanakan. Saat akan berbelok ke tribun penonton, tanpa sengaja ia berpapasan dengan Aksara.

Mengangkat wajahnya sebentar, lalu hendak berlalu. Namun, cekalan tangan Aksara memaksanya untuk berhenti sejenak.

"Lo beneran pacaran sama Khalid?" tanya Aksara dingin.

Pemulung; Penggombal Ulung (Terbit)Onde histórias criam vida. Descubra agora