43 - Persahabatan

190 28 0
                                    

Sejeong menatap temannya yang heboh kini mereka membolak-balikan undangan dan tiket pesawat yang Sejeong beri. Sejeong mengambil piring kosong di meja untuk menaruhnya ke dapur.

"Apa ini sungguhan?" Sehwa menatap lamat-lamat tiket pesawat di tangannya.

"Sehwa, sebaiknya jangan tanya hal itu dahulu kita bereskan piring kosong dulu." Sejeong masih sibuk mengangkat piring kotor kearah dapur sendirian sedangkan teman yang lain sibuk sendiri.

"Kita bereskan saja nanti, cepat kemarilah! ceritakan pada kami aku sudah tidak sabar."

Sejeong tidak menghiraukan perkataan tuan rumah alias Sehwa, kini Sejeong mengelap meja dan bangkit kembali ke arah dapur mengisi teko yang kosong dengan jus jeruk di dalam lemari es, dan menghindangkan satu kotak macaron, satu piring mochi, dan juga satu mangkuk besar tteokboki dan jangan lupakan satu lagi beserta empat tusuk corn dog. 

"Kini saatnya kita melanjutkan ronde ke dua." Sejeong yang akhirnya bisa duduk lega setelah menata rapi makanan berada di meja.

"Kenapa kau memilih menikah di LA?" tanya Naeun.

Mina mencegah, "Jangan tanya itu dulu, mari kita tanya bagaimana bisa kamu menikah dengan Seungwoo?" 

"Apa kalian sepenasaran itu?" Sejeong menggoda teman-temannya.

"Sangat-sangat penasaran."

"Baiklah, aku akan mulai bercerita. Tapi sebelum itu kalian harus lihat aku sudah menata camilan ini di hadapan kalian, sedangkan kalian sibuk sekali."

"Mmm.. memang kamu anak baik." Sehwa memberi pujian pada Sejeong dengan mengusap rambut Sejeong. 

Setelah itu Mina Sehwa dan Naeun memajukan posisi duduk mereka ke arah Sejeong, untuk mendengarkan ceritanya. Lalu mengganti mode serius melebihi saat sedang kuliah mendengar ceramah dari professor.

"Orang tuaku bangkrut saat itu, mereka memutuskan untuk ke LA dan entah kenapa aku juga tidak tahu alasannya waktu di LA aku disuruh menikah dengan Seungwoo, ya setelah itu kami menikah karena terpaksa. Sudah, seperti itu."

"Ya... kau ini tidak seru, ceritakan semuanya." Sehwa menyilangkan lengan di dadanya merasa sebal pada Sejeong.

"Kalau semua, mungkin waktu satu minggu untuk bercerita tidak akan cukup."

"Benar juga apa kata Sejeong." Naeun membela Sejeong.

"Baiklah-baiklah, tapi kenapa kalian menyembunyikan hal itu dari kami?" Mina bertanya sambil menyambar macaron yang tepat berada di hadapannya.

"Kami tidak mungkin memberi tahu hal itu, apalagi Seungwoo yang seorang idol."

"Jawab pertanyaanku tadi, kenapa kau memilih menikah di LA?" Naeun mengulangi pertanyaannya tadi yang belum terjawab.

"Menurut kami berdua akan sangat tidak nyaman jika menikah di Seoul. Ya kalian tahu sendiri lah."

"Aku juga takut jika tiba-tiba ada penggemar yang datang dan merusak pesta pernikahan itu." Karena Mina yang berucap seperti itu, dia mendapat pukulan di kepala dari Sehwa karena berucap sembarangan.

"Ya! apa yang kau lakukan." Mina juga ikut balas memukul kepala Sehwa tidak terima, sedangkan Sejeong dan Naeun tertawa karena melihat kelakuan kedua temannya. 

"Aku masih tidak menyangka idolaku ternyata menikah dengan sahabatku." Sehwa mengalihkan topik, dia menggoyang-goyangkan tubuh Sejeong karena heboh.

"Ah benar, aku akan berangkat terlebih dahulu ke LA. Jadi nanti pastikan kalian berangkat dan bawa baju yang banyak kalian bisa sepuasnya berada di LA." Sejeong mewanti-wanti temannya.

Me after you (END)Where stories live. Discover now