25 - Pemeran utama

203 35 2
                                    

Yohan menghentikan laju motornya di depan sebuah apotik, lalu dia keluar dengan membawa sebungkus obat-obatan untuk mengobati luka Sejeong. Dia berlari menyebrangi jalan lalu menghampiri Sejeong yang duduk di kursi taman.

"Ini minumlah." Yohan menyerahkan satu botol mineral.

Sejeong merasa baikan, karena memang Yohan yang membawanya berkendara lebih lama agar dia bisa berleluasa melepaskan kesedihannya dengan menangis. Sejeong meneguk minumannya, tangan Yohan mengambil alih tangan Sejeong yang terluka.

Yohan mengoleskan obat di tangannya, "Seharusnya kau berhati-hati."

"Tidak apa, besok-besok juga sembuh."

"Memang sembuh tapi bagaimana jika meninggalkan bekas luka?"

"Biarkan saja."

"Sebelum luka itu menjadi membekas, kau harus cepat-cepat memberinya obat agar dia tidak membekas dan menodai kulit cantikmu  apalagi kau wanita." Yohan mengolesi sambil menceramahi Sejeong seperti seorang ayah.

"Terima kasih Yohan-aa."

"Kau tidak perlu berterima kasih, kau sahabatku maka dari itu aku akan selalu ada untukmu."

"Apa hari ini aku boleh menginap di tempat tinggalmu? Kau tidak masalah kan tidur di sofa kali ini?"

"Kenapa kau tidak pulang? Bagaimana jika orang tuamu khawatir?"

"Aku mohon sekali ini saja."

Sejeong memasang wajah memohon pada Yohan, Yohan bingung masalah apa yang membuat Sejeong hingga dia tidak mau pulang ke rumah tapi dia tidak ingin bertanya banyak, dia menunggu Sejeong sendiri yang menceritakan masalahya kepadanya.

Sampailah mereka sekarang di rumah Yohan, ya benar Yohan tinggal sendiri di rumah kecil yang dia sewa karena keluarganya berada di desa. Hanya ada satu tempat tidur dan dengan terpaksa Yohan merelakan untuk Sejeong, dia harus tidur di sofa. Lampu telah dimatikan, Yohan tengah bersiap tertidur di sofa dia mendengar suara getaran ponsel dari arah nakas sebelah tempat tidur Yohan bangkit dan melihat ponsel Sejeong tertulis nama 'Sunhwa eonni'  Yohan tidak berani mengangkat telpon dia juga tidak mau membangungkan Sejeong yang sudah tidur pulas.

***

Seungwoo termenung sambil memperlihatkan benda di tangannya yaitu gelang yang kini telah patah dan terdapat noda merah yang memang sepertinya itu darah. Suara telepon di nakas membuyarkan lamunannya yang menatap gelang itu. Seungwoo menekan icon hijau di ponselnya.

'Ada apa noona, menelpon malam-malam?'

'Seungwoo-yya kau tadi tampil di festival?'

'Iya noona, wae?'

'Apa kau disana melihat Sejeong tadi?'

'Sejeong?'

'Iya tadi dia bilang bahwa dia pergi ke festival, namun sampai jam segini dia belum pulang ke rumah'

'Aku tidak bertemu dia'

'Baiklah kalau begitu istirahatlah'

Panggilan berakhir, terdengar suara khwatir dari Sunhwa noona, Seungwoo yang tadi menebak-nebak apakah yang dia temukan itu gelang Sejeong tapi dia juga menepis pikiran itu karena bisa saja itu gelang orang lain yang sama dengan gelang pemberiannya. 

Setelah panggilan berakhir ada sedikit rasa mantap bahwa memang benar itu gelang Sejeong. Di dalam lubuk hati Seungwoo terbesit rasa khawatir, dia segera mengirimkan pesan singkat pada Sejeong, 'Apa kau baik-baik saja?' begitulah isi pesan Seungwoo. Setelah menungggu lama, tak kunjung Sejeong balas Seungwoo berpikir positif mungkin dia sedang sibuk bersama teman-temannya.

Me after you (END)Where stories live. Discover now