66 - Trauma

231 29 4
                                    

"Perth mengalami shock berat, menyaksikan bagaimana orang tuanya meninggal didepannya." Penjelasan Dokter pada Tuan dan Nyonya Phiravich.

Tuan dan Ny. Phiravich tidak menyangka kejadian yang pernah dialami Perth kini terulang kembali.

Dan yang lebih menyakitkan hati mereka adalah yang kritis di Ruang Operasi adalah Putra sulung mereka. Mean.
Ayah dan Bunda Mean mengkhawatirkan kedua putranya.

Mean berjuang di Ruang Operasi, dan Perth masih tidur karena obat yang diberikan Dokter.

Anak itu shock parah.

Mark menemani Perth, suhu tubuhnya memanas, dia mendadak demam.

Bunda memasuki kamar Perth, sedang Ayah dan juga Ohm menunggu di depan Ruang Operasi.

"Mark, bagaimana keadaan
anak Bunda?" Tanya Bundanya Mean yang duduk di sebelah ranjang Perth.
"Dia demam bunda, kata Dokter dia shock parah, trauma yang pernah dialaminya memperburuk keadaannya." Penjelasan Mark membuat tangis Bunda pecah.

Mark tahu Hati Bunda pasti hancur.

Dia pun menghampiri Bunda lalu memeluknya, untuk menenangkan calon mertuanya.

Tangis bunda yang memilukan hati.
Hati ibu yang hancur melihat kondisi kedua putranya, yang satu parah dan satunya juga terguncang.

Terlebih fakta bahwa putra sulungnya mengorbankan dirinya demi adiknya.

Seseorang yang paling berharga bagi putra sulungnya.

...

Saat Perth bangun Bunda langsung menghampirinya sambil memeluk anak itu.
"Sayangnya bunda sudah bangun." kata Bunda dengan mengelus kepala Perth.

Perth tidak menjawab apapun.
Bunda melepaskan pelukannya lalu menatap Perth.
"Bagaimana keadaan Perth?" tanya Bunda khawatir.
Perth tidak mengatakan apapun, ia seperti tidak merespon sama sekali.
"Sayang." panggil bunda, tapi Perth hanya memandang tanpa merespon.

Ayah yang baru datang sambil membawa makanan untuk keduanya heran melihat Bunda bersedih.

"Anak ayah sudah bangun ternyata, kamu mau makan apa?" tanya Ayah.
Tapi Perth benar-benar tidak merespon.

Di kamarnya Mean ada Plan dan Title yang mdnjaganya.
Mean mengalami Gegar Otak, dan sekarang ia belum sadarkan diri setelah operasi.

"Kenapa Perth tidak bicara apapun?" tanya Bunda bingung.
Ayah menghampiri Perth.
"Perth sayang." ia mengguncang pelan tubuh Perth tapi Perth masih tidak merespon.
"Ayah panggil Dokter dulu yah." kata Ayah menenangkan Bunda.

Operasi Mean berhasil, hanya tinggal menunggu kesadarannya, dan kini Bunda bingung dengan kondisi Perth.

...

Mark menemui Bay di Penjara.

Proses Laporan.
Ayah dan Bunda Mean sudah menyerahkan Bay pada Mark atas percobaan pembunuhan pada Perth.
May juga disana menangis karena marah pada perilaku kembarannya.
Terlebih yang jadi korban adalah mantan kekasih yang masih disayanginya.

"Apa alasan kamu melakukan ini?" tanya Mark, ia benar-benar tidak menyangka bahwa Bay akan senekat ini.
"Karenamu, apa lagi memangnya?" jawab Bay tanpa merasa bersalah.
"Tindakanmu hampir membunuh seseorang." kata Mark.
"Aku benar-benar berharap anak itu mati, biar kamu menderita." jawab Bay.

Dendam, iri, kebencian sudah menghilangkan nuraninya. Ia membenci kenyataan bahwa ia gagal membuat Perth celaka.

Pada Akhirnya Bay mendapatkan hukuman penjara.
Yang jahat menerima karmanya.

...

Diluar May membungkuk meminta maaf pada Mark atas kesalahan adiknya.
"Aku menyesal dengan apa yang telah dilakukan adikku." ia menangis.
"Aku sungguh minta maaf." kata May.
"Datanglah ke Rumah Sakit dan temui orang tua Mean, sejujurnya ini bukan salahmu, tapi kamu memang kakaknya Bay." kata Mark sambil menenangkan May.

Sebenarnya May tidak perlu meminta maaf maupun menyesal, itu bukan kesalahannya, tapi karena Bay sendiri tidak menyesal maupun meminta maaf, May merasa malu akan perbuatan adiknya.

Mark tidak tahu harus merespon apa.
Di satu sisi ia bersyukur Perth baik-baik saja, dan disisi lain malah Mean yang mengorbankan dirinya.

Rasa bersalah menyusup begitu saja dalam hati Mark.

...

Mean baru sadar saat malam hari.

"Syukurlah kamu sudah bangun." kata Title, dan Plan.
"Aku panggil bunda dan ayahmu yah." kata Plan lalu akan pergi.
"Perth dimana?" tanya Mean menghentikan langkah Plan.

Plan berpandangan dengan Title.
"Dia baik-baik saja, dia sedang tidur." kata Title.
Plan menghela nafas, Bunda Mean bilang untuk merahasiakan kondisi Perth yang mentalnya memburuk karena Trauma atas kejadian ini.

Mean menghela nafas lega.
Ia bersyukur dirinya tepat waktu menyelamatkan Perth kemarin.
Ia takut jika Perth juga terluka.

Plan pun menemui orang tua Mean di kamar Perth.

"Plan, apa Mean sudah sadar?" tanya Bunda saat melihat Plan masuk ke kamar rawat Perth.
"Iya tante, tante dan Om bisa menemui Mean sekarang." kata Plan, ia menggantikan orang tua Mean untuk menjagai Perth.

Mark pun baru datang.
Bunda dan Ayah pun pergi ke ruangan Mean.

"Perth." panggil Mark pada Perth.
Plan bingung kenapa Perth sama sekali tidak mau bicara.

"Dia masih tidak mau bicara." kata Plan pada Mark.
Dokter bilang harus membiarkan sementara Perth begini, tapi apa itu baik-baik saja?

Plan pamit pergi, ia mau mengajak pulang Title, mereka juga harus mandi.

Mark memeluk Perth yang duduk menghadap jendela.
Tapi Perth malah mendorong Mark untuk melepaskan pelukannya.

Tiba-tiba dalam kepala Perth muncul bayangan ledakan mobil yang menewaskan orang tuanya dan bayangan Mean terjatuh dari motornya.

Anak itu tiba-tiba menangis dengan keras.

"Perth kenapa?" tanya Mark panik.
"Aku pembawa sial, aku pembawa sial." lirih Perth, anak itu hatinya sangat terluka karena berpikir bahwa ia penyebab orang tua dan kakaknya celaka, demi dia mereka celaka.

"Kamu bukan pembawa sial." Mark langsung memeluk Perth berusaha menenangkan kekasihnya.
"Bukan begitu sayang, kamu nggak salah sungguh." kata Mark.

Perth terus menangis lalu ia mulai tenang.

Mark melepas pelukannya, menghapus air matanya, Perth kemudian berbaring dan menutup wajahnya dengan selimut.

"Perth." panggil Mark.
"Aku mau tidur, aku nggak mau bicara sama kamu." kata Perth membuat Mark sedih.

"Berikan ia waktu sendirian." kata Singto yang masuk untuk mengecek kondisi Perth.

Mark pun terpaksa keluar.

...

Mean dan Perth sama-sama tidak dalam kondisi baik.
Mean terluka fisik.
Dan Perth mentalnya kambuh, Traumanya kembali.

...

Tbc

Heartbeat (MP - End)Where stories live. Discover now