5 - Kamu dan Aku

1.3K 126 20
                                    

Perth mengikuti langkah Mark yang membawanya ke sebuah taman.

"Sini duduk." Mark menarik tangan Perth agar duduk di hadapannya.
"Maaf yah, aku memukul P'mu." Mark menunduk merasa bersalah, bagaimanapun juga Perth pasti marah.

Namun Perth malah memegang pipi Mark, membuat keduanya bertatapan.
"Bagaimanapun juga, pipi kamu pun terluka, pasti sakit yah." kata Perth sambil mengusap lembut pipi Mark yang lebam karena pukulan Mean.
Mark mengenggam tangan Perth yang ada dipipinya. Lalu keduanya tersenyum.
"Kamu tidak marah?" tanya Mark, Perth menggeleng.
"Kenapa harus marah, jika kalian bertengkar justru karena aku, maaf karena P'Mean pasti kasar sekali bicaranya padamu." kata Perth dengan penuh perhatian.

Mark tertegun, menyadari Perth bukan saja hanya sosok yang baik, ia juga pengertian. Leleh rasanya hati Mark, pantas saja jantungnya menggila saat didekat Perth, habisnya Perth seindah ini, bukan hanya fisik, tapi juga cara berpikirnya saat mampu memahami orang asing seperti dirinya.

"Kita dulu teman, aku, Plan, dan Mean, kita bertiga selalu saja bersama, berbagi apapun yang kita bisa. Tawa, canda, semua kita bagi, kita bertiga pribadi yang bertentangan, namun kami saling memahami satu sama lain." Mark mulai cerita, sambil tetap mengenggam tangan Perth, seolah enggan melepas. Seolah genggaman itu kekuatan bagi Mark saat menceritakan masa paling membahagiakan sekaligus pahit dalam memori persahabatan.

"Namun entah apa yang salah lalu apa yang berubah, Mean menjauh begitu saja, aku sudah berusaha mencari apa salahku tapi aku tidak mengingat apapun." Mark menatap Perth dengan sendu.
Perth hanya menghela nafas.
"Tidak perlu menyalahkan diri sendiri, mungkin bukan karena kamu yang berubah, bisa saja karna P'Mean yang berubah. Manusia memang suka berubah bukan." Kata Perth sambil tersenyum membuat Mark pun ikut tersenyum.

"Tapi kata orang bahwa pihak yang ditinggalkan biasanya berbuat salah hingga ditinggalkan." Gumam Mark.
Ini murni hanya hubungan persahabatan, karena Mark bahkan tidak pernah tahu hingga kini alasan dari Mean menjauh dari dirinya, padahal mereka pernah menjadi trio sahabat yang sama gilanya.
Sama dekatnya, namun tiba-tiba malah ada satu yang pergi tanpa alasan apapun.

"Yang ditinggalkan selalu merasa bingung jika tidak ada alasan apapun. Tapi itu bukan salah mereka, bukan salah ditinggalkan. Yang salah tetap mereka yang meninggalkan, mengapa harus pergi tanpa pamit? Meski mereka adalah korban, mereka tetap jahat karena meninggalkan." Kata Perth dengan bijaknya.
Keduanya terdiam dan saling menatap satu sama lain.
Mark pikir, Perth bukan hanya sekedar indah pada fisik, tapi seluruh yang ada dalam Perth itu indah, yang dimaksud adalah caranya melihat dan memahami dunia ini.

Mungkin Perth tidak pernah diposisi Mark maupun Mean, tapi Perth seolah paham sisi keduanya, tanpa membela siapa, tanpa menyalahkan siapa.
Dan segala hal baru tentang Perth jelas membuat Mark semakin menyukainya.
Bukan hanya suka, Mark sudah jatuh hati pada seorang Perth.

"Aku pikir ini pertama kalinya ada seseorang yang memahamiku. Yang lain hanya mengenal diriku sosok arogan yang suka PHP, tapi kamu adalah orang pertama yang tidak mengatakan hal buruk." Mark mengenggam kedua tangan Perth dan merasa sangat berterimakasih.

Perth hanya tersenyum memandang Mark.
Perth juga memahami bahwa Mark pasti tidak ingin dicap sebagai orang buruk. Toh dia tampan dan kaya, wajar bukan jika ada yang tertarik dan menyukainya, lalu jika dia menghargai mereka sekaligus mencari teman terbaik, menerima dan meninggalkan, bukankah itu hanyalah hal wajar?
Lalu mengapa Mark yang dicap buruk? Toh Mark hanyalah seorang jiwa muda yang labil.
Bahkan dimata Perth, seorang Mark adalah sosok kesepian. Mungkin sama Perth yang hidupnya terasa sepi sejak kedua orang tuanya meninggal.

"Perth terimakasih." Kata Mark.
Perth hanya mengangguk senang karena bisa menghibur Mark.

Melihat betapa menakjubkannya sosok didepannya membuat diri Mark bergejolak.

Mark memegang dagu Perth membuat Perth kebingungan, dan Mark pun mendekat untuk mencium bibir Perth yang menggoda.
Hanya ciuman lembut, Perth melotot bingung, tapi dia tidak menolak hingga akhirnya ia memejamkan mata, menikmati Mark menyesap rasa manis yang ada di bibirnya.

Hingga Mark menyudahi ciumannya.

Perth membuka mata, jantungnya berdegup kencang dan pipinya bersemu merah.

Mark menatap wajah merah yang barusan ia cium.
"P'Mark mengapa melakukan ini?" Tanya Perth bingung.
Mark mengelus rambut Perth dengan sayang.
"Karena aku mencintaimu, aku sudah jatuh cinta padamu sejak awal. Dan perkataanmu tadi membuat hatiku menghangat, jiwaku pun bergejolak untuk menciummu." Mark beralih mengenggam kedua tangan Perth lagi.

Lalu membawa salah satu tangan Mark untuk meraba dada kirinya.
Tempat jantung Mark berdenyut menggila karena dirinya.

Perth menatap Mark dengan tertegun.
Rupanya ia shock setelah dicium Mark.
Nyatanya itu adalah ciuman pertama miliknya.

"Kamu percaya, jika aku bilang bahwa kamu orang pertama yang membuat jantung ini berdegup menggila." Pengakuan Mark membuat Perth merasa luluh.
Nyatanya tangannya sendiri merasakan betapa menggilanya degup jantung Mark.

"Percaya Phi." Jawab Perth pada akhirnya.
Toh akhir-akhir ini ia juga sering menyadari bahwa degup jantungnya sendiri menggila dekat Mark.

"Aku menyukaimu, tidak aku jelas mencintaimu, tapi aku tidak memaksa kamu bersamaku, aku akan menunggu sampai kamu memiliki rasa yang sama, tapi jangan menjauh dariku. Jangan menghilang dari jarak pandangku, tidak apa kita masih bisa berteman." Ungkap Mark tidak memaksa.

Ia lebih tidak sanggup jika Perth pergi karena tidak memiliki rasa yang sama.

"Phi Mark, mungkin ini masih membingungkan, aku bahkan tidak tahu bagaimana orientasiku, aku belum pernah jatuh cinta, jadi aku tidak tahu apa straight atau gay sepertimu." Ungkap Perth jujur.
Mark tersenyum lembut.
"Waktu akan menjawab kebingunganmu, dan aku akan menunggu." Kata Mark menenangkan kebingungan Perth.
Tapi Mark pastikan, ia akan membuat Perth jatuh cinta padanya, ia pasti berjuang agar Perth memilihnya.

Keduanya saling tersenyum dalam diam.
Pembicaraan ini membuat hati keduanya merasa hangat.

Mungkin inilah awal dari kisah mereka, Perth pikir ia tidak keberatan menjadi gay, toh orang tuanya pernah mengatakan padanya bahwa semua manusia berhak dicintai dan mencintai, terlepas itu pada yang sama gender atau beda gender.

Dan mungkin Mark adalah sosok yang dikirim untuknya sebagai jawaban atas ketidakmengertian soal orientasi seksual.

Mark menarik tubuh Perth untuk berdiri lalu memeluk tubuh Perth.
Perth hanya membalas pelukan Mark.

"Aku ingin menjadi seseorang yang mengajarimu cinta, meski bahkan ini juga pertama kalinya bagiku." Gumam Mark.
Perth hanya mendengarkan.
"Tapi kita bisa saling memahami satu sama lainnya." kata Mark sambil mengeratkan pelukannya pada sosok yang membuatnya gila.

Dan Perth hanya mengangguk paham.

"Maaf harus membuatmu menunggu yah Phi." Kata Perth.
"Tidak masalah jika itu karenamu." Kata Mark.
Lalu keduanya saling tersenyum dan melepas pelukan.

Keduanya saling melempar senyum dengan tatapan yang sama syahdunya.

Jatuh cinta itu seindah ini, meski jatuh cinta juga sebuah cara hati patah dan bertahan.

Tidak apa, ini masih awal bagi keduanya, dan Mark pastikan hanya dia yang akan membuat seorang Perth jatuh cinta.

...

Tbc

...

Aih, manis nya, aku baper sendiri.
Hihi
Ini book tersoft yang pernah kubikin. Hiyaa dengan menampilkan konflik ringan tiada berbelit untuk sementara, tau kalau kedepannya wkwk.

...

Enjoy to the story.

...

Heartbeat (MP - End)Where stories live. Discover now