55 - Gun Attaphan

366 36 36
                                    

Segalanya hanya sementara.

...

Siang ini, Perth pergi ke Supermarket sendirian. Mark sedang ada syuting, saat ia memilih sayuran, bisik-bisik orang sekitar membuatnya risih.

'Ehhh dia itu yang pacar Mark Siwat bukan sih? kok bisa yah setampan Mark malah jadi gay.' bisik A.
'Jujur lebih baik si Mark sama Bay ajah, mereka tuh cocok, apalagi denger kabar mereka akan main series bersama setelah iklan selesai.' bisik B.
'Yah, Markbay memang cocok, semoga cepet sadar yah si Mark.' bisik C.

Bisik D E dan lainnya, membuat Perth jadi minder.

Ia hanya menunduk, merasa malu dengan bisikan itu.

"Berisik sekali memang." kata seorang pemuda  yang tiba-tiba memakaikan earphone pada Perth.
Perth mendongak, alunan lagu BTS terputar.

BTS - Heartbeat.

Pemuda yang sama pendeknya dengan Perth.
Ia membuka kacamata hitamnya lalu tersenyum pada Perth.

Gun Attaphan.

Gunjingan berubah, jadi malu mereka, karena kini yang ada bersama Perth adalah orang terkenal.

"Phi Atta." panggil Perth kaget.
Kok tiba-tiba idolanya ada didepannya.

"Lagi belanja buat May, biar dia bisa masak yang enak, soalnya aku suka numpang makan di rumahnya." Atta memamerkan belanjaannya.

Perth merasa dilindungi dengan tiba-tiba.

.

Keduanya memesan Latte depan supermarket, di sebuah kafe.
Paksaan dari Atta.

"Jangan dengerin mereka, gak penting emang kata-kata mereka." kata Atta.
"Tapi mungkin benar, kak Bay lebih cocok untuk Mark." kata Perth jadi minder.

Perth memang begitu, bocah itu punya rasa rendah diri yang terkadang  muncul.

Atta mengusak gemas rambut Perth.

"Tahu nggak, soal cocok yang dibilang orang itu cuma bullshit, yang dinilai cocok kadang cuma ekspektasi, sedang yang dinilai nggak cocok itu yang sebenarnya realita." kata Atta sambil tersenyum.

"Aku paham, tapi kadang aku juga merasa tidak sepercaya diri itu phi, ada kalanya begitu, apalagi ini sampai banyak yang membicarakan hubunganku dengan Mark." kata Perth.
Ia pun tidak paham mengapa pada Phi Atta, ia merasa bisa mengungkapkan perasaannya.

"Maka dari itu, Mark selalu meyakinkan kamu bahwa ia hanya mencintaimu." kata Atta membuat Perth merasa aneh.

Kok Atta bisa tahu kebiasaan Mark satu itu.

"Kok phi bisa tahu?" tanya Perth bingung.
"Hanya menebak saja." kata Atta sambil tersenyum.
"Phi, aku merasa nyaman saat mengobrol pada Phi, padahal aku adalah penggemarmu dan jadi curhat sama kamu phi." kata Perth baru sadar.

Atta menatap lembut pada bocah manis itu.

"Mungkin kita pernah bertemu di masa lalu, hingga saat kita bertemu baru sekarang jadinya nyaman." kata Atta mengundang tawa Perth jadi lepas.

Konyol memang.

"Jangan dengarkan kata orang lain, percayalah pada dirimu sendiri, dua kalimat itu mudah diucap tapi sulit dilakukan. Namun tetap tanam itu dalam hati, karena waktu bisa mengubah mainset seseorang, semua orang punya sisinya masing-masing, dan waktu selalu bisa mengubah seseorang dan hidupnya." kata Atta sambil tersenyum. (RD)

 "Terimakasih, aku akan mengingat semua perkataan Phi Atta." kata Perth.

Rasanya begitu sennag, mengobrol sedekat ini bersama Idola, sebuah keberuntungan yang tidak akan Perth tukar dengan apapun.
"Aku harap kita jadi teman baik, jangan sungkan kalau mau berbagi padaku." kata Atta membuat Perth semakin speechless.

Heartbeat (MP - End)Where stories live. Discover now