Cahaya pipis

76.4K 437 7
                                    

Tok tok..

"Cahaya"

Aku tersentak ketika pemilik suara berat tersebut berada dibelakangku dan mendorong kursi roda yang kugunakan menuju ranjang yang cukup besar untuk ukuran ranjang pasien.

"Relax ya! anak saya jangan kamu buat stress di perut kamu"

Aku selalu menunduk dan terlalu fokus dengan rasa takut, sehingga tidak menyadari bahwa saat ini aku sedang di gendong untuk di pindahkan ke ranjang tersebut.

"Braga... "

Menahan nafas sambil memejamkan mata, meremas tangan braga yang sedang memeriksa perutku.

Sungguh aku ingin pipis..

°°°

"Cahaya"

"Relax ya. anak saya jangan kamu buat stress di perut kamu"

Braga merasa sudah mengatakan dengan lembut, tapi kenapa cahaya masih ketakutan.

Atau mungkin dia tersentak bukan karena suaranya, tapi karena vibrator yang selama ini tenang mulai mengoyak bagian ter sensitifnya. Hahaha vibrator yang ku berikan akan otomatis aktif ketika berada dalam jangkauannya.

Menggendong cahaya dan memindahkan dia ke ranjang pasien, aku mulai melakukan pemeriksaannya. Memang cukup sulit karena cahaya menggunakan pakaian yang yang cukup tebal hari ini. Apa cahaya ngga gerah? Cuaca panas begini.

"Braga..."

Aku melirik ketika cahaya meremas tanganku, aku diam. Aku menunggu apa yang dia akan dia katakan, tapi cahaya hanya menutup matanya saja. Kenapa si gadis ini? Orgasme kah? Ehh

Aku benar-benar kesulitan. Aku ngga bisa dengar detak jantungnya dari stetoskop ku, dan aku harus melakukan USG. Ahh benar-benar.

Meninggalkan cahaya yang sedang merasakan orgasmenya atau menahan orgasmenya, untuk mengambil pakaian adik ku yang nyaman untuk cahaya.

"Ya, ganti pakaian kamu! "

"Hmm eungghhhh... " Cahaya bergerak miring sambil menekuk kakinya.

Pipis.

Aku langsung naik ke ranjang, memeluk gadis ini dan membenarkan posisi cahaya, bila dibiarkan perutnya akan terjepit kakinya sendiri.

Mengelus rambutnya, memposisikan kepalanya di dadaku, " Sssttt sst, pipis eum? Nafasnya pelan pelan" Aku berusaha menenangkan cahaya, tapi reaksi nya seperti Braga sedang menakuti gadis ini. Sungguh, aku sedang berusaha menenangkan mu cahaya. Astaga

"Bragaaakhhh.. "

Uuh manisnya vanilaku, dia selalu hanya berani menyebut namaku ketika sedang orgasme. So cute.

Wanita ini memang tidak akan dan tidak bisa menahan, semakin keras usahanya untuk menahan akan semakin besar gelombang orgasmenya. Aku akan menikmatinya, tanpa mengganggu, tanpa menyakiti, hari ini sudah kunantikan.

Menciumi keningnya berkali kali, mengusap keringatnya, sambil menepuk lembut punggung kecil cahaya, aku tidak tahu apakah ini bisa membuat perasaannya lebih baik, sebaik perasaanku saat ini. Hahaha aku bahagia dengan vanilaku.

Kami bertatapan. Matanya sejak tadi menutup mulai terbuka, mata yang indah. Tatapan sayu dengan nafas yang tersenggal dan mulut yang sedikit terbuka. Bahagia dan sedih yang aku rasakan saat ini, wanita yang selama ini aku jaga, sekarang ada dipelukan ku dengan kondisi lemas.

"Sesak.. " Mengalihkan arah pandangan cahaya dari ku. Gadis ini benar benar, aku harus membuat dia orgasme supaya ngga lupa namaku.

Tanpa menunggu lama aku memasangkan nasal kanul oksigen, memang semua sudah kusiapkan.

"Perutnya.. Sesak" Hah? Gimana cara masang nasal kanul di perut? Ngga bisa lah..

"Pipisnya tahan dulu ya. Nanti pipis kamu abis kalau dikeluarin terus, aku suapin kamu makan mau? "

Geleng kepala

"Cahaya udah makan?

Geleng kepala

" Tadi siang makan apa?

Geleng kepala, lagi.

Sabar ga sabar, ngelus dada kenyal cahya. Duh jadi pengen nenen kan gara gara dielus-elus.

Melepas pakaian formal cahaya, aku yang melihatnya saja tidak nyaman, bagaimana cahaya yang memakainya. Melepas semua termasuk kaos kaki yang digunakan, menggantung di hanger yang biasa untuk jaket kulitku. Hanya menyisakan kemben hitam dan popok saja, astaga vanilaku ini manis sekali, anak penurut. Aku memperhatikan cahaya yang sedang berbaring tegang dengan mata tertutup, yang buka baju siapa yang nutup mata siapa.

Aku mengintip dibalik popok yang cahaya gunakan, persis seperti ayah yang sedang memeriksa apakah popok anaknya sudah penuh atau belum.

Harum khas cahaya masuk dalam penciuman ku. Cahaya!! Kau membuatku horny. Astaga.. Suara vibrator yang teredam popok pun terdengar, tunggu.. Cahaya tidak memasukan vibratornya, hanya meletakan didekat clitorisnya, dan dia sudah orgasme 3 kali hanya dengan seperti ini. Uuuh manisnya.

Meraba bagian anal cahaya untuk memastikan saja, dia memasukannya dengan benar atau tidak. Aku sudah menyiapkan hukuman jika tidak benar.

Cahaya mengejang. Orgasme ketiga sudah lepas. "Brr agaaakhh.. " Bokongnya terangkat tinggi, kakinya bergetar, seluruh jari kakinya menekuk rapat, sangat manis.

Cahaya menangis, setelah mengeluarkan semua kenikmatannya dia menangis? Tidak bersyukur. "Sakit.. Lep hiks asin hiks hiks"

Tbc,

CAHAYAWhere stories live. Discover now