(๑˙TigaPuluh❥˙๑)

5.5K 623 16
                                    

'Mencoba melalui semuanya perlahan.'

🌹 🌹 🌹

[Dion]

Allin berjalan melewati koridor-koridor sekolah bersama Jellina. Tak sengaja ia bersamprokan dengan Kayla, Rebecca dan antek-anteknya.

Rebecca tersenyum miring. "Eh tuan putri beasiswa," ujarnya pura-pura terkejut. Kayla hanya menunduk.

Jellina membuang nafasnya malas.

Mata Allin tak sengaja melihat lebam di pipi Kayla. Allin pun mendekati Kayla. Ia memegang pipi sahabat kecilnya itu lembut. "Pipi kamu kenapa, Kay?!" Cemas Allin. Karna luka ini terlihat seperti bekas tamparan.

Kayla menepis tangan Allin lalu pergi meninggalkan gadis itu diikuti oleh Rebecca dan antek-anteknya. "Bye." Dadah Rebecca dengan ekspresi yang menjengkelkan.

Allin terdiam. Ia yakin ada yang tidak beres. Sebenarnya ada apa dengan Kayla?

"Yuk, Lin." Ajak Jellina yang diangguki Allin.

Tadi Kayla, sekarang mereka malah bersamprokan dengan Kenta, Angga dan Gepeng.

Jellina mendelik malas melihat Gepeng yang sudah cengar-cengir melihatnya.

Allin yang sedari tadi di tatap Kenta hanya mampu membuang pandangannya menatap yang lain mengalihkan.

Tiba-tiba Kenta menarik tangan Allin membawa Allin meninggalkan Jellina, Gepeng dan Angga.

Allin terbelalak tapi gadis itu tak protes dan malah menurut.

"Kalian ke kelas duluan aja." Perintah Kenta lalu benar-benar pergi.

"Eh, lo mao kemana woi!" Pekik Angga.

Jellina membuang nafasnya. "Dasar Abang laknat." Beberapa kian detik kemudian Jellina melirik Angga dan Gepeng bergantian heran.

"Kayak ada yang kurang? Apa perasaan gue doang?" Tanya Jellina bingung.

Angga menautkan alisnya. "Nih kali si Gepeng tampangnya kurang tamvan," celetuk Angga menepuk pipi Gepeng membuat pria itu balik menepuk pipi Angga dendam. "Enak aja lo bambang! Gue udah tamvan gini."

Jellina terkekeh. "Pede abis."

Mata Gepeng membulat. "Inces Jelliku senyum?!! Ahh.. indahnya," ujar Gepeng dramatis.

"Tunggu. Mungkin maksud lo kurang.. Hito?" Tanya Angga baru teringat.

Jellina mengangguk cepat. "Nah bener."

"Dia ke Jepang, Omanya sakit parah. Tadi malem berangkat katanya." Jelas Angga yang diangguki betul oleh Gepeng.

"Ya ampun.. Terus balik kapan?"

"Lama kayaknya, dia gak ngasih tau." Jelas Angga membuat Jellina membuang nafasnya ikut sedih.

ლ ❥ ლ

Kenta membawa Allin memasuki kelas 12 IPS5. Seisi kelas menatap Kenta dan Allin sebagai sorotan.

Para gadis terpekik saat sadar sang Most Wanted-nya Pelipur lah yang masuk ke dalam kelas mereka sekarang.

"Siapa yang namanya Dion disini?" Tanya Kenta tegas. Ia di beri tahu oleh koneksinya bahwa pria yang bernama Dion ada di kelas ini.

Allin terbelalak saat mendengar itu. "Ya ampun Kenta. Allin kan udah bilang gausah dicari kayak gitu! Allin malu.." bisik Allin pelan tapi tak Kenta hiraukan.

Dion bangkit dari duduknya. Pria itu terlihat tampan dan lumayan jika di lihat dari penampilan.

"Gue. Kenapa?" Tanyanya sinis. Terlihat seperti pria jutek. Apakah benar itu Dion yang chattingan dengannya? Itu yang ada di batin Allin.

Mata Dion sedikit membesar saat melihat Allin. "Allinkan?" Tanyanya membuat Allin menjawabnya dengan sekali angguk cepat.

Mendadak pria itu langsung tersenyum lebar. Ia mengulurkan tangannya. "Gue Dion, yang ngasih tau lo kosan deket sekolah,"

Allin balas tersenyum membuat wajah Kenta memerah kesal. Saat Allin hendak membalas uluran Dion, tangan Allin di tepis oleh Kenta.

"Kenta." Lirih Allin melihat Kenta yang terlihat kesal.

"Gausah basa basi. Gue nyari lo cuma mau tanya-tanya soal kosan yang bakal cewek gue tinggalin." Jelas Kenta menekankan kata 'cewek gue' dalam tutur ucapannya.

Dion mendelik malas. Pria itu merobek kertas dari bukunya lalu menulis alamat disana. Ia mengulurkan kertas itu pada Kenta.

Kenta membaca alamat itu. Lalu Kenta mengangguk. "Oke, thanks." Singkat Kenta lalu menarik Allin pergi darisana.

Dion membuang nafasnya malas. "Minta bantuan tapi sesongong itu. Huft,"

Tiba-tiba seorang pria yang adalah sahabat Dion merangkul pria itu. "Itu cewek imut 11 IPA yang lo ceritain?" Tanya pria bernama Lanang itu.

Dion mengangguk malas. "Udah punya cowok ternyata."

Lanang terbahak. "Ada aja ya cobaan cowok ganteng kayak lo. Gue aja yang jelek gini langgeng nih sama doi," ejek Lanang membuat Dion meninggalkan pria itu dongkol.

"Tungguin woi!"

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Where stories live. Discover now