(๑˙Delapanbelas❥˙๑)

6.8K 711 44
                                    

'Percayalah. Terkadang, kelebihanmu justru adalah hal yang akan menyusahkan dirimu sendiri.'

🌹 🌹 🌹

[Pulang]

"Lah Allin mana, Bang? Gue kira dia sama lo, tadi lo nyusul dia'kan?" tanya Jellina. Kini mereka sedang berkumpul setelah selesai melakukan bakti sosial.

Kenta tak menyahut, sepertinya mood pria itu sedang sangat buruk. Terlihat dari dinginnya pria itu.

Jellina mencebik dicueki.

"Allin gak ada, Jel?" Tanya Hito yang memang ada di samping Kenta.

Jellina menggeleng. Tadi ia habis ke tenda hendak mengambil ponsel, dan Allin tak ada di sana.

Hito langsung pergi mencari Allin.

"Eh gua ikut, Kak!" Pekik Jellina lalu mengejar Hito. Berbeda dengan Kenta yang mencoba untuk tidak perduli.

Padahal ia juga khawatir, tapi Kenta menepis itu dan langsung memakai earphone-nya mencoba untuk tak acuh.

ლ ❥ ლ

Hito mengitari segala penjuru, dan barulah ia menemukan Allin di batu pinggir sungai tengah duduk mengamati bunga-bunga yang begitu indah di sini dengan senyum manisnya yang padahal wajahnya masih pucat.

"Allin, kita nyariin lo tau gak. Ternyata lo di sini?" Ujar Jellina yang sedari tadi mengejar Hito hingga nafasnya tak beraturan lelah.

Allin yang menyadari kehadiran dua orang itu langsung bangkit terkejut. "Loh acaranya udah selesai? Maaf ya, Allin bosen tadi, makanya kesini."

"Lo mau kecebur lagi emang malah ke deket sungai lagi?" Tanya Jellina cemas. "Muka lo aja masih pucet, Lin."

"Aku anter pulang aja, ya? Kamu pucet banget, Lin." Ujar Hito khawatir.

"Iya, Lin. Mending lo pulang aja, pasti di izinin kok sama Pak Gerry." Saran Jellina yang juga cemas.

Allin terlihat berpikir sebentar. Sepertinya kalau ia tidak pulang malah akan lebih merepotkan. Allin mengangguk. "Maaf ya Allin ngerepotin,"

Jellina mendengus mendengar itu.

"Gapapa, Lin. Yuk," ajak Hito yang langsung memapah Allin yang terlihat lemas dan mulai sempoyongan di susul oleh Jellina juga.

ლ ❥ ლ

"Akhirnya kamu datang juga, Kenta." Lega Gerry melihat kedatangan Kenta yang ia panggil melalui seorang siswa.

Kenta hanya diam menunggu Gerry menjelaskan mengapa memanggilnya.

"Kamu dan tim basket kamu ikut perkemahan semua?"

Kenta mengangguk. Gerry membuang nafasnya, bicara dengan Kenta seperti sedang bicara dengan dinding.

"Tadi Pak Dodi telfon Bapak, katanya lomba basket tingkat nasional akan segera di mulai lagi. Makanya saya menyuruh kamu dan teman setim basket kamu untuk pulang lebih dulu saja. Biar bisa latihan lebih rutin. Kalian kan sudah menang terus dari kemarin, jadi kalo tambah di asah pasti gak ada yang bisa ngalahin kalian lagi! Ahahha," bangga Gerry heboh sendiri. Mengingat betapa banyak piala yang Kenta dan teman-temannya kumpulkan untuk SMA Pelipur atas prestasi mereka dalam bermain basket.

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang