(๑˙Empatbelas❥˙๑)

9K 940 69
                                    

'Entahlah, aku hanya tahu diri. Mencintaimu begitu sulit, dan aku hanya mencoba untuk menghindari masalah.'


🌹 🌹 🌹

[Pacar?]

"Oke anak-anak, acara perkemahan yang sudah di bicarakan tadi saat upacara oleh Bapak Kepala Sekolah kita yang akan di adakan 3 hari lagi, Ibu akan bagikan lembar surat izin yang harus kalian kasih ke orang tua kalian sebagai persetujuan untuk keikutsertaan kemah ini. Sebenarnya semua di wajibkan ikut, tapi sekolah tak bisa memaksa jika ada yang memiliki penyakit atau masalah pribadi. Tapi jika tak memiliki masalah apapun, tolong jujur dan ikut serta. Toh, ini untuk kebaikan dan pengalaman kalian juga agar lebih mandiri lagi." Ujar Tiva lalu memanggil Maya, sang ketua kelas untuk membagikan formulir sekaligus surat izin perkemahan ini ke semua siswa siswi.

"Lo ikutkan?" Tanya Jellina pada Allin.

Allin diam sebentar. "Kamu?"

Jellina terkekeh. "Malah nanya balik lo. Iya, gue ikut. Lo harus ikut, ya?" Allin mengangguk membuat Jellina tersenyum.

"Nanti pulang sekolah main ke rumah gue, yuk. Gue abis nyetock film horror nih," ajak Jellina yang langsung Allin angguki dengan antusias. Allin sangat suka film berbau horror, dan ternyata Jellina juga.

"Boleh banget, kebeneran kerja Allin lagi bagian malem." Ujar Allin senang.

"Oke, mampir supermarket dulu. Kita beli snack!"

ლ ❥ ლ

Kini mereka sudah berbaring di king size Jellina, dengan laptop dan cemilan yang menemani.

Tak sadar air yang sedari tadi mereka minum sudah habis. "Gue ambil air dulu ya," pamit Jellina untuk sekedar ke dapur yang langsung Allin angguki.

Allin kembali serius menonton film. Allin menutup matanya saat terasa adegan yang menyeramkan akan muncul.

Ckrek

"Aaaaaaa!!!"

Kenta membuang nafasnya malas melihat Allin yang terpekik macam itu melihatnya.

"Ma-Maaf, Allin lagi nonton horror. Kamu datengnya ngagetin sih.." lirih Allin malu.

Kenta tak menyahut ia mengambil sekotak tisu di laci Jellina karna tisu di kamarnya habis. Karna Jellina memang selalu menyetock tisu banyak.

"Lo ikut?" Tanya Kenta tiba-tiba yang membuat Allin terbelalak.

"Apa, Kak?"

Kenta mendengus. "Gak jadi," pria itu keluar kamar.

Allin menautkan alisnya.

Tiba-tiba Jellina datang. "Sini formulir kemah lo." Jellina menyodorkan tangannya membuat Allin bingung.

"Iya, formulir lo. Ibu Panti lo kan jauh, pasti gak ada yang tanda tanganinkan suratnya? Biar nyokap gue aja," tawar Jellina membuat Allin tersenyum. Allin beruntung banget bisa ketemu keluarga sebaik ini, batinnya.

"Sebenernya ada apaan sih antara Abang gue sama lo waktu di Swiss?" Tanya Jellina tiba-tiba saat sudah mengambil surat formulir Allin.

"Emangnya kenapa, Jel?"

"Sebenernya yang ingetin buat nyokap gue aja yang tanda tanganin formulir lo itu Bang Kenta. Tumben banget tuh orang perduli, sama cewek pula. Sama gue aja boro-boro," celoteh Jellina membuat hati Allin mendadak berdebar. Apalagi saat mengingat kejadian di Swiss saat itu.

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Where stories live. Discover now