(๑˙Tigabelas❥˙๑)

9.3K 948 145
                                    

'Aku selalu berfikir. Aku terlahir malang. Lalu, apakah takdirku akan menyenangkan?'

🌹 🌹 🌹

[Kayla]

"Kayla?"

Gadis itu sempat terbelalak melihat Allin. Seorang teman layaknya keluarga yang tumbuh bersama sejak kecil, dan bahkan bernasip sama sebagai anak yatim piatu yang terlantar.

Tiba-tiba seorang wanita lain juga ikut menyodorkan tangannya pada Kayla. Seorang wanita cantik bernama Rebecca, yang Jellina tahu sekelas dengan Kenta dan juga, sangat tergila-gila dengan Abangnya itu.

Yang tentu saja sangat terlihat memuakan untuk Jellina karna ia sangat tidak menyukai wanita yang banyak drama. Jellina sudah beri kartu kuning pada Rebecca untuk jadi Kakak iparnya. Jadi jangan harap.

Kayla mengabaikan uluran tangan Allin dan menyambut tangan Rebecca. Rebecca tersenyum. "Yuk kantin," ajaknya yang langsung di angguki Kayla. "Iya, Kak."

Saat mereka mulai menjauh, Allin baru tersadar dari lamunannya. Ia kembali memangil Kayla.

"Kayla!"

Tapi nihil, mereka sudah pergi.

"Lo kenal?" Tanya Jellina.

"Sahabat sekaligus keluarga aku di panti, Jel." Jujur Jellina baru tahu Allin dari Panti Asuhan. Rasanya Jellina semakin simpati dengan Allin.

"Dia udah dapet keluarga angkat? Atau ngerantau kayak lo?" Tanya Jellina.

"Aku gatau, tapi kayaknya dia ngehindarin aku deh." Allin masih memandang ke arah kepergian Kayla yang padahal sosoknya sudah menghilang.

Jellina mengelus punggung Allin lembut.

ლ ❥ ლ

"Widih yang baru pulang dari Swiss, kakinya encok anjir," ejek Gepeng yang langsung di toyor oleh Angga sambil terbahak.

Kenta hanya mendelik mendengar itu.

"Gue denger dari Bebep gue, lo pergi sama si Allin Allin itu'kan? Widih, seorang Kenta pergi sama cewek!" Ember Gepeng yang langsung mendapat cubitan dari Angga, karna kini Hito yang tengah memainkan ponselnya beralih menatap Kenta.

Padahal Gepeng tahu Hito menyukai Allin, dan Gepeng bicara hal macam itu seenak jidatnya. Hal itu membuat Angga merutuki dirinya sendiri memiliki teman mulut ember macam Gepeng.

Gepeng yang baru sadar maksud cubitan Angga pun menutup mulutnya menyesal.

Kenta malah biasa saja.

"Lo pergi sama Allin berdua?" Tanya Hito serius.

Kenta tak menjawab karna menurutnya tak penting. Ia malah memainkan ponselnya.

"Kenta jawab gue." Tukas Hito.

Kenta menaruh ponselnya di meja. "Kalo iya kenapa?"

"Lo manfaatin dia?" Tanya Hito tak suka.

Kenta malah mendengus geli. Untuk apa juga ia memanfaatkan orang macam Allin. Toh gadis itu yang menawarkan pertolongannya sendiri.

"Kalo itu cewek lain mungkin gue gak perduli. Tapi kalo Allin, gue gak akan biarin lo." Ujar Hito mulai memanas.

"Eits, udah bro jangan sampe panas." Ujar Angga cengengesan lalu menatap Gepeng tajam. "Elu sih, ah!"

"Ya maap, dedek gak tau," lirih Gepeng takut.

"Gue serius sama ucapan gue." Tukas Hito tajam.

"Kalo gue udah rebut first kiss-nya gimana?" Ujar Kenta santai sambil menyalakan sebatang rokok membuat ketiga sahabatnya tercengang.

Bahkan rahang Hito mengeras.

Sebenarnya Kenta tak tahu juga itu first kiss Allin atau bukan, tapi di lihat dari kepolosan gadis itu, sepertinya iya.

Tunggu? Kenapa pikirannya menjadi kotor begini? Argh, sialan. Kenta merutuki dirinya.

Berbagai perasaan dan bahkan ekspresinya yang tak pernah keluar dari diri Kenta kini terus terucapkan sejak hadirnya Allin. Gadis itu membuat banyak perubahan dalam diri Kenta. Dan bahkan Kenta baru sadar sekarang, oh shit.

Kenta pun bangkit meninggalkan ketiga temannya begitu saja. Sepertinya Kenta butuh asupan angin agar pikirannya lebih cerah.

Saat tengah melangkah melewari koridor-koridor,

"Kentaaaa!!!" Seseorang berlari mendekatinya dan langsung bergelayut manja pada Kenta membuat pria itu mendengus dan langsung menepis tangan itu hingga tak menempel lagi padanya.

"Kenta jangan galak-galak dong sama gue! Kapan sih lo bisa buka hati lo buat gue?!" Pekik Rebecca yang sangat malas Kenta ladeni. Pria itu pergi meninggalkan Rebecca begitu saja membuat gadis itu menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Apapun harus bisa gue dapetin, termasuk lo Kenta." Gumamnya.

Seorang gadis menghampirinya dengan sebuah minuman. "Ini, Kak."

Rebecca mengambil minuman itu dari Kayla kasar. "Sekarang, tugas lo adalah, bantuin gue dapetin cowok itu." Rebecca menunjuk Kenta dengan dagunya.

Kayla terbelalak. "Tapi, Kak?! Gimana caranya?!"

"Ya gue gak mau tau. Kalo lo bantah, gue aduin ya ke Mami sama Papi gue!" Bentak Rebecca membuat Kayla menunduk.

"Masih untung gue maksa Nyokap Bokap gue buat ngangkat anak dari panti kayak lo, ya! Walaupun sebenarnya mau gue jadiin babu aja sih, haha," tukas Rebecca lalu pergi begitu saja meninggalkan Kayla.

Kalo gue tau keluarga kalian angkat gue sebagai keluarga untuk semua perlakuan ini, gue juga gak mau. Lebih baik gue tetep di panti.

Kayla mengusap air matanya yang terus mengalir di pipinya.

Maafin gue, Lin. Gue terlalu malu untuk ketemu lo. Sebagai anak angkat orang kaya raya, tapi itu cuma topeng. Gue cuma anak angkat yang di perlakukan layaknya babu.

ლ ❥ ლ

SYARAT UP, VOTE DAN KOMENTAR!💕

ABOUT KENTA [Telah Terbit]Where stories live. Discover now