47. Don't Leave Me.

3.7K 540 96
                                    

Marsha menumpukan wajah di kedua tangannya, netranya menatap layar laptop yang menampilkan seseorang yang asik berbincang bersamanya sejak tadi.

"Jadi Algio sama D itu satu orang yang sama, dan sekarang lo pacaran sama dia?"

Marsha mengangguk kecil mendengar perkataan Jessyca dari seberang telepon, ia mengambil air putih di nakas lalu menegak nya, kerongkongan nya terasa kering setelah bercerita panjang lebar.

"Iya, sayang banget lo nggak ada disana. Harusnya lo lihat gimana romantisnya Davian waktu nembak gue," balas Marsha diiringi kekehan ringan diakhir kalimatnya.

"Selamat deh kalau gitu. Oh iya, ngomong-ngomong Kanaya sama Bara gimana?" tanya Jessyca penasaran. Pasalnya kemarin saat ia melakukan panggilan video dengan Kanaya, temannya itu tampak menghindari pertanyaan ini dan langsung mengganti topik lain, seakan-akan enggan menjawabnya.

Tapi kenapa? Padahal biasanya Kanaya selalu bersemangat saat membicarakan sesuatu yang berhubungan dengan Bara. Ia juga dibuat kebingungan melihat reaksi yang diberikan Marsha, gadis itu menghentikan acara menegak air minumnya, lalu mengerutkan kening setelahnya.

"Kenapa ngomongin Bara? Kanaya kan sekarang jadian sama Samudra," ujar Marsha, namun reaksi yang diberikan Jessyca benar-benar tak terduga. Saudara tirinya itu langsung bangkit dari posisi tengkurapnya, lalu mendekatnya wajahnya pada kamera, membuat layar laptopnya dipenuhi wajah Jessyca.

"Seriously? Samudra, ketua kelas kita?"

Marsha menganggukkan kepalanya ragu, sedikit bingung melihat reaksi Jessyca yang, sedikit berlebihan?

"Iya lah, memangnya Samudra yang mana lagi?"

Jessyca ber 'wah' ria, ia menepuk belakang lehernya, merasa tekanan darahnya naik mendengar perkataan Marsha.

"Kenapa? Kanaya belum kasih tahu lo?"

Jessyca kembali menatap layar laptopnya lalu menggelengkan kepalanya, "anak itu nggak cerita apapun sama gue," balasnya sarat akan kekesalan.

"Oh, gitu..." Marsha menganggukkan kepalanya pelan lalu memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.

Jessyca kembali menyamankan posisi tengkurapnya, "kenapa nggak lo aja yang ceritain ke gue?"

Marsha melirik sekilas layar laptopnya lalu mencibir pelan, "kenapa nggak lo tanya sendiri aja sama orangnya? Gue capek dari tadi lo suruh cerita terus," sarkas nya. Dia tadi sudah bercerita panjang lebar tentang Davian, lalu sekarang disuruh bercerita lagi? Dih, ogah lah.

Marsha dapat melihat jika Jessyca berdecih di seberang telepon sana. Tapi memangnya ia peduli? Tentu saja, tidak.

"Sekarang giliran gue yang tanya, gimana hubungan lo sama Hendry?" tanya Marsha, berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

Sebenarnya Marsha penasaran, ada hubungan apa Jessyca dengan Hendry? Padahal ia tidak pernah melihat interaksi keduanya, tapi kejadian di bandara lalu menunjukkan seolah-olah keduanya dekat.

"Kenapa jadi bahas Hendry?"

"Bukannya kalian pacaran? Waktu di bandara kan, dia ngantarin lo. Pakai acara peluk-pelukan lagi."

JUST D [Who Are You?] [END]Where stories live. Discover now