3. Annoying Boy.

6.8K 965 50
                                    

Update lagiii.
Mwehehehehe.

Happy reading :)

***

Sebuah motor ninja berwarna hitam berhenti di depan pemakaman umum. Davian turun dari motornya dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya serta membawa buket bunga lily yang dibelinya sebelum kemari tadi.

Kaki jenjangnya mulai melangkah memasuki area pemakaman lalu berhenti disamping batu nisan bertuliskan nama 'Amanda Mila'. Davian mendudukkan dirinya diatas rumput dan meletakkan buket bunga yang dipegangnya diatas batu nisan, ia memejamkan mata sejenak untuk merapal kan doa lalu mengusap wajah setelahnya.

Davian menghembuskan napasnya perlahan, tangan kanannya terulur guna mengusap pelan batu nisan tersebut.

"Hai Mila, gue datang lagi. Gimana kabar lo disana? Gue harap lo bahagia."

"Mungkin udah ratusan kali gue bilang hal ini, maaf. Gue tahu lo pasti udah bosan dengar perminta maafan dari orang ini. Gue memang salah, jadi maaf. Dan, sekali lagi gue minta maaf," ucap Davian dengan tulus.

"Yang tenang disana Mil, sorry gue nggak bisa disini lebih lama lagi. Gue pergi dulu."

Davian bangkit dari posisi duduknya lalu berjalan menjauhi makam Mila, menyalakan mesin dan memacu kuda besi hitamnya menjauhi area makam.

***

"Kak, lo makan es krim gue ya?" tanya Marsha kepada Ergi, kakaknya yang tengah belajar di kamarnya.

Ergi tergolong anak yang pintar, saat ini ia telah duduk di bangku kuliah semester akhir. Ergi bahkan kuliah karena mendapatkan beasiswa di salah satu universitas ternama, meskipun orang tuanya masih mampu untuk membiayai kuliahnya.

Jika Ergi pintar maka Marsha adalah kebalikannya. Dia tidak terlalu pintar, bahkan nilai matematikanya pun tak pernah lebih dari angka 7.

Entah kenapa bisa seperti itu, kadang-kadang Marsha berpikir, sebenarnya gen siapa yang dia turun? Sebenarnya dia ini anak papa mamanya atau bukan? Atau jangan-jangan, malah Ergi yang bukan anak papa mamanya? Kakaknya ini anak pungut? Astaga bisa jadi, sifat Ergi benar-benar menyebalkan seperti anak setan.

"Es krim yang dimana?" tanya Ergi tanpa mengalihkan tatapannya pada buku yang ia baca.

"Yang di kulkas lah masa di magic com," balas Marsha dengan ketus, pertanyaan macam apa itu?

"Yang di taruh pojokan itu?" tebak Ergi setelah mengingat kejadian tadi siang ketika ia tanpa sengaja menemukan sekotak es krim yang masih untuh, namun anehnya ditaruh di pojok frezeer.

"Iya itu! Lagian es krim udah di taruh pojokan masih aja diambil, ganti rugi!"

"Males banget." Ergi mengabaikan omelan adiknya, ia lebih memilih untuk melanjutkan sesi belajarnya yang tertunda, dan tentu saja hal tersebut memancing emosi Marsha.

"Gue nggak mau tau ya, lo harus ganti es krim yang udah lo makan. Atau kalau nggak, minta duit lah buat beli es krim lagi." Marsha mencoba memberikan penawaran, namun tentu saja kakaknya yang menyebalkan itu tak akan membuat segalanya mudah.

"Pelit banget, gue ini kakak lo."

"Ya terus kenapa?"

"Lo nggak boleh pelit sama gue, bisa-bisa lo kena Azab karena pelit sama kakak lo sendiri. Lo mau badan lo diputer di mesin molen?"

"Nggak jelas banget lo," komentar Marsha.

"Yang penting gue ganteng."

Marsha mengerutkan kening mendengar kalimat random yang diucapkan kakaknya.

JUST D [Who Are You?] [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя