38. Ergi dan Segala Tingkah Menyebalkannya.

3.1K 515 15
                                    

Marsha duduk di balkon kamarnya dengan kepala mendongak guna menatap langit malam yang dihiasi gemerlapnya bintang. Menikmati semilir angin malam dan ditemani dengan secangkir coklat panas kesukaannya.

Pikirannya melayang pada kejadian dua minggu yang lalu saat bersama Davian. Bagaimana bisa jantungnya berdetak kencang untuk pria itu, sedangkan jelas-jelas selama ini dirinya menyukai Algio. Apakah itu hal yang wajar?

Belum lagi masalah kecurigaannya pada kedua orang tersebut yang masih belum ia pecahkan. Apakah mereka satu orang yang sama atau dua orang yang berbeda? Ia pernah mendengar tentang kasus alter ego atau yang biasa disebut dengan kepribadian ganda, tapi apakah hal semacam itu benar-benar nyata adanya?

Ketika sedang asik berkelana dengan pikirannya, tiba-tiba saja Marsha dikejutkan dengan pandangannya menjadi gelap, lebih tepatnya sepasang tangan menutup kedua matanya hingga membuat lamunan gadis tersebut buyar seketika.

"Tebak, siapa coba?"

Marsha meraba meja di depannya lalu meletakkan cangkir berisikan coklat panasnya disana, gadis tersebut berdecak kesal mendengar perkataan orang tersebut, tanpa disuruh menebak pun ia tau dengan betul jika dia adalah Ergi.

"Lepas."

"Tebak dulu dong," paksa Ergi.

Marsha menghela napasnya, jengah dengan sifat menyebalkan kakaknya itu.

Sebuah cubitan melayang di perut Ergi membuat sang empu memekik kesakitan, tentu saja pelakunya Marsha.

"Akkkhhh!"

"Lepas nggak?" ancam Marsha.

"Iya iya, gue lepas."

Ergi lalu menurunkan tangannya bersamaan dengan Marsha yang melepaskan cubitannya di perut sang kakak. Yang benar saja, cubitan Marsha sangat sakit, Ergi yakin jika itu pasti akan meninggalkan bekas nantinya.

"Nggak asik lo dek, galak banget, main cubit-cubit aja."

Ergi mengelus perutnya yang menjadi korban kekerasan Marsha lalu menghempaskan bokongnya dengan kasar disamping sang adik yang masih memasang wajah garang.

"Enak aja kalau ngomong, gue masih marah ya sama lo," sungut Marsha yang mengundang tawa kecil dari Ergi.

"Maaf, kan gue udah minta maaf sama lo waktu itu."

Marsha berdecih pelan sembari mengalihkan pandangannya ke samping. Gara-gara ulah kakaknya yang menyebalkan itu, sekarang ia harus memikirkan banyak hal. Enak saja, dia tidak akan memaafkan kakaknya begitu saja.

"Jangan ngambek gitu dong, gimana kalau besok kita jalan-jalan? Gue yang traktir deh," ujar Ergi mencoba untuk membujuk Marsha, dan sepertinya berhasil. Ergi dapat melihat jika Marsha tengah meliriknya dari ujung matanya.

"Beneran?"

Ergi mengangguk sebagai jawaban, "iya, beneran. Tapi jangan ngambek lagi dong, maafin gue, ya?"

Marsha diam sejenak memikirkan penawaran Ergi yang terdengar menggiurkan, memangnya ada orang yang bisa menolak ajakan semacam itu? Tentu saja tidak ada, dan Marsha berjanji akan menguras isi dompet kakaknya itu, hitung-hitung balas dendam.

"Oke, permintaan maaf diterima," balas Marsha singkat.

Marsha kembali mendongakkan kepalanya menatap langit malam dengan pikiran yang kembali melayang kemana-mana.

"Kak," panggil Marsha yang dibalas gumaman singkat oleh kakaknya.

"Lo pernah nggak ngerasain jantung lo tiba-tiba berdebar gitu?" tanya Marsha yang membuat Ergi mengernyitkan keningnya samar.

JUST D [Who Are You?] [END]On viuen les histories. Descobreix ara