Sampai jadi debu(Extra part 1)

3.9K 197 2
                                    

Ayra berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Ia baru saja menyelesaikan kewajibannya visit pasien dan jadwal operasi elektif.

"Dokter Ayra"

Dengan sigap ia membalikkan tubuhnya untuk mencari sumber suara yang berteriak memanggilnya.

"Ya ampun dok. Saya kira tadi lihat bidadari dari kayangan" goda bapak-bapak yang udah berumur.

"Pak Said?" Tanya Ayra bingung.

"Ya Dokter... Pasien dokter dulu. Dokter kok makin cantik?"

Ayra terkekeh mendengar pujian dari pasiennya dulu. Ia paham kelakuan ganjil mantan kepala desa itu. Genit dan tukang kawin.

"Gimana pipisnya pak? Masih sulit?" Tanya Ayra to the point.

Said tertawa malu "Ampun deh dokter Ayra. Udah donk berkat obat dan dukungan dokter. Itu istri ke tiga saya" tunjuk Said malu-malu.

Ayra mengarahkan bola matanya. Ya tuhan ia tertawa perlahan. Kencing aja susah karena pembesaran prostat. Tapi masih doyan juga nikah.

"Rencana saya mau cari istri yang keempat. Kalau bisa yang kayak dokter bidadari surga" Said tersenyum genit.

"Sayang!!!" Suara pria memutuskan pembicaraan mereka yang absurd.

"Eh, kamu kok kemari. Kok gak tunggu di parkiran? Ayra merangkul tangan suaminya dengan cepat. Lalu berusaha tersenyum mesra

"Siapa nih dok?"

"Kenalin suami saya pak"

Pak Said menerima uluran Raja.
"Raja suaminya Ayra. Oh ya pak kami permisi dulu ya" Raja merangkul bahu milik istrinya dan membawa jauh dari situ.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan saling merangkul mesra. Namanya jatuh cinta dunia serasa milik berdua.

"Kamu biasa di godain sama pasien?" Tanya Raja dengan muka sebel.

"Kadang-kadang. Tapi kebanyakan udah pada sakit semua ketempat Aku jadinya mana ada kepikiran godain. Kenapa nanya?"

"Aku takut kamu berpaling sama aku" aku Raja.

Penuturan pria itu sontak membuat Ayra tertawa terpingkal-pingkal.

"Kamu gak perlu takut. Hati aku udah di penuhin kamu semua" canda Ayra.

"Lagian aku yang takut kalau kamu nyeleweng dari aku. Pasien kamu ibu-ibu hamil semua. Ada yang artis lagi"
Ayra menyipitkan matanya " Awas kalau kamu berani selingkuh Aku potong Otong hula-hula kamu"

"Ya gaklah. Lagian pasien aku sopan-sopan"

Raja berdeham pelan "Sadham dengan aku siapa yang lebih ganteng?"

"Ya Sadham lah"

Raja berdecih sebal "Jawabnya gak usah cepat banget. Pakek mikir dulu donk"

"Tapi beneran ganteng Sadham. Aku aja shock baru tau Sadham suka sama aku"

"Tahu gitu aku pilih dia aja ya" Ayra mengangguk-angguk kepalanya.

"Emank kamu gak bahagia sama aku?" Kali ini pria itu menghentikan langkahnya lalu memandang istrinya.

Ayra mengangkat bahunya seolah ia sendiri tidak bisa menjawabnya.

Perempuan itu menghela napas pelan "Kata orang perempuan itu akan bahagia dengan orang yang mencintainya" sindir Ayra halus.

Raja menekuk wajahnya "Aku akan belajar Ra. Maaf aku belum bisa cinta sama kamu. Tapi aku janji _"

"Gak usah kebanyakan janji. Cukup buktikan kalau kamu bakal cinta sama aku"

Raja tersenyum pelan tangannya diarahkan ke perut istrinya. Lalu mengelus pelan "ini kan salah satu bukti aku belajar cinta sama kamu"

Ayra menepis tangan milik suaminya lalu kembali berjalan.

"Kalau hubungan biologis gak perlu cinta pun bisa dilakuin" gerutu Ayra.

Raja tersenyum geli ia berjalan cepat menyusul langkah istrinya. Ia paham wanitanya sekarang sedang melancarkan aksi gambek.

"Sayang, denger dulu Abang ngomong"

"Ya ampun ini udah tanda-tanda kiamat. Sejak kapan buaya bisa ngomong" ledek Ayra.

"Dokter Tampan" pekik suara perempuan paruh baya.

"Dokter masih ingat saya? Laras Dok. Ini anak saya yang dulu udah dokter tolong. Rani salam dengan pak dokter"

Raja segera mensejajarkan tubuhnya dengan gadis kecil itu. "Halo Rani"

"Nah gitu donk sama calon Ayah" sahut Laras dengan genit.

Ayra berdeham pelan. Ia sengaja menyadarkan perempuan di hadapan tentang keberadaannya.

"Sayang. Aku dah lapar"

Raja segera merangkul istrinya "kenalin Bu Laras. Ini istri saya Ayra"

Laras tersenyum kikuk. Lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Ayra mengibaskan rambutnya dengan emosi. "Kita pulang sekarang!" perintah istrinya dengan wajah galak.

                     😾😾😾😾😾

Ayra masih sibuk membolak-balikkan majalah di tangannya. Suara bel membuat perempuan itu bangkit dari tempat duduknya dengan semangat.

"Kok kamu cepat banget pu_"dirinya seketika membeku.

"Hai Ra"

"Hai Dham. Masuk"Ayra membuka pintu apartemennya dengan lebar.

Sadham mengeleng pelan " Gak perlu. aku cuma kangen sama kamu" aku pria itu jujur.

"Maaf. Aku bodoh banget ya Ra? Kenapa aku telat banget nyadar dengan perasaan aku. Harusnya aku perjuangin kamu untuk lihat perasaan ini"

"..."

"Raja pria yang tepat buat kamu Ra. Aku yakin dia bakalan buat kamu bahagia"

Ayra berhamburan memeluk sahabat yang selalu mendengar keluh kesahnya saat sedih. Ia menangis terisak.

"Aku minta izin sama kamu untuk pergi dari Jakarta"pria itu ikut membalas  memeluk perempuan yang sangat dia cintai

"Gak boleh. Kamu gak boleh pergi"

"Maaf Ra" kata pria itu dengan suara parau. Kali ini ia tidak bisa menahan perasaanya.

"Kamu selamanya sahabat terbaik aku Dham. Aku selalu berdoa untuk kebahagian kamu"

"Aku juga Ra" bisik Sadham.

Hei hei... Kok balik lagi ya? Hehehh habis ada yang minta di buat extra partnya. Pada protes bilang  gantung ini cerita.
Oh ya nggak nyangka 2k aja. Ini cerita paling cepat yang di baca.
Terima kasih ya 😍😍😍😍
Buat yang vote dan komen
Tanpa edit langsung upload

Salam peqiherry

Ssst!!!! bakalan ada part Sadham di extra part selanjutmya

Take on Me (Ending)Where stories live. Discover now