Bertengkar

2.9K 196 8
                                    

Pengumuman- pengumuman ya guys ini part ngandung konten semi. Wkakakaka...
Tenang walau gak ada adegan aneh-aneh. Gua masih anak perawan kemarin sore jadi gak paham buatnya.🤣🤣🤣🤣(ketawa setan)

Karena ada bahasa yang agak vulgar mohon di percepat aja lihatnya. Nanti takut ngayal.

Salam peqiherry

Ayra memandang langit-langit kayu dengan sedih. Sungguh malang nasibnya setelah adegan mandi bersama saat di hotel tiga hari yang lalu berakhir dengan demam tinggi dan mendapatkan rawatan di rumah sakit.

Tapi karena rasa ngengsinya ia tetap memaksakan diri untuk berlibur di Sabang. Siapa yang mau melewatkan bersantai di pantai. Walau sebenarnya ia tidak terlalu suka suasana laut. Dia terlalu mabuk saat perjalanan mereka kemari. Sekali lagi rasa ngengsi mengalahkan semuanya.

Ia tidak mau mendengar berita diluar sana. Suaminya berlibur sendirian. Atau memberi kesempatan pada pelakor-pelakor di luar sana mendekati pria itu. Carinya pakek penuh perjuangan. Mana mungkin dia melepaskan begitu saja.

Soal mantan pria itu? Saat di malam mereka menghabiskan waktu bersama ia beberapa kali sengaja memancing pria itu untuk sekedar melihat respon. Dan jawaban yang keluar dari mulut suaminya membuat darah mendidih.

"Kamu tahu aku kembali di gosipin sama fans kalian berdua" perempuan itu segera membuka topik pembicaraan sambil menggosok rambut panjangnya dengan handuk kecil.

"Abang gak pernah ikutin berita gosip lagi"Raja menjawab santai dengan mata yang masih sibuk dengan tontonan di depan.Istrinya.

"Aku di bully loh. Fans kalian berdua bilang aku pelakor" Cerocos Ayra.

"Sabar aja, nanti mereka gak bakalan ganggu kamu lagi"

Ia membuka mulut tanda tak percaya apa yang dikatakan suaminya. Yang di butuhkan sekarang ia mendapatkan dukungan dari pria itu.

"Mereka berharap aku mati Raja. Kamu tuh gak khawatir ya? Bisa aja mereka tiba-tiba datang nusuk aku! Kamu tuh beneran suami aku bukan ha?"

Tanpa berkata apapun Raja mengangkat jari tangannya yang tersemat cincin pernikahan mereka. Berharap tindakan pria itu mengurangi amukan istrinya. Sebenarnya dirinya terlalu lelah mendengar keluh kesah apapun.

Perempuan itu mengerucutkan bibirnya sambil membuka seluruh baju yang melekat di tubuhnya. Ia bertelanjang ria.

"Aku biasa tidur telanjang ya. Kamu jangan tiba-tiba serang!" Ancam istrinya lalu masuk ke dalam bed cover.

Hmm, kita lihat pria mana tahan kalau di suguhi pemandangan 21+ ke atas. Lupakan lemak di beberapa tempat. Atau hitamnya ketek dan selangkangan. Laki kalau lagi nafsuan apapun lupa termasuk mantan.

Raja mematikan saklar lampu kamar hotel Lalu ikut bergabung dengan istrinya.
Ia segera memeluk perempuan itu dari samping .

"Abang juga lupa bilang kalau tidur suka remas apapun" goda Raja.

Ayra berusah tenang dan seolah tidak memperdulikan tangan pria itu yang sedang melancarkan aksi nakalnya.

"Kenapa kamu gak undang Indah ke nikahan kita? Indah tahu kalau kamu sekarang udah nikah?

"...."

"Sebenarnya siapa yang hamilin Indah sih?kamu gak niat konferensi pers gitu, kalau bukan ka_"

"Udah malam banget nih Ra. Lebih baik kita tidur. Aku benar-benar lelah" potong Raja cepat. Ia segera menghentikan tangan-tangannya dari tubuh istrinya.

Perempuan itu sangat paham pria ini berusaha menghindari segala topik yang berhubungan dengan Indah.

"Kita lihat siapa yang menang. Gua bakalan cari tahu tentang kebenarannya" Ayra tertawa kesetanan dalam hati.

"Kamu kenapa?"

Ia segera membalikkan tubuhnya dan melihat pria yang membuyarkan lamunannya tadi.

"Kamu masuk aja ke kamar. Nanti demam lagi loh"

"..."

Raja berjalan mendekati istrinya yang sedang duduk di kursi gantung di teras kamar.

Pria itu mencoba menggibaskan rambut yang basah karena dirinya dari tadi sibuk snorkeling. Hampir 4 jam lamanya ia melihat panorama laut Sabang. Ia tidak memperdulikan tubuhnya makin coklat terbakar matahari.

Inilah kesempatan liburan yang tidak akan disia-siakan pria itu. Aktivitas di Jakarta yang padat membuat dirinya larut akan suasan liburan ini.

"Abang Minta handuk donk"

"..."

"Nanti kalau Abang masuk terus, kamar kita bakalan basah"

"..."

"Kamu kenapa? Sariawan? lapar?"

Ayra mengeleng cepat " Jawab yang jujur Indah hamil anak siapa?" Tanya perempuan itu dengan lugas.

"Ra, kita lagi di luar" Raja memperingati perempuan itu. Ia mulai menampakkan wajah tidak suka dengan pembicaraan mereka.

"Kenapa?

"Ra, please.."

"Oke, sorry aku paksa kamu ngomong. Aku mau pulang ke Banda. Sekarang"

😾😾😾😾😾

Hampir dua hari mereka menghabiskan waktu bulan madu mereka dengan saling tidak bertegur sapa.

Besok merupakan hari terakhir ia menginjakkan kaki di kota Sabang. Ayra memilih berjalan sendirian di tepi pantai. Ia butuh menjernihkan pikirannya. Ia bahkan mematikan ponselnya karena tidak ingin di ganggu oleh siapapun termasuk Raja.

Hah, pria itu sama sekali tidak berusaha meminta maaf sejak kejadian pertengkaran mereka yang berakhir dengan saling diam.

Apa segitu cintanya dengan mantan kekasihnya. Sehingga suaminya tidak ingin sedikit pun mantan terindahnya di usik dengan sindiran dari mulutnya.

Setelah lima jam menghabiskan waktu di luar sambil menikmati sunset. Ia segera kembali ke penginapan mereka. Sebenarnya ia ingin pulang saja ke rumah. Tapi, ia tidak boleh gegabah kedua orang tuanya akan curiga.

Ayra menaiki beberapa anak tangga untuk menuju penginapannya yang terletak paling atas. Pergerakannnya berhenti ketika raut wajah yang paling di hindarinya menatap dengan tatapan tajam.

"Dari mana aja kamu? Kenapa ponsel kamu matiin?"

"Cari udara segar. Hpku low batt"jawab Ayra lalu berjalan berlalu dari pria itu.

Sebuah cekalan di tangannya menghentikan pergerakan perempuan itu.

"Aku belum selesai bicara Ra"

Ayra menghela napas kasar "Aku beneran gerah. Jadi lepasin tangan aku" bentak Ayra kasar.

Melihat tidak ada respon dari pria itu membuat ia berusaha melepaskan genggaman suaminya.

"Raja lepasin Ak_"

"Ada hubungan apa kamu dengan Sadham?"

Tbc...


Take on Me (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang