Sahabat Kecil (Ending)

4K 197 2
                                    

Hujan begitu deras mengguyur kota Jakarta. Hampir sepekan ini kota yang dijuluki kota sibuk itu tak pernah tampak sinar matahari.

Seorang pria melirik jam tangannya dengan gelisah. Rasa gundahnya hilang seketika begitu melihat mobil range over bewarna hitam terparkir di halaman rumah.

Pria itu tersenyum lalu berjalan mendekati sang pemilik mobil. Ia bahkan tidak peduli tubuhnya ikut terkena hujan.

"Ngapain Lo kemari?"tanya sang pemilik mobil itu dengan nada tidak bersahabat.

"Gua mau minta maaf sama Lo"

"Jadi benar itu anak Lo? Sejak kapan Lo suka dengan Indah?" Tanya Raja dengan nada dingin.

"Gua gak suka dengan Indah"aku Sadham jujur.

Bugh..bugh...bugh

Raja memukul pria itu dengan membabi buta. Perasaannya hancur. Sahabatnya sendiri dengan tega menyakitinya.

"Uhukk..uhukk " Sadham mengelap bibirnya yang penuh darah. Kondisinya kacau tergeletak tak berdaya. Ia paham sahabatnya benar-benar terluka. Dengan tangan bergetar ia berusaha menggapai tangan Raja.

"Gua benaran minta maaf. Gua _"pandangan pria seketika gelap.

😾😾😾😾😾

Seorang anak kecil tampak kesakitan di badan jalan sendirian. Jalanan begitu sepi karena hujan deras turun sejak tadi pagi.

Anak kecil itu paham mungkin inilah akhir dari hidupnya. Tubuhnya benar-benar mati rasa. Ia sangat yakin Tuhan telah meninggalkannya sejak dulu. Ia bahkan sudah tidak sabar menunggu berjumpa dengan pemilik langit, bumi dan seisi alam.

Mulut kecilnya seolah tidak sabar mengucapkan protes. Kenapa tuhan tega membuatnya menderita? Kenapa tuhan melimpahkan cinta pada anak kecil lainnya tapi bukan dia.

Ia benci tuhan. Ia juga benci dengan ibunya. Gara-gara ibu ia harus menanggung semua caci maki itu. Kenapa ibunya bodoh membiarkan ia hidup?

Anak haram...

Anak pembawa sial...

"Kamu gak apa-apa?" Anak kecil berpayung kuning itu memberikan tatapan yang sulit diartikannya.

"Kamu beneran gak apa-apa? Kamu sanggup berdiri?" Tanya anak kecil berpayung kuning itu dengan raut khawatir.

"Kita kerumah aku aja ya. Biar aku obatin"

Anak kecil yang lemah itu tersenyum miris. Selama hidupnya ia tidak pernah melihat orang asing begitu khawatir. Atau ia sedang berhalusinasi?

Anak kecil itu mengerang pelan ketika anak kecil berpayung kuning itu membawanya ke tempat rumah kosong yang tidak jauh dari tempat mereka tadi.

"Nama kamu siapa? Kenapa badan kamu penuh luka? Kamu berantem ya? Kata Mama aku gak baik berantem itu" celoteh anak berpayung kuning itu.

"Aku Sadham. Aku gak berantem. Kakek selalu pukul aku"jawabnya polos.

"Kenapa? Kamu bandel ya?"

Sadham kecil mengeleng lemah "Kakek benci aku. Kakek mau bunuh aku" jawab Sadham dengan raut wajah sedih

"Kamu jangan sedih. Kamu mau gak berteman sama aku?"

"Mau"

Raja kecil tersenyum senang "Mulai sekarang kamu sahabatku"

"Iya"

Sadham Lo gak boleh mati. Lo harus hidup terus dengan rasa bersalah Lo. Siapa bilang Lo boleh ninggalin gua. Hah! Bangun Lo!! Lawan gua bangsat!!!

"Eh Dham Lo tahu kenapa gua mau jadi dokter?"

"Biar dikejar cewek-cewek? "

"Bukan kampret. Biar gua bisa selalu obatin Lo kalau Lo terluka"

"Ihh geli gua denger. Rontok bulu ketek gua!" Sadham menggosok-gosok tekuknya.

"Sialan Lo!"

Suara itu suara tawa lepas mereka. Kenapa? Memori ini seolah tidak hilang dalam hidupnya.

Raja teman kecilnya. Orang yang satu-satunya di sayangi nya. Mengapa  dengan bodohnya ia mengecewakannya. Kenapa? Kenapa???

"Dham gua cinta sama Raja. Apa aku gak boleh rasaian jatuh cinta? Kenapa Raja gak pernah lihat gua? Semua udah gua lakuin Dham?"

"Kenapa Dham? Kenapa mereka tunangan. Kenapa sakit kek gini Dham?"

Sadham...
Sadham...
Sadham...

Bola mata pria itu bergerak pelan. Dengan penuh kekuatan ia berusaha bangkit dari ranjang.

"SADHAM HASNAL! YA ALLAH AKHIRNYA LO BANGUN JUGA. GUA UDAH HAMPIR KHATAMIN QURAN BIAR LO BANGUN" teriak Renaldi histeris.

"Raja mana?" Sadham segera mengedarkan pandangan kesamping. Raja menatapnya sinis.

"Ngapain nanya gua? Gak lihat gua ngapain?"

Raja berdecih pelan melihat tatapan bego dari sahabatnya.

"Bantuin gua pilih foto Lo yang paling Lo suka?"

"Kok diem? Ini foto Lo mau gua taruk di lembar depan Yasin"jawab Raja ketus.

Untuk pertama kalinya sejak 35 tahun hidupnya ia menangis meraung. Sadham merasa sahabatnya tidak pernah meninggalkannya.

"Eh kampret ngapain Lo nangis. Banci banget sifat Lo. Hamilin anak orang Lo pinter. Tapi_"

Suara Raja tertahan pria itu memeluknya erat. Bahkan rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya tidak ia hiraukan.

"Mohon maaf siapa yang naruk formalin di sini? Perih banget mata gua" komentar Aldi. Dalam hatinya ia tersenyum lega kedua sahabatnya kembali. Kembali dengan kekonyolan.

Raja dan Sadham tertawa di sela-sela pelukan mereka.

"Maafin gua Ja"kata Sadham tulus.

"Gua gak bakalan maafin Lo Samapi mati. Jadi jangan coba-coba Lo kabur"

......

Nahhhhhhhh selesaiii juga ceritanya.
Masih gantung ya? Wkakakkaka
Mau nunggu ekstra partnya gak? Atau mau gua buat sekalian cerita lain.

Tapi aku gak janji hehehehe. Makasih buat kalian yang udah vote dan komen cerita ini. Gua berharap selama kalian baca cerita ini selalu terhibur.

Makasih juga udah jadiin cerita gua reading list kalian. Gua lebih bersyukur lagi kalian share cerita ini ke temen2 kalian yg lain.

Mungkin ada penerbit yang khilaf mau jadiin ini buku. Kalau gak ada gak apa2 juga hahahhahahah

Love
Peqiherry










Take on Me (Ending)Where stories live. Discover now