Rival?

2.6K 182 4
                                    

Ayra membantingkan ponselnya dengan emosi. Sejak tadi ia berusaha menghubungi Rajata.

"Mama lihat kan Raja gak angkat telepon aku. Jadi gak salah kan kalau aku juga gak peduli"

"Kamu ini gak pernah sabar" omel Tia.

"Udah deh Ma palingan dia lagi galau sama mantannya. Ayra bobok cantik dulu"

Tia menarik selimut dengan kasar " Kalian itu baru nikah sebulan saling diam-diaman? Dulu kenapa mau nikah"

"Mama dan Ayah yang restuin"

Tia memukul bahu anak semata wayangnya "Itu pilihan kamu sendiri ya...Mama dan Papa gak pernah paksa"

"Lagian kamu udah lama suka sama Raja kan? Bukan dulu nangis Bombay waktu Raja tunangan?"

"Mama!"pekik Ayra sebal.

"Makanya Mama bilang kamu itu harus ngalah. Pesan tiket ke Jakarta lalu selesaikan masalah kalian. Mama beneran usir kamu kalau gak denger kata Mama"

"Ta..Pi Ma"

Tia memberikan lototan tajam pada puterinya. Lebih baik ia segera meninggalkan puterinya agar merenungi sifat kekanakannya.

Ayra menghela kasar. Mau tidak mau ia harus menyelesaikan permasalahannya.

😾😾😾😾😾

Ting...tong...ting...tong

Seorang pria mengerang sebal mendengar suara bel di apartemennya yang memekakkan indera pendengarannya.

Dengan malas ia menyibakkan selimutnya. Lalu bangkit membukakan pintu.

"Hai my bro" sapa dua orang pria itu dengan wajah jahanamnya.

Raja menguyurkan rambut dengan kasar. Ya tuhan.. kedua sahabatnya dengan tidak tahu malu berkunjung di saat ia baru saja tertidur.

"Mukanya jangan bahagia gitu. Lo kangen kita kan?" Kata Renaldi sambil melenggang masuk tanpa permisi.

"Kami lapar. Numpang makan di tempat Lo"sambung Sadham lagi

"Kok ada Sushi? Lo habis beli Sushi?" Sadham dengan entengnya mendudukan pantatnya di meja makan.

"Lo makan sama siapa? Kok ada piring dan gelas dua?"

"Ayra disini?" Tambah Aldi lagi sambil mengedarkan matanya.

"Istri gua lagi di Aceh" pria itu sekarang sudah ikut bergabung dengan kedua sahabatnya.

"Alahmak istri. Sombong banget dengernya" goda Aldi.

"Oh ya kado gua udah sampe belum?"

"Memang gak ada otak Lo. Kado apaan kek gitu!"

"Buku kama sutra dan seperangkat alat mandi wajib" jawab Aldi sambil tertawa terkekeh.

"Lo lagi setan amat jadi orang. Kasih kondom kebini gua" maki Raja.

"Itu rasa Durian Thailand. Gua pesannya harus jauh-jauh ke Cina"

Raja berdengus sebal "Memang gak ada modal banget!"

"Eh gimana rasanya lepasin keperjakaan? Pas pertama kali celupin langsung gol? Atau pakek drama?" Aldi menaik turunkan alisnya dengan wajah mesum.

Raja menjitak kepala sahabatnya"Itu masalah urusan dapur gua. gak boleh di umbar sembarangan"

Aldi mengusap-usap kepala "Ya elah pelit banget ilmu. Kita kan penasaran. Secara disini Lo doank yang gak perjaka lagi. Bener gak?" Ia mengarahkan matanya ke Sadham untuk meminta dukungan dari ucapannya.

"Gua udah pernah" jawab Sadham santai.

"Gila! Lo zina?!" Teriak Aldi kencang.

"Iya berarti" Sadham mengangkat bahunya cuek.

Raja mengempalkan tangannya kuat di bawah meja "Siapa?"

Sadham tersenyum kecil ia melipatkan kedua tangannya di dada "Menurut Lo?"

"Wah becanda aja Lo Dham. Hidup Lo aja sering di habiskan dengan mayat dari pada cewek. Gaya Lo macam Pro aja "protes Aldi.

"Heh iblis forensik gak cuma berhubungan dengan mayat ya. Gua juga sering nanganin kasus orang hidup" kata Sadham tak terima

"Terserah lo dah. Gua mau boker dulu"Aldi langsung berlari ke toilet.

Suasana mulai memanas. Baik Raja atau Sadham saling berpandangan tanpa melihat ada satupun ada yang berniat membuka suara.

"Lo suka dengan istri gua? Setelah sekian lama akhirnya pria itu mulai memuntahkan pikirannya. Pria itu sengaja menekankan kata istri agar sahabatnya tahu

"Kalau Lo berpikir kek gitu gua gak perlu meralatnya kan?"

"Gua ingatin ke Lo Dham. Jangan bercanda kayak tadi. Orang bisa salah persepsi dengan kalimat Lo barusan"

"Gua gak bercanda. Apa yang gua bilang tadi bener. Gua udah tidur dengan orang yang Lo sayang"

Raja menarik kerah baju pria itu. Dengan gemetar ia menahan kepalan tinju yang bisa langsung ke wajah pria itu.

"Jangan pernah coba rebutin istri gua!"Ancam Raja.

Sadham tertawa geli "Yang bilang gua tidur dengan istri Lo siapa? Lo itu gampang banget emosinya. Gua gak pernah unboxing istri Lo bro. Mana berani gua dengan sikap istri Lo yang temperamental!'

Raja mengernyit dahinya bingung. Sedangkan Sadham semakin senang.

"Lo jaga yang bener istri Lo. Gua gak ada niat untuk rebutin Ayra. Tapi kalau dia kabur dari Lo. Gua dengan senang hati membuka jalan kepelukan gua"

"Gua gak suka dengan Ayra_" Sadham sengaja menjeda ucapannya untuk melihat respon Raja "Tapi gua cinta mati dengan istri Lo" kata pria itu tegas.

"Eh sorry gua lama di toilet. Ini perut isinya banyak banget yang harus di buang"Aldi menggosok perutnya dengan lega.

Aldi bingung dengan suasan yang terjadi. Kedua pria yang sangat dikenalnya saling melemparkan tatapan marah.

"Woii!! Kok ruangan ini jadi berasap???"

Tbc....

Balik lagi kan gua heheh. Kalau banyak yang baca gua biasanya semangat nulisnya....
Siap2 menuju ending guysq
Tanpa edit gua langsung upload
Selamat membaca.

Peqiherry














Take on Me (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang