Kecewa

2.8K 199 7
                                    

"Wah dokter Ayra meragukan saya nih. Kualitas sperma saya A++.  Sekali coba langsung tekdung. Mau coba dok?"canda Raja.

Ayra melipat kedua tangannya di dada lalu. Ia sempat terkejut melihat perubahan pria itu. Biasanya pria itu selalu terkesan kaku dan jaga jarak saat berbicara dengannya.

"Gak percaya gua. Besok kita cek spermanya ya? Gua tunggu di poli" tantang Ayra dengan nada jahil.

"Beres, besok saya libur"

"Wah sinting kalian berdua lagi rame kek gini bahas semen. Gua yang malu"

"Yang mainannya mayat diam aja. Bilang aja Lo iri" balas Raja.

"Gangguan mental emank Lo. Kayaknya cucok meong kalau kalian berdua nikah. Gua doain berjodoh deh"Sadham memainkan alisnya menggoda mereka berdua.

Mereka tertawa serentak hingga akhirnya Suara perempuan menghentikan pembicaraan mereka.

"Mas"
Raja memutarkan kearah sumber suara tersebut.

"Ya Indah"

"Mas, kalau nanti mas antar aku bisa? Soalnya tadi mbak Anggi nelpon. Dia bilang gak bisa jemput karena mobil di bengkel"

"Boleh. Tapi kamu gak buru-buru pulangkan? Kamu kecapean?"

Indah mengeleng pelan. Bola matanya bergerak ke perempuan dengan baju kebaya hitam dan rok abu-abu. Ayra yang merasa di nilai oleh wanita itu memberikan senyuman cangung.

Rajata berdeham pelan untuk mengalihkan fokus mantan tunangannya.

"Kenalin ini temen Mas Ayra dokter bedah urologi"

"Hai" sapa Indah ramah

Ayra menyambut uluran tangan itu "Gila, cantik bener sesuai namanya"

Sadham memukul bahu perempuan yang dari tadi menampilkan wajah kagum.

"Lo macam cowok aja. Ehem, kenal sama sayakan? Tanya Sadham grogi. Seketika nada bicara pria itu berubah.

"Mas Sadham kan? Indah ingat kok. Teman kecilnya Mas Rajakan?"

Sadham mengangguk semangat "Wah jadi grogi nih. Seorang artis papan atas ingat nama saya"

"Gak usah saya-sayaan jijik gua dengernya. Indah kamu kesana aja nanti kamu tertular jelek dengan Sadham"

"Dasar pribumi. Gua ganteng gini dibilang jelek"

"Oh ya, dedek Indah boleh minta nomor handphonenya?"

"Gak usah di dengerin. Kamu kesana aja. Telepon mas aja kalau udah mulai capek. Mas cemburu nih" komentar Raja.

Indah mengangguk paham. "Ya udah Mas Sadham dan mbak Ayra Indah duluan dulu"

"Silahkan Ndah" jawab mereka berdua dengan tatapan memuja.

Raja segera mencubit pipi Sadham dengan emosi "Awas Lo ya kalau berani dekatin Indah"

Sadham mengaduh kesakitan dengan kesal mengusap-usap pipinya.

"Sakit banget Lo cubit gua kampret. Lo kan dah putus. Posesif banget jadi mantan"

"Udah jangan berebut. Gua masih jomblo kok"seru Ayra.

"Ogah gua!"

Ayra segera menghadiahkan pukulan maut dari dirinya. Pria itu hanya bisa mengaduh pasrah.
                            😾😾😾😾

Perempuan itu berkali-kali meremas kedua tangannya untuk menghilangkan kegugupan dihatinya
Pria di samping seolah-olah tidak terganggu apapun dengan suasana terjebak berdua di dalam mobil.
"Mas, mas masih marah dengan Indah?" Tanya Indah ragu-ragu.

"Kenapa harus marah? Mas gak pernah marah sama kamu" jawab pria itu sambil tatapannya tetap terfokus dengan jalan raya di depan. Walaupun waktu sudah menunjukkan tengah malam. Suasana Ibu kota tak pernah mati. Apalagi malam ini malam Minggu. Di jamin jalan menjadi macet.

" Tadi aku ketemu dengan Mami Mas. Tapi Mami gak kayak biasanya. Mami pasti kecewa ya sama aku?"

"Kamu kan tahu Mami itu gimana. Mungkin Mami lagi PMS. Soalnya Papi pingin banget punya anak cewek"

Indah tertawa geli "Serius Mas?"

"Iya, Mas sampe pusing disuruh nikah biar kasih cucu"Raja ikut tertawa mengingat ancaman Maminya.

"Pokoknya Mami gak mau tahu. Kamu cepetan nikah sebelum sperma kamu kadaluwarsa. Papi itu sibuk banget pingin gendong bayi. Dasar pria tua. Dia kira mami pabrik anak? Umur segini mana sanggup lagi mengedan"

"Kasihan Papi kesepian Mi. Mami selama ini kerjaannya selalu ngomel-ngomel"

"Dasar ya kamu. Mau kamu nanti kalau mami hamil lagi kamu yang bantu mami melahirkan? Gak malu?" Ancam perempuan itu menggebu-gebu.

"Ya kan gak masalah. Lagian Mami punya suamikan"jawab Raja santai.

Wanita paruh baya itu segera mencubit pipi anak semata wayangnya. "Harusnya kamu yang buntingin anak orang. Dulu waktu hamil kamu _"

Raja memberikan ciuman di pipi maminya lalu segera angkat kaki sebelum perempuan itu melancarkan siraman rohani.

"Mas kenapa senyum-senyum? Ada yang lucu?"

"Nggak. Mas cuma keingat Mami yang kepingin punya cucu"

Indah menutup matanya ada rasa penyesalan yang merambat dalam hatinya.

"Mas kenapa gak pernah nanya alasan aku putusin pertunangan kita?" Indah menatap pria di samping dengan dalam.

"Mas tahukan, selama ini aku merasa hubungan kita gak sehat? Mas selalu mengatur aku harus apa. Pakai baju apa, harus berteman  dengan siapa. Hubungan kita harus selalu sesuai kehendak mas"

Raja tidak mengomentari apapun dia masih berusaha mengendarai mobilnya dengan tenang.

"Sebenarnya aku hamil Mas..."

Tbc

Haloha kembali lagi guys. Ntar malam, malam minggu. siapa yang jomblo angkat tangan. Yap, gua malam minggu kenak jadwal jaga lagi. Hufhh nasib nasib

Doakan jaga gua aman tentram dan aman. Semoga kalian sehat semua.
Sampai jumpa Sabtu depan











Take on Me (Ending)Where stories live. Discover now