2.0

862 145 11
                                    

Jeongwoo bangunin kepala dari atas meja. Musik yang nandain pelajaran udah berakhir mengalun dari setiap speaker yang ada di kelas dan lorong kampus. Dia ngehela nafas pelan dan rapihin alat tulisnya ke dalem tas.

Beberapa saat kemudian, Jeongwoo keluar dari kelas yang ditempatinya tadi. Cowok manis itu berjalan nyusurin lorong yang nembus ke kantin. Setiap gedung disini punya satu jurusan dan satu kantin, beberapa fakultas di setiap lantainya dan ruang guru di lantai atas setelah lantai dasar. Gitu aja sih basic-nya.

"Jeongwoo!" Seru suara yang bikin Jeongwoo sengap. Siapa yang manggil dia? Bukan kayak suara Daehwi yang nyaring, bukan juga suara Yein yang halus. 'Ohya, Yein dimana ya sekarang?'

Jeongwoo ngerasain tepukan di bahunya dan bikin dia spontan ngejauh sedikit lalu noleh ke belakang, ngeliat oknum kating sayang - sayangan ini lagi senyum hangat ke dia. "Hai, Jeongwoo!" Jinyoung lambaiin tangan di depan muka Jeongwoo dengan ekspresi ceria. Anak - anak yang lewatin mereka bisik - bisik kenapa Jinyoung sama Jeongwoo bisa ngomong berdua.

Jeongwoo diem - diem muter mata jengkel. Terus kenapa kalo ngomong berdua kan, Jeongwoo bukan virus yang harus dijauhin.

"Kenapa, kak?" Tanya Jeongwoo dengan sikap sopan. Dia diem dengan tangan di punggung sambil natap kating ganteng di hadapannya dengan pandangan kepo. "Makan bareng, yuk!" Ajak Jinyoung. Jeongwoo ngerutin dahi, kenapa tumben nih kating ngajak makan?

"Maaf, kak. Aku udah janjian sama Daehwi..." Jeongwoo berucap pelan dengan kepala yang nunduk. Dia ga berani natap mata orang saat dia bohong, Jinyoung jadi gemeshhh.

Jinyoung berdecak kemudian narik tangan Jeongwoo, "Gue ga terima penolakan. Ayo makan sama gue, traktiran nih!" Kemudian dia ngerangkul badan kecil Jeongwoo dan dirapetin ke sampingnya, takut kehilangan.

Jeongwoo gigit bibir, gapapa kan' ya kalau cuma sekali - sekali aja?




***


"Tuan Haruto, Tuan Doyoung." Sapa Pelayan Han ketika liat sosok dua pemuda tinggi nan tampan yang keluar dari mobil. Haruto cuma ngangguk ke pria paruh baya itu dan langsung nyelonong masuk sementara Doyoung bungkukkin badan ke arahnya dan ngajak dia masuk bareng.

Hhh. Dua tipe orang di dunia saat disapa oleh oranglain, diwakilkan oleh Haruto dan Jeongwoo. Kalau Doyoung itu kayak malaikat, berarti setannya Haruto.

"Haruto pulang!" Seru Haruto setelah dudukin diri di sofa ruang tamu rumah utamanya, aka mansion. Cowok itu nyomot cemilan kering yang ada di atas meja tengah tanpa peduliin para pelayan yang diem - diem merhatiin dia. Derita orang ganteng, dimana mana terkenal.

Mama Himari keluar dari ruang tengah dan hampirin anak kesayangannya. "Ruto~!" Seru wanita cantik itu sambil ngerentangin tangan, bersiap untuk meluk cowok bongsor itu. Haruto segera beranjak dan berlari ke pelukan hangat ibunya. Mereka berdua emang deket banget, sih karena Haruto itu softboy banget kalau lagi dirumah.

"Mama! Ruto kangen!" Rengek Haruto sambil ngeratin pelukannya. Udah lama dia ga manja sama mamanya, jarang pulang ke mansion gitu soalnya. Mama Himari juga kangen, karena ga ada yang dibayi - bayiin lagi katanya.

Keduanya lalu duduk di sofa. Haruto langsung tiduran dengan pangkuan Mama Himari yang dijadiin bantalan kepala. "Mama, beneran mau jodohin Ruto?" Tanya Haruto dengan nada kesel. Mama Himari ngehela nafas dan ngulurin tangan buat ngelus kepala putranya dengan sayang.

"Haru, maaf ya. Mama tau kamu ga akan mau, apalagi mengingat calon kamu adalah dia. Tapi, jalanin dulu ya? Mama akan cari cara untuk kamu." Bujuk mamanya dengan nada lembut. Haruto mempoutkan bibirnya, ga puas dengan jawaban sang mama tapi mau ga mau ngangguk juga.

Xihua Cafe; HajeongwooWhere stories live. Discover now