0.5

2.4K 356 29
                                    

Jeongwoo membenarkan surai hitamnya di depan cermin. Laki - laki berponi imut itu sesekali mengerutkan dahi ketika tatanan rambut yang dirasa sudah bagus justru terlihat jelek saat ia melihat pantulan wajahnya secara keseluruhan.

Ngerti, kan?

Yaaa memang sih Jeongwoo bukan cowok yang termasuk dalam kasta tampan imut ekstra manis ajegile, tapi setidaknya dia merasa sedikit lebih tampan dari segelintir orang.

Maksudnya orang - orang berwajah burik yang belum mandi selama berhari - hari.

Ya, begitulah Park Jeongwoo dengan segala insecurity dan sikap kurang pedenya.

Dia bingung kenapa laki - laki setampan Haruto bisa ngegebet dia, atau istilah lainnya menaruh rasa suka padanya, padahal mereka baru bertemu beberapa kali, boro - boro melakukan pendekatan dan menjadi emosional di hadapan satu sama lain, dan ya, tingkah Haruto tadi begitu mengganggu sistem pikirannya.

Jeongwoo mengerjapkan matanya ketika merasakan bagian belakang pakaiannya melekat di punggungnya, terasa dingin namun tidak menyegarkan.

Jeongwoo diciprati selang air.

***

"Lo gapapa? Udah enakan setelah ganti baju?" Tanya cowok berambut coklat perak yang berdiri di sisi pintu masuk toilet menunggu Jeongwoo sedari tadi. Jeongwoo hanya mengangguk samar dan menunduk sembari menyodorkan tangannya yang menggenggam kartu nama.

"Itu kartu namaku, kak. Lagi beberapa hari aku kembaliin ya kak, ambil aja di Kafe Xihua, tunjukkin kartu namaku di kasir nanti pasti ditahuin kok kesana mau ngapain," jelas Jeongwoo dengan senyum tipis.

Laki - laki itu mengumbar senyum simpul pada Jeongwoo. "Kenalin aku Bae Jinyoung, panggil aja Jinyoung... Sayang juga boleh." Jeongwoo hanya menyiratkan senyum kikuk, dalam hatinya sudah muak dengan laki - laki hidung belang seperti ini.

Ganteng?! Ganteng apanya, malah udah sayang - sayangan.

Jeongwoo hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tidak tahu harus bagaimana. Dia adalah tipe orang yang tidak pandai bertingkah dan berbicara dengan oranglain, kecuali jika orang itu sudah sangat dekat dengannya. Dia tidak akan masalah walaupun orang terdekatnya sangat agresif. Seperti Haruto.

Mendingan dia sama Haruto saja, setidaknya laki - laki itu hanya menyemburkan rasa rindu padanya. Tapi sama - sama ngegas, sih.

Eh?!?!?!?!? Seperti Haruto?! Mendingan?! BIG NO!

Jeongwoo kayaknya meriang, karena beberapa minggu ini Haruto tidak kembali mengunjungi Kafe Xihua ataupun menemui dirinya. Pesan dari nomor tidak dikenal pun tidak ada yang menyerupai bahasanya. Tanpa sadar Jeongwoo menghela nafas pelan.

Jeongwoo kebanyakan berharap. Huft.

"Dek, akhirnya lo masuk!" Seru suara dari belakang dan Jeongwoo tiba tiba dipeluk erat sekali. Laki - laki itu berusaha balik badan untuk melihat pelakunya tapi dilihat dari suara tingginya, sepertinya dia tahu siapa.

"Eheheheh, lama gak liat Kak Daehwi," jawabnya kalem sambil membalas pelukan laki - laki yang tidak jauh lebih tinggi darinya. "Lo kemana aja?! Jangan - jangan lo cuti kuliah buat nikah sama bulan madu setahun?!?!?!" Tanya Daehwi ngegas.

Jeongwoo tertawa lepas, "Ya enggaklah. Aku cuti buat kerja setahun, kak. Hehehe, nambah tabungan." Daehwi hanya mengangguk pelan dan kemudian menarik Jeongwoo ke arah kantin. "Lo harus traktir gue kalau gitu, pasti duit lo udah banyak neh!"

Jeongwoo dan Daehwi pergi ke kantin setelah sebelumnya berpamitan terlebih dahulu kepada Jinyoung yang hanya senyum - senyum melihat interaksi keduanya, terutama wajah Jeongwoo dan tawa lepasnya yang baru pertamakali dia saksikan.

Omg, manis banget.

Daehwi segera menarik Jeongwoo ke arah meja paling ujung di kantin dan memaksanya untuk duduk di salah satu kursi. Daehwi menatap Jeongwoo dengan penasaran, "Woo, itu siapa yang lo ajak ngomong di toilet tadi?"

Jeongwoo menatap Daehwi kesal. "Kenapa nanya aku? Kakak juga ngapain coba ke toilet terus sembarangan meluk - meluk? Gimana kalau orang yang kakak peluk itu bukan aku? Kan berabe nanti masalahnya." omel Jeongwoo yang membuat Daehwi menatap laki - laki imut itu dengan ekspresi bersalah.

"Hehehe, ya maaf, Woo. Kan gue kenal banget sama postur lo, gak mungkin lah salah orang! Oiya, lo enggak jawab pertanyaan gue! Sengaja ya lo?!" Jeongwoo berdecak kesal kemudian menumpu wajah dengan kedua telapak tangannya.

"Cuma cowok random, kayaknya sih kakak tingkat. Dari penampilannya, kalau gak salah dari Gedung J." Daehwi terdiam, memutar otaknya untuk menebak siapa cowok yang Jeongwoo ajak ngobrol di toilet tadi. Wajahnya terlihat familiar.

Jeongwoo ngasak rambutnya sekilas, jadi ikutan frustasi dia. "Mending kakak pesenin buat kita, nih uangnya." ujar Jeongwoo sambil nyodorin selembaran uang berpecahan besar ke arah Daehwi yang dia ambil dari saku jaketnya.

Daehwi langsung ngambil uang itu dari tangan Jeongwoo terus ngacir ke stan makanan kesukaan Jeongwoo dan dirinya. Kayak dulu.

Seenggaknya sekarang udah tenang.


***



Haruto turun dari mobil silvernya dengan kacamata yang nangkring cantik di wajah gantengnya. Dia nutup mobil dengan kakinya dan benerin tas yang nyender di bahu tegapnya. Cowok itu kelihatan ganteng, putih, dan bersinar kayak biasanya. Banyak fans Haruto yang melongo dibuatnya dan bahkan teriak - teriak ketika Haruto tersenyum tipis ke salah satu dari mereka.

Haruto kemudian nyamperin Jihoon yang hanya geleng - geleng kepala lihat kelakuan temennya yang suka tebar pesona itu. Meskipun Haruto suka tebar pesona, tapi dia setia kok. Sama pujaan hatinya, Jeongwoo aja. Hehe.

"Oi, kantin kuy," ajak Haruto dengan nada kocak. Jihoon ketawa dengernya kemudian ngeiyain ajakannya. Keduanya jalan dengan santuy ke arah kantin sambil sesekali ketawa karena guyonan Jihoon yang hampir selalu receh. Yah, Haruto ganteng tapi humornya tetep recehan.

"Wey, lo enggak nyari lagi? Anak Kafe Xihua itu record pacarnya nol, susah dapetin dia walaupun lugu dan polos." ucap Jihoon sambil bersidekap. Haruto menghela nafas, "Enggak peduli lah gue. Kalo gue mau dia, ya tetep dia aja. Enggak berubah - ubah lagi."

Jihoon berdecak kemudian segera berlari menuju meja paling ujung setelah sampai di kantin. Haruto yang sekarang bergantian geleng - geleng melihatnya.

Dasar Jihoon kampret.

"Park Jeongwoo, ya?"





A/N:

Maaf ya lama banget gak update cerita ini. Baru nemu waktu luang sekarang guys, hehe. Karna kesibukan sekolah dan hal lain. Mulai sekarang aku usahain update dengan rutin, terimakasih atas dukungannya.

Dan Treasure akan debut tahun ini!!! Finally, after a long time, hehe.

Thank you so much, my beloved reader ;)

Love you all!

Xihua Cafe; HajeongwooOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz