0.6

2.2K 345 16
                                    

Haruto berasa lagi kemalingan. Dia langsung sengap ketika denger suara Jihoon yang nyebut nama doinya. Cowok ganteng itu nyari keberadaan Jihoon dan melihat dia lagi salaman sama cowok bertubuh mungil yang lagi membelakangi dirinya. Omg badannya mirip si Uwoo juga dari belakang.

"Apa lo bilang?" Tanya Haruto menuntut. Jihoon menoleh terlebih dahulu sebelum cowok yang membelakanginya juga noleh karena Jihoon tiba-tiba diem.

"Haru...to?" Panggil Jeongwoo dengan suara ragu. Mata Haruto nyaris keluar dari tempat nyangkutnya karena lihat pemandangan super indah yang ada di hadapannya. Mulutnya kebuka lebar tapi enggak ngeluarin kata - kata apapun karena dia speechless.

"PARK JEONGWOO KENAPA BISA DISINI?!?!?!?"


-jihoon


***

Haruto sekarang lagi diem.

Tumben.

Padahal biasanya pecicilan pake banget.

Tapi enggak dengan matanya. Cowok itu mencuri pandang ke seberang meja yang ada di hadapannya untuk melihat wajah manis milik doi yang diagung - agungkannya selama beberapa minggu ini.

"Kakak kenapa? Sakit?" Tanya Jeongwoo yang nyadarin Haruto ke dunia nyata. Haruto jawab dengan gelengan kepala. "Enggak kayak biasanya kakak diem aja kak," lanjut Jeongwoo lagi sambil nelisik mata Haruto yang lihat kesana kemari.

Haruto gugup.

"L-lo ngomong gitu kayak lo udah lama tau gue aja,"

Jeongwoo langsung meringis. Sakit hati, dikit tapi. Lagian bener, kenapa Jeongwoo berlagak jadi kayak udah akrab lama sama Haruto.

Gak beres, sih ini.

Tiba - tiba kedengeran suara cegukan.

Lagi.

Lagi.

Dan lagi.

Jeongwoo langsung ketawa lepas.

"Apa sih lo ngetawain gue!" Seru Haruto gak terima. Dia mendengus kesel karena Jeongwoo gak berenti berenti ketawa. Tapi dalam hati juga seneng gak ketulungan karna liat ketawa Jeongwoo yang kelepasan.

Jeongwoo makin manis aja, gak kuat iman kan jadinya.

Pas mau nanya tentang keberadaan Jeongwoo di kampusnya cegukannya kembali lagi ganggu dia yang semakin mengundang tawa dari Jeongwoo. Gak apa lah keliatan konyol yang penting Jeongwoo bisa ketawa ngakak didepannya karena dia.

Iya, karna Haruto. Hehe.

"Nih air, diminum dulu." Ujar Jeongwoo setelah merogoh botol tupperware biru yang berisi air di dalamnya. Haruto nerima dengan senang hati lalu minum dalam satu tegukan. Jeongwoo tanpa sadar senyum senyum ngeliatin sosok Haruto.

Haruto itu hot, suka marah - marah, jutek, ngegas, tapi diam - diam ngangenin. Mukanya juga gak bisa dipungkiri ganteng, Jeongwoo jadi ngerasa gak pantes duduk sampingan sama Haruto.

Hah? Sampingan?!?!?!? Sama Haruto?!?!?!?

Mimpi Woo, mimpi mulu!!!!!!

WTF. Jeongwoo udah gila karena ketemu sosok manusia yang namanya Haruto.

Haruto kemudian mengembalikan botol tupperware setelah nutup. Jeongwoo sekarang malah salfok sisa - sisa tetesan air yang menggenang di dagu lancip cowok disampingnya.

Bukannya ngambil tupperware punya dia, tapi Jeongwoo malah nyeka tetesan air yang sudah netes beberapanya ke baju Haruto. Korbannya cuma bisa diem aja, enggak tau mau bersikap kayak gimana. Jeongwoo ngerasa jengah saat mendengar teriakan kesal dari cewek - cewek yang diyakini ditujukan ke dirinya karena udah ngancurin pemandangan indah mereka.

Haruto kemudian cengengesan saat sadar Jeongwoo lagi ngapain. Kulitnya tiba - tiba merinding saat Jeongwoo enggak sengaja nyentuh lehernya. Sentuhan Jeongwoo lembut dan halus, seakan - akan Haruto adalah barang pecah belah yang dimuseumkan.

Haruto jadi baper sendiri dibuatnya. Cowok itu berniat untuk megang tangan mungil Jeongwoo namun cowok itu lebih dulu menarik tangannya. Haruto mendesah kecewa, sedangkan Jeongwoo bingung kenapa Haruto tiba - tiba jadi sedih.

'Mungkin Haruto enggak nyaman sama bajunya yang agak basah.'

"Kakak mau ganti baju karena basah? Ini aku bawa kok baju cadangan di tas," tanya Jeongwoo lembut. Haruto baper maksimal dengernya dan ingin meleleh sekarang juga, tapi dia kuatin iman agar enggak ambyar. Memang ya Jeongwoo itu bahaya buat kesehatan Haruto.

"Enggak usah, gue gapapa. Nanti kering cepet, kok." Haruto nolak dengan halus.

Jeongwoo mengangguk - anggukan kepala tanda udah ngerti lalu nanya lagi, "Terus kenapa kakak tadi buang nafas keras - keras gitu? Kakak kesel karena ada aku, ya?" Haruto rapatin bibir karena enggak tau harus jawab apa.

Ini bocah beneran mikir dia enggak disukain sama Haruto, padahal waktu di kafe pertamakali Haruto udah ngegasnya minta ampun dan bahkan uring - uringan sendiri karena dia ngilang, dan masih aja Jeongwoo berpikir gitu?

'Sumpah, ngajak gelud nih anak.'

"Nanti aja lo tau sendiri. Gedeg gue, enggak peka banget dah jadi orang." Haruto jawab dengan nada kesel tapi itu enggak bikin Jeongwoo tersinggung, malahan dia masang muka penuh tanda tanya.

Haruto yang sadar sama itu langsung buang mukanya. "Udah deh, lupain aja. Jangan ngadain sesi QnA disini!" Ujar Haruto ngegas. Jeongwoo ketawa malu karena tahu Haruto sadar dan cuma diem.

Haruto nepuk dahinya. Hampir lupa nanyain satu pertanyaan paling penting yang terhambat karena problematika kerongkongannya.

"Lo kenapa bisa disini?"



A/N:

Hehe maaf ya pendek. Ini part khusus untuk kapal kita hehe. Jadi beberapa part kedepan pendek nih karena ngetik pake hp, maapin ya gaes.

See ya in the next part! Xoxo

Xihua Cafe; HajeongwooOnde histórias criam vida. Descubra agora